Thursday, January 31, 2008

Disiapkan 10 Rute Jalan Khusus

Sabtu, 5 Januari 2008

BANJARMASIN – Tudingan Ketua Pansus Raperda Jalan Pertambangan dan Perkebunan Besar Ir Gusti Perdana Kusuma, bahwa eksekutif kurang serius mematangkan rencana pembangunan jalan khusus tambang dan perkebunan besar, secara tegas dibantah Asisten II Setdaprov Kalsel Orhansyah.

Menurut Orhansyah, pemprov justru sangat serius dengan rencana tersebut, karena ditarget pembangunannya harus tuntas selama 2 tahun, atau paling lambat tahun 2009 mendatang. “Jadi, tidak betul kalau ada anggapan bahwa eksekutif tidak serius,” ujarnya kepada koran ini, usai menghadiri acara penyerahan DIPA tahun anggaran 2008 di Mahligai Pancasila, kemarin.

Ketua Tim Pengarah Pembangunan Jalan Khusus Angkutan Batubara dan Hasil Perkebunan Besar ini menambahkan, kajian pembangunan jalan khusus angkutan tambang dan hasil perkebunan besar harus dilakukan secara menyeluruh, karena akan diterapkan di seluruh Kalsel. “Tidak hanya Kabupaten Banjar dan Tapin saja akan dibangun jalan khusus tambang dan perkebunan, tapi juga di Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tala,” tandasnya.

Sehubungan dengan itu, paparnya, Bappeda Kalsel telah melakukan survei di Kotabaru, Tala, dan Tanah Bumbu, dan mencatat 7 rute yang memenuhi syarat menjadi jalan khusus tambang dan perkebunan. Yaitu, 2 rute di Kotabaru, 2 rute di Tala, dan 3 rute di Tanah Bumbu. “Saya sudah menerima hasil survei dari Bappeda. Selanjutnya, hasil survei tersebut dibicarakan dalam pertemuan dengan pengusaha tambang yang akan digelar bulan ini juga. Untuk diketahui, 7 rute jalan sebagaimana hasil survei itu tidak mutlak menjadi lokasi jalan,” ujarnya.

Sementara itu, untuk 3 rute jalan khusus tambang dan perkebunan besar di Tapin dan Kabupaten Banjar, Orhansyah memastikan sudah beres dan tinggal pematangan saja.

Seperti diketahui, 3 investor telah mengajukan jalan khusus angkutan pertambangan batubara ke Pemprov Kalsel, yakni PT Anugerah Tapin Persada, PT Bangun Buana Cemerlang, dan PT Talenta Bumi. Dengan mempersiapkan dana mencapai USD 35 juta, PT Anugerah Tapin Persada akan membangun jalan tambang sepanjang 28,735 km mulai Kecamatan Tapin Selatan (Desa Suato Tatakan, Rumintih, dan Lawahan), Kecamatan Tapin Tengah (Desa Sukaramai, Sei Bahalang, Pematang Karangan, Pandahan, Pematang Karangan Hilir), Kecamatan Candi Laras (Desa Baringin), dan Candi Laras Utara (Desa Margasari Hilir).

Sementara PT Talenta dengan investasi mencapai Rp275 miliar akan membuat jalan sepanjang 71 km mulai dari Jl A Yani Km 71 atau Jalan Raya Binuang hingga Kabupaten Batola (menuju Sungai Barito atau seberang Kota Marabahan). Sedangkan jalur sepanjang 31 km dari Desa Tatakan-Sungai Puting (Tapin) dibangun oleh PT Bangun Buana Cemerlang, dengan investasi USD 30 juta (belum termasuk dana pembebasan lahan).

Meski telah ada 3 investor, ternyata perangkat hukumnya dalam bentuk Raperda Jalan Pertambangan dan Perkebunan Besar hingga kini masih dibahas di DPRD Kalsel.

PT ATP Mulai Bekerja

Sementara itu, meski Raperda Jalan Pertambangan dan Perkebunan Besar belum selesai dibahas, namun untuk mengatasi permasalahan angkutan batubara yang selama ini melintasi jalan negara dari Kabupaten Hulu Sungai Utara hingga ke Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. PT Anugerah Tapin Persada (PT ATP) sejak akhir tahun 2007 kemarin, mulai membangun jalan dan pelabuhan khusus (pelsus) batubara di Kabupaten Tapin. Diperkirakan, pembangunan jalan khusus tambang tersebut akan rampung dalam waktu satu tahun atau pada tahun awal tahun 2009 mendatang.

Direktur Utama PT ATP Rahimullah MBA menjelaskan, untuk membangun jalan sepanjang 28,5 kilometer, dengan lebar ruas jalan 50 meter dan badan jalan 20 meter, pihaknya sudah menyiapkan investasi sebesar USD35 juta atau senilai Rp332,5 Miliar.

“Pembebasan tanah sudah rampung 95 persen dan kami sudah mulai membuat badan jalan,” ujar Rahimullah seraya menyebut, bahwa ruas jalan ini melewati 4 kecamatan dan 11 desa di Kabupaten Tapin.

Lebih lanjut diungkapnya, sebelum membangun jalan pihaknya sudah melakukan pengamatan dan pantauan terhadap angkutan batubara. Hasilnya, ternyata truk yang melintas di jalan negara dari HSS sampai ke Banjarmasin, mencapai 2.400 buah perhari. Termasuk juga mengamati berbagai dampak yang ditimbulkan, seperti seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas, kemacetan dan debu.

Pembangunan jalan angkut batu bara ini dimulai dari Desa Suato Tatakan di Kecamatan Tapin Selatan hingga di Desa Margasari Kecamatan Candi Laras Utara. Sedangkan stockpilenya berada di pinggir Sungai Nagara, Kecamatan Candi Laras Utara, dengan luas areal 53,6 hektare.

Lantas darimana PT ATP bisa mengembalikan investasinya? “Dengan jalan dan pelsus, maka kami bisa menyediakan jasa jalan angkut batubara. Tapi soal tarif, kami belum tentukan,” cetusnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, jalan batubara ini akan menampung semua jenis angkutan batubara untuk 2–3 tahun pertama, tapi pada tahun berikutnya, hanya truk dengan kapasitas minimum 20 ton yang boleh melewati.

PT ATP juga, tambah Rahimullah akan memakai jalan penghubung milik PT Antang Gunung Meratus (PT AGM). “Kami sudah membuat pernyataan bersama dengan PT AGM untuk penggunaan jalan penghubung ini,” ujarnya.

Agar tidak menggangu arus lalu lintas di jalan Negara di kilometer 101, PT ATP akan membangun fly over atau jalan layang hingga di Sungai Jayau, Desa Margasari Hilir yang melintasi jalan provinsi. (sga/nti)

Thursday, January 24, 2008

Pengusaha Tambang Borong Dolar

Kamis, 24-01-2008 | 00:50:25

•  Investor Kalsel Harus Tetap Waspada

BANJARMASIN, BPOST - Anjloknya nilai rupiah akibat bergejolaknya perekonomian Amerika Serikat, dimanfaatkan pengusaha tambang untuk mendulang untung.

Mereka berlomba menjual dolarnya ke tempat penukaran uang (money changer), sehingga pembelian uang negeri Paman Sam tersebut meningkat dari 20 ribu dolar pada hari biasa menjadi 30 ribu dolar atau naik 50 persen. "Yang banyak menukar dolar itu para pengusaha tambang, bisa sampai 30.000 dolar. Tapi, kalau persediaan dolar kami tidak cukup, bisanya kami transfer ke rekening," ungkap Fatmawati, staf money changer PT Haji Latunrung, Rabu (23/1).

Selain dolar, paparnya, penjulan mata uang Riyal juga mengalami peningkatan signifikan, terutama oleh warga Kalsel yang baru pulang dari berhaji.

Berbeda dengan kondisi di PT Arta Money Changer, di penukaran uang asing ini malah penjualan mata uang Riyal Arab Saudi meningkat hingga 30-50 persen.

"Nasabah yang bertransaksi didominasi oleh perorangan, terutama tamu hotel dari kapal-kapal asing serta orang asing yang berusaha di sini, sedangkan corporate hanya sekitar 25 persenya saja," ujarnya.

Ditambahkannya, kondisi yang bagus bagi pedagang valuta asing adalah, harga rupiah yang fluktuasinya antara 25-50 poin. Apabila lebih dari 100 poin, malah tidak menguntungkan, karena keuntungan dari selisih harga bisa lebih kecil.

Sementara itu, di Pojok Bursa Efek (BEJ) Fakultas Ekonomi Unlam, beberapa mahasiswa dan dosen asyik mengikuti perkembangan saham yang turun naik.

Edi, Mahsiswa Fakultas Ekonomi mengatakan, kondisi rupiah yang kurang stabil saat ini, membuat dia mulai aktif kembali untuk bermain saham.

Diungkapkan Edi, saat ini sangat cocok untuk pemain saham harian. "Kalau rupiah tidak stabil, saham harian bisa menguntungkan. Tapi tergantung kita memilih saham mana yang menguntungkan, karena kalau salah pilih akan rugi juga," ungkapnya.

Saatnya Beli

Sementara itu, Analis dari PT Mega Capital Indonesia Banjarmasin, Tien Radhina mengatakan, anjloknya harga saham global bisa menjadi momen untuk meraih keuntungan.

Jadi, kata Tien, investor harus bersabar jangan cepat terpancing untuk melakukan pejualan besar-basaran, yang akhirnya rugi. "Gejolak ini sudah biasa, hanya investor di Kalsel harus waspada," kata Tien di kantornya, Rabu (23/1).

"Minimal sampai Imlek, karena laporan perusahaan di Amerika Serikat baru disampaikan setelah hari raya China tersebut," kata Tien.

Kenapa kita tidak perlu khawatir, ucapnya, karena fundamental regional kita lagi bagus, jadi ekonomi kita masih tahan menghadapi terpaan dari luar. "Malah, kalau menurut saya saat ini adalah saat untuk membeli saham, karena harga saham lagi didiskon besar-besaran," saran dia.

Ucapan yang sama juga dilontarkan, Operation Manager PT Bank Mandiri Banjarmasin, Belman S Anggen SE. Menurut dia, saatnnya untuk beli saham, pasalnya apabila momen ini tidak diraih, maka kesempatan untuk membeli saham murah akan sulit didapatkan.

"Saya rasa inilah saatnya bagi investor atau pengusaha di daerah ini untuk membeli saham, khususnya saham bluechip seperti Mandiri. Karena harganya lagi turun," kata di kantornya, kemarin (23/1).

Karena, jelas Belman, Saham Mandiri adalah saham bagus, kinerja keuangan Mandiri juga bagus. NPL rendah dan labanya tersebesar di antara bank di Indonesia. "Turunnya harga saham Mandiri ini, bukan faktor internal melainkan karena kondisi ekonomi AS yang lagi resesi," ucapnya. Dengan kondisi itu, lanjut dia, saham Mandiri akan cepat pulih dan dalam beberapa hari akan naik ke menjadi 4.000. tri/ff

Sektor Batu Bara Pasar Potensial

Selasa, 22-01-2008 | 01:00:20

•  GM Tractors akan Garap Bisnis di Kalsel

BANJARMASIN, BPOST - Penjualan alat berat untuk sektor pertambangan dan perkebunan diperkirakan terus meningkat sampai tiga tahun ke depan. Hal itu seiring tingginya permintaan atas komoditas pertambangan dan perkebunan.

Apalagi setelah melihat perkembangan harga batu bara, dari pertengahan 2007 saja 50 dolar AS per ton sekarang harganya sudah 84 dolar AS per ton. Selain itu, di sektor agribisnis akan dibuka satu juta hektar lahan kelapa sawit di Indonesia setelah harga CPO melambung.

Khusus untuk batu bara, permintaan domestik juga akan meningkat sejalan dengan pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW berbahan bakar batu bara.

Ditambah rencana pemerintah pada 2008 membangun sarana dan prasarana transportasi, membuat kebutuhan peralatan berat di Indonesia terus meningkat.

"Menurut data Departemen Pekerjaan Umum (PU), 2007 lalu dana untuk membangun sarana dan prasara di Indonesia sebesar Rp 34 triliun. Sedang tahun ini bertambah dua kalilipat, paling tidak untuk konstruksi sarana dan prasarana senilai Rp 7 triliun. Ini merupakan faktor yang bisa mempengaruhi peningkatan penjualan alat-alat berat di 2008," kata Presdir PT Gaya Makmur Tractors (GM Tractors), Tjandi Mulyono di Jakarta, akhir pekan lalu.

Selain itu, lanjutnya, peluang infrastruktur baru di kawasan perkebunan, pertambangan menjadi sasaran bisnis untuk alat berat. "Di sisi lain, kebijakan pemerintah menghentikan impor alat berat bekas berakhir hingga Desember 2007 merupakan peluang pasar yang baik buat GM Tractors dan perusahaan lainnya," ungkap dia.

Karena itu, paparnya, kami mentargetkan penjualan 2008 naik 40 persen menjadi 400 unit dibandingkan 2007 hanya terjual sekitar 300 unit.

Produk alat berat dari China yang dijualnya, lanjut Tjandi, harganya lebih murah 40 persen dari merk Jepang, sedang kualitasnya berada di 80 sampai 90 persen. Sehingga banyak diminati perusahaan perkebunan, pertambangan dan Departemen PU di Indonesia.

Untuk menggarap pasar alat berat di perkebunan dan pertambangan Kalsel, jelas Tjandi, pihaknya akan membukan cabang di Banjarmasin. "Dengan dukungan kantor cabang di Medan, Pekanbaru, Palembang dan Balikpapan, pada semester II-2008 akan buka di Banjarmasin serta Makassar, kami optimis bisa menjual lebih banyak lagi," katanya usai peresmian kantor pusat GM Tractors di Jakarta, Jumat (18/1).

Sementara itu, Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian Budhi Dharmadi mengatakan, untuk mendukung peningakatan penjualan alat berat, pemerintah tidak membuka kran impor truk dan kendaraan berat bekas. Kebijakan yang sudah berlangsung selama satu tahun ini, setelah direview ternyata berdampak positif terhadap bangkitnya industri truk dalam negeri.

Menurut Budhi, setelah keran impor truk bekas di tutup, terhitung per 31 Desember 2006 kebijakan itu tidak hanya mendorong permintaan truk, tetapi berpeluang menumbuhkan industri pendukung di dalam negeri yang umumnya industri berskala menengah dan kecil. PersdaNetwork/hbk/dtc

DMO Batu Bara Batal

Sabtu, 19-01-2008 | 01:10:05

JAKARTA, BPOST - Pengusaha mendesak pemerintah tetap memberlakukan domestic market obligation (DMO) batu bara setidaknya 30 persen dari total produksi nasional untuk kebutuhan industri dalam negeri.

"Saat ini kalangan industri sedang menghitung berapa total kebutuhan batubara untuk dalam negeri. Penghitungan ini ditargetkan rampung dalam 3 bulan ke depan," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi di Jakarta, Jumat (18/1).

Kalau dalam 3 bulan ke depan tidak ada jaminan pasokan batu bara, jelasnya, berapa banyak lagi industri yang kolaps. "Kami pindah pakai batu bara karena sudah tidak sanggup beli BBM, sekarang malah batu baranya yang tidak ada," keluh Sofyan.

Sofyan menyayangkan pemerintah tidak tegas kepada produsen batu bara dengan membiarkan batu bara yang dieksploitasi dari bumi Indonesia untuk diekspor besar-besaran.

Menurutnya produsen batu bara memilih mengekspor karena bisa dapat uang langsung lewat LC. Karena kalau dijual ke dalam negeri produsen itu takut tidak dibayar, sehingga enggan menjual ke dalam negeri.

Apabila kondisi ini dibiarkan terus menerus, Sofyan khawatir ini akan mengganggu iklim investasi. Menurutnya, akan semakin banyak investasi asing yang hengkang.

"Ini tidak ada aturannya, pemerintah hanya menyerahkan urusan ini ke supply dan demand, harganya jadi bisa dipermainkan. Swasta dibebaskan ya cuma cari untung. Harusnya pemerintah bertindak sebagai perantara masalah batubara ini, " ujarnya. dtc

Thursday, January 17, 2008

Tunjangan Sopir Tambang Berkurang

Kamis, 17-01-2008 | 00:25:35

TANJUNG, BPOST - Sudah tiga pekan, pengiriman batu bara dari PT Adaro Indonesia ke sejumlah pelanggan di pulau jawa tersendat. Penyebabnya, sarana angkutan dari perusahaan rekanan seperti rightender tidak berani mengantar karena ketinggian gelombang di laut jawa membahayakan pelayaran.

Tumpukan batubara di stockpile Kelanis yang lambat dikirim membuat perusahan sub kontraktor mulai mengurangi volume armada angkutan dari tambang yang mengantar batubara ke Kelanis. Para sopir truk dan trailer pun mengeluh. Karena terpangkasnya jam kerja mempengaruhi tunjangan.

"Di SIS sekarang cuma 20 unit yang jalan, biasanya 40 unit. Padahal sopirnya 100-an orang. Jadi menunggu rolling-nya itu kelamaan. Kalau biasanya stay 1 hari sekali, sekarang 2 hari sekali baru narik," kata sopir trailer PT SIS, Selasa (15/1).

Ia mengatakan tidak cuma pemangkasan jam kerja sopir tapi karyawan di bagian tambang juga sebagian dipangkas jam kerjanya untuk mengimbangi belum terangkutnya batu bara di penampungan Kelanis.

Eksternal Media Relations PT Adaro Indonesia, Ismail dihubungi via telepon tidak mengakui pemangkasan jam kerja pada bidang tertentu. Namun ia mengatakan hal itu untuk mengatur ritme kerja menyesuaikan kondisi cuaca dan hambatan dalam pengiriman barang.

Ia mengatakan selama musim hujan, perusahaan biasanya sengaja mengurangi produksi karena berbahaya melakukan aktivitas pertambangan seperti blasting (peledakan) dan pengerukan. Karena target produksi perusahaan bulanan bukan harian, kondisi itu tidak mengganggu.

"Sebenarnya tidak ada kebijakan umumnya, tapi cuma diatur ritmenya. Gelombang sekarang juga masih cukup besar sehingga jadi kendala untuk pengiriman ke klien dalam negeri, tapi kalau untuk luar negeri masih lancar," ujarnya.

Dijelaskan Ismail untuk klien dalam negeri seperti pembangkit di Pacitan, Suralaya maupun Cilacap kiriman dilakukan dengan tongkang yang ditarik tug boat. Saat ini tidak mungkin dilakukan. nda

Tuesday, January 15, 2008

Jalan Khusus Tambang Mulai Dibangun Diprediksi Selesai Awal 2009

Sabtu, 5 Januari 2008
Radar Banjarmasin

RANTAU - Untuk mengatasi permasalahan angkutan batubara yang selama ini melintasi jalan negara dari Kabupaten Hulu Sungai Utara hingga ke Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. PT Anugerah Tapin Persada (PT ATP) sejak akhir tahun 2007 kemarin, mulai membangun jalan dan pelabuhan khusus (pelsus) batubara di Kabupaten Tapin. Diperkirakan, pembangunan jalan khusus tambang tersebut akan rampung dalam waktu satu tahun atau pada tahun awal tahun 2009 mendatang.

Direktur Utama PT ATP Rahimullah MBA menjelaskan, untuk membangun jalan sepanjang 28,5 kilometer, dengan lebar ruas jalan 50 meter dan badan jalan 20 meter, pihaknya sudah menyiapkan investasi sebesar USD35 juta atau senilai Rp332,5 Miliar.

“Pembebasan tanah sudah rampung 95 persen dan kami sudah mulai membuat badan jalan,” ujar Rahimullah seraya menyebut, bahwa ruas jalan ini melewati 4 kecamatan dan 11 desa di Kabupaten Tapin.

Lebih lanjut diungkapnya, sebelum membangun jalan pihaknya sudah melakukan pengamatan dan pantauan terhadap angkutan batubara. Hasilnya, ternyata truk yang melintas di jalan negara dari HSS sampai ke Banjarmasin, mencapai 2.400 buah perhari. Termasuk juga mengamati berbagai dampak yang ditimbulkan, seperti seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas, kemacetan dan debu.

Pembangunan jalan angkut batu bara ini dimulai dari Desa Suato Tatakan di Kecamatan Tapin Selatan hingga di Desa Margasari Kecamatan Candi Laras Utara. Sedangkan stockpilenya berada di pinggir Sungai Nagara, Kecamatan Candi Laras Utara, dengan luas areal 53,6 hektare.

Lantas darimana PT ATP bisa mengembalikan investasinya? “Dengan jalan dan pelsus, maka kami bisa menyediakan jasa jalan angkut batubara. Tapi soal tarif, kami belum tentukan,” cetusnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, jalan batubara ini akan menampung semua jenis angkutan batubara untuk 2–3 tahun pertama, tapi pada tahun berikutnya, hanya truk dengan kapasitas minimum 20 ton yang boleh melewati.

PT ATP juga, tambah Rahimullah akan memakai jalan penghubung milik PT Antang Gunung Meratus (PT AGM). “Kami sudah membuat pernyataan bersama dengan PT AGM untuk penggunaan jalan penghubung ini,” ujarnya.

Agar tidak menggangu arus lalu lintas di jalan Negara di kilometer 101, PT ATP akan membangun fly over atau jalan layang hingga di Sungai Jayau, Desa Margasari Hilir yang melintasi jalan provinsi. (nti)

“Kita Larang Ekspor Batu Bara”

Jumat, 11-01-2008 | 01:15:25

• Perusahaan Besar Harus Bangun Power Plan

BANJARMASIN, BPOST - Untuk mengatasi krisis listrik di daerah ini, Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin menghendaki perusahaan atau penambang batu bara berskala besar untuk membangun power plan.

Saat ini, jelas Rudy, batu bara kita over suplai dan banyak diarahkan ke luar daerah, bahkn luar negeri. “Kalau mereka membangun power plan, perusahaan batu bara bisa membantu PLN. Dan PLN bisa menjual listrik dengan harga murah ke masyarakat,” kata Rudy saar coffe morning di Bulog Kalsel, Rabu (9/1).
Kalau penambang besar dan perusahaan batu bara tidak mau melakukan hal itu, tegasnya, Pemprov Kalsel akan mengeluarkan regulasi pelarangan ekpor batu bara.
“Kita akan bersikap tegas, dan mengeluarkan regulasi  pelarangan ekspor batu bara. Karena kondisi listrik kita dalam keadaan krisis,” papar dia.
Selama 2007, ungkap orang nomor satu di Banua ini, kita telah memproduksi batu bara sebanyak 73 juta ton, dan jumlah itu sepertiga dari jumlah nasional.
“Untuk tahun ini diprediksi jumlahnya 70 juta ton dan masih sepertiga dari jumlah nasional. Tapi dengan jumlah sebesar ini, tidak bermanfaat bagi masyarakat Kalsel,” kata dia.     
Dari jumlah itu, jelas Rudy, 45 juta ton merupakan produksi PT Adaro dan 23 juta ton dari Arutmin, sedang selebihnya dari kuasa pertambangan (KP).   
Saat ini, lanjut dia, Kalsel mengalami krisis energi pada kondisi luar biasa. “Sehingga listrik kita kadap baumuran (padam terus),” ucap Rudy.
Perlu Diatur
Sementara itu, Direktur Indonesia Development Monitoring (IDM), Dwi Mardianto mengatakan, pemerintah diminta tegas dalam membuat kebijakan terkait kebutuhan energi primer untuk sektor ketenagalistrikan seperti batu bara guna mendukung kepastian suplai energi kepada pembangkit listrik PLN.
“Pemerintah harus mengkaji opsi pemenuhan kebutuhan batu bara dan untuk mengantisipasi bertambahnya kebutuhan pemakaian batu bara kelistrikan dalam dua tahun ke depan, opsi yang harus disiapkan adalah mengubah royalti batu bara dari bentuk tunai ke bentuk barang,” tuturnya.
Ditambahkan dia, perubahan royalti dalam bentuk batubara ini dapat diggunakan oleh PLN dalam mendukung suplai untuk pembangkit listriknya.
Selain itu, Dwi menegaskan pemerintah juga perlu menyiapkan sarana dan infrastruktur pendukung pasokan batu bara. “Aturan yang melarang kapal berbendera asing mengangkut batu bara menjadi faktor yang mengancam pasokan ke depan, sebab pertumbuhan armada kapal di dalam negeri belum sanggup mengimbangi kenaikan pasokan,” jelasnya.
IDM dikatakan Dwi memberikan dukungannya kepada penyelenggaraan proyek pengadaan listrik 10 ribu MW. “Ketergantungan hidup kita terhadap listrik sudah sangat tinggi, bahkan listrik sudah jadi kebutuhan primer sementara sumber daya listrik masih sangat minim jika dibandingkan kebutuhan listrik saat ini,” ujarnya. tri/dtc

Dinas Pertambangan Belum Efektif

Sabtu, 05-01-2008 | 00:30:57

Cuma Punya 13 Staf
TANJUNG, BPOST
- Meski sudah resmi dibentuk bahkan ditunjuk pejabat pemimpin organisasinya saat perombakan pejabat di Halaman Pendopo Bersinar Senin (24/12), sampai kemarin Dinas Pertambangan Kabupaten Tabalong belum resmi beraktivitas.

Jangankan urusan administrasi kantor, dinas paling anyar di lingkungan Pemkab Tabalong itu pun belum memiliki kantor tetap.

Rencananya untuk sementara aktivitas dinas dipusatkan di eks rumah dinas (rumdin) wakil bupati (wabub) Tabalong di Jalan Pangeran Antasari.

Saat ini staf dinas yang berjumlah 13 orang sedang berbenah, karena kondisi kantor masih kosong melompong. Di gedung yang sebelumnya sempat jadi kantor PDAM Tanjung itu hanya tampak sejumlah meja dan kursi staf yang belum tersusun rapi, tanpa lemari atau perlengkapan kantor lainnya.

"Ya kita belum ada kegiatan. Rencananya satu bulan ini kita isi dengan menyiapkan tempat dulu. Lalu kita pelajari tupoksi dinas sesuai yang digariskan," kata Kepala Dinas Pertambangan, Kiswanul Arifin, Rabu (2/1).

Mantan Direktur PDAM Tanjung itu menambahkan setelah urusan administratif dan pengaturan kantor selesai, pihaknya segera fokus melaksanakan ketentuan tugas pokoknya.

Di antaranya meneruskan sebagian tugas dan kewenangan biro ekonomi yang kini sudah dilebur dengan bagian keuangan, yakni mendata perusahaan tambang yang beroperasi, kontribusinya serta aset yang dimiliki daerah.

"Saya dulu Kabag Ekonomi empat tahun menangani pertambangan, jadi sudah ada gambaran. Kita akan melakukan pemetaan ulang wilayah dan pengusahaan pertambangan. Penting juga pengawasannya baik tambang umum maupun tambang rakyat," katanya.

Menurut Kiswanul selama ini potensi pertambangan masih belum optimal digarap, terutama tambang rakyat yang tidak jelas kontribusinya ke daerah. Ke depan ia juga berencana mencari peluang yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan PAD dari sektor pertambangan.

Namun ia berjanji akan memperhatikan tata ruang daerah untuk pemberian izin penambangan agar tidak berbenturan dengan proyek pembangunan ekonomi di sektor terbarukan seperti perkebunan dan pertanian yang juga jadi andalan Tabalong.

Sebelumnya Bupati Tabalong, H Rachman Ramsyi, mengatakan, salah satu tugas Dinas Pertambangan melayani calon investor dan mempromosikan potensi mineral Tabalong. nda

Pertambangan Sumber Emisi Terbesar

Rabu, 02-01-2008 | 00:38:50

BANJARBARU, BPOST - Pemanasan global (global warming) banyak diakibatkan karena aktivitas manusia. Di Kalimantan Selatan, maraknya dunia pertambangan dan perkebunan kelapa sawit disinyalir menjadi sumber utama emisi karbon yang berpotensi menyulut perubahan iklim.

Junaidi SKM, MS, Akademisi dari Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Banjarbaru menyatakan hal tersebut saat diskusi lesehan sahabat Wahana Lingkungan Hidup ( Sahabat Walhi) Kalsel bertajuk Menyoroti Kebijakan Pemerintah Kalsel Dalam Menghadapi Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, belum lama ini.
“Di Kalsel, ada dua kegiatan utama yang menjadi penyumbang emisi karbon terbesar yaitu pertambangan dan perkebunan kelapa sawit,” ujarnya.
Menurutnya, kebun sawit sekarang juga merambah lahan gambut, di mana sumber karbon dapat keluar dari aktivitas pembakaran dan pengeringan secara alami. Ada beberapa perusahaan kelapa sawit berlokasi di lahan gambut. Seperti di daerah Marabahan, Tapin, Rantau dinilai belum maksimal mengelola lingkungan terkait kondisi tersebut.
Ironisnya, pemerintah daerah tak menyokongnya. Terbukti, Bapedalda kurang memiliki SDM yang berlatarbelakangi lingkungan hidup berdasarkan riset yang dilakukan UI.
Dalam diskusi yang diselenggarakan di Pondok Bambu Walhi itu juga terungkap telah terjadi ekspansi sawit di lahan gambut. Contohnya, seperti diungkap Hegar peserta diskusi lain. Menurutnya, Pemkab Tapin telah memberi izin pada areal perkebunan kelapa sawit di areal persawahan yang menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat.
Warga di sana sekarang sedang melawan kebijakan tersebut. Kondisi ini lebih diperparah lagi adanya kepemilikan kendaraan pribadi yang masih melimpah. Alat-alat pendingin udara yang masih menggunakan CFC. Selain itu, spray yang menggunakan gas yang menyumbangkan karbon, batubara merupakan kandungan karbon paling besar. niz

Perusahaan Tambang Pasok Listrik

Selasa, 15-01-2008 | 01:15:18

BANJARMASIN, BPOST - Di tahun 2008, Kalimantan Selatan belum terbebas dari byarpet. Krisis energi masih menggelayuti daerah ini. Gubernur Rudy Ariffin menilai, untuk mengatasi krisis listrik tak bisa mengandalkan PT PLN.

Karena itulah ia mengeluarkan kebijakan agar perusahaan pertambangan batu bara besar harus membangun power plant. Kemudian listrik itu dijual ke PLN dengan harga murah dan PLN pun menjual ke masyarakat dengan harga rendah.

"Itulah yang kita sesalkan dan kesalkan. Pemadaman selalu saja harus terjadi. Satu pembangkit perawatan, terjadi kekurangan daya. Untuk itu perusahaan tambang harus membangun power plant," keluhnya, Senin (14/1) di DPRD Kalsel.

Diakui Rudy, penambahan power plant atau pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), selama ini sulit terealisasi. Padahal terdapat cukup banyak investor yang siap untuk membangun PLTU untuk memenuhi kebutuhan setrum di Kalsel.

Menurut Rudy, pemerintah telah mendorong agar penambahan pembangkit segera terealisasi. Namun selalu saja terkendala otoritas yang sepenuhnya di tangan PLN. Sementara krisis listrik menjadi permasalahan daerah.

Karena permasalahan itulah, Rudy mengeluarkan terobosan dengan mewajibkan perusahaan pertambangan batu bara besar di Kalsel, terutama pemegang izin PKP2B untuk membangun PLTU. Jika tidak, maka akan dilarang eksport batu bara ke luar negeri.

"Listrik yang dihasilkan power plant PKP2B ini nantinya untuk memenuhi kebutuhan setrum mereka sendiri dan sisanya dijual ke masyarakat melalui PLN," ujar Rudy.

Seperti diwartakan, regulasi ini tertuang dalam surat bernomor 540/01668/EKO perihal Krisis Energi yang ditandatangani Gubernur Rudy Ariffin pada 12 Desember 2007.

Surat tersebut dikirimkan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan ditembuskan kepada Presiden dan Wakil Presiden RI.

Bagaimana dengan harga setrum yang dihasilkan power plant milik PKP2B itu? "Karena ini adalah CSR atau kepedulian sosial dari perusahaan pertambangan maka, listriknya dijual dengan harga rendah ke PLN sehingga sampai ke tangan masyarakat listriknya murah. Untuk mengatur ini akan kita tetapkan tarif listrik lokasl," ujar Rudy.

Kapan regulasi itu sudah harus dilaksanakan, orang nomor satu di Kalsel ini menegaskan, pada rencana kerja tahunan untuk produksi tahun 2008 masing-masing perusahaan tambang besar yang disampaikan ke gubernur sudah harus ada klausul pembangunan power plant.

"Pada RKA 2007 ini sudah kita sampaikan, sehingga pada rencana produksi 2008 sudah harus tertuang dalam salah satu klausulnya," tukas Rudy. ais

Wednesday, January 09, 2008

Bijih Besi Tala Tak Cukup

Sabtu, 15-12-2007 | 02:52:09

  • Setahun Perlu 800 Ribu Ton

PELAIHARI, BPOST - Meski memiliki potensi tambang yang cukup melimpah, deposit bijih besi di Tanah Laut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan industri pabrik baja yang akan dibangun PT Semeru.

Dalam setahun, PT Semeru membutuhkan 800 ribu ton bahan baku berupa bijih besi. Sementara total produksi bijih besi di Tala selama ini rata-rata hanya 200 ribu ton dari luasan izin kuasa pertambangan 1.500 hektare yang dikantongi PD Baratala Tuntung Pandang.

Tahun ini bahkan produksinya menurun. Data pada PD Baratala, posisi per November, produksi baru mencapai sekitar 170 ribu ton. Penurunan produksi ini disebabkan beberapa tambang berhenti operasional, karena arealnya masih diurus proses pinjam pakai kawasan hutan ke menteri kehutanan.

Meski begitu manajemen PT Semeru tidak mengkhawatirkan hal itu. "Kami akan mencari tambahan (bijih besi) nya ke daerah lain, seperti, di Kabupaten Tanah Bumbu, Kotabaru, dan di Kalteng," jelas Pemimpin PT Semeru Cabang Kalsel Hendy Halim, dua hari lalu.

Dihubungi melalui saluran telepon, Hendy meyakini kebutuhan bahan baku tidak akan menjadi masalah. Pasalnya industri baja perusahaannya tidak terlalu memersoalkan kadar besi (Fe). Bijih besi yang berkadar rendah pun dipastikannya bisa diserap.

Sekedar diketahui, Tala memang bukan daerah yang memiliki deposit bijih besi terbesar, tetapi kualitasnya adalah yang terbaik dengan kadar Fe hingga 65. Deposit bijih besi terbesar di Kalsel berada Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru.

Lalu apa kelebihan Tala sehingga PT Semeru memilih daerah berpenduduk 300 ribu jiwa ini sebagai lokasi pabrik? "Lokasi Tala paling strategis, karena berdekatan dengan daerah penghasil bijih besi lainnya (Tanah Bumbu, Kotabaru) dan letaknya di tengah-tengah dan dekat dengan ibukota provinsi," sebut Hendy.

Tak kalah penting adalah sikap Pemkab Tala yang kooperatif. "Ini yang sulit dicari. Kan banyak daerah yang potensial, tapi Pemkabnya kurang kooperatif, kita jadi sibuk," tandas Hendy. roy

Pengiriman Batu Bara Dihentikan

Senin, 31-12-2007 | 01:50:20

• Cuaca Buruk Hingga Januari
BANJARMASIN, BPOST - Tinggi gelombang di laut Jawa menyebabkan pengusaha di kalsel menghentikan pengiriman batu bara ke berbagai daerah tujuan.

Kepala Administrator Pelabuhan (Adpel) Trisakti Banjarmasin, Capt. Sufrisman Djaffar mengatakan, Minggu (30/12), sampai saat ini tidak satu pun tongkang pengangkut batu bara yang berani keluar dari Kalsel.
Informasi yang dihimpun, kemarin, angin kencang dan gelombang besar, membuat kapal-kapal tongkang bermuatan batu bara terpaksa harus bersandar di Muara Ambang Barito.
Padahal biasanya, dalam setiap harinya tidak kurang dari delapan tongkang selalu keluar melewati alur Ambang Barito, mengangkut batu bara tujuan Jawa dan beberapa daerah lainnya.
“Diperkirakan, gelombang tinggi masih terjadi hingga Januari mendatang, sehingga sampai saat ini tidak satu pun kapal yang berani melakukan pelayaran,” katanya.
Biasanya pengiriman batu bara dari Kalsel ke wilayah Jawa tersebut untuk memenuhi kebutuhan PLTU guna keperluan listrik se- Jawa-Bali.
Bila cuaca buruk berlanjut hingga satu bulan lebih tak tertutup kemungkinan akan mengganggu stock batu bara di PLTU di daerah-daerah tersebut.
Kepala Dinas Pertambangan Kalsel, Ali Mazanie, mengatakan  hingga saat ini pihaknya belum mendapat informasi dari PLN se Jawa-Bali terkait kekurangan stock batu bara selama terjadinya cuaca buruk.
“Belum ada informasi tentang kemungkinan kekurangan stock batu bara dari PLN Jawa-Bali, tetapi biasanya mereka telah mengantisipasi kondisi ini dengan melakukan stock batu bara dalam jumlah besar,” tambahnya.
Dikatakannya, kalaupun ada kekurangan batu bara, biasanya hubungannya langsung ke perusahaan masing-masing, Dinas Pertambagan tidak pernah terlibat atau ikut campur dalam regulasi mereka.
Sementara itu, truk-truk pengangkut kayu dan barang lainnya bertumpuk di pelabuhan Trisakti Banjarmasin dan tidak dapat menurunkan muatannya ke kapal dengan tujuan Surabaya.
Tidak kurang dari 50 truk saat ini berjejer memenuhi pelabuhan Trisakti dan jalan-jalan ke arah pusat bongkar muat barang terbesar di Kalsel tersebut.
“Sampai saat ini hanya tanker BBM dari Kaltim dan kapal cargo yang datang ke Banjarmasin, kapal-kapal lainnya berhenti total,” katanya.
Tidak adanya kapal yang datang ke Kalsel tersebut membuat harga kebutuhan pokok terutama sayur-mayur dan bawang merah semakin mahal, karena angkutannya harus diangkut dengan pesawat terbang.
Bawang merah kini mencapai Rp25 ribu per kilogram jauh lebih mahal dari harga-harga sebelumnya, begitu juga dengan kol, sawi, kentang, bawang prei, kembang col, wortel dan lainnya, mengalami kenaikan hingga tiga kalilipat bahkan lebih.
“Harga sayuran hampir tiap hari mengalami kenaikan, karena kita mendatangkannya dengan pesawat,” kata Ida, distributor besar sayur- mayur di pasar Lima Banjarmasin. ant

Tuesday, January 08, 2008

Kurban untuk Warga Lingkar Tambang

abtu, 22 Desember 2007
Radar Banjarmasin

BATULICIN - PT Arutmin Indonesia (AI) Tambang Batulicin bersama kontraktornya, menyerahkan bantuan 17 ekor sapi kurban. Penyerahan sapi kurban itu dilakukan dalam rangka turut merayakan Hari raya Idul Adha 1428 H.

Hewan kurban tersebut dibagikan ke desa-desa lingkar tambang seperti Desa Mantewe, Desa Mantawakan Mulya, Desa Mangkalapi, Desa Teluk Kepayang, Desa Mekarsari, Desa Manunggal, Desa Sarigadung, Desa Tungkaran Pangeran, Desa Gunung Besar dan Masyarakat Simpang Empat.

Penyerahan hewan kurban dilaksanakan selama 2 hari berturut-turut terhitung sejak tanggal 17-18 Desember 2007, dan diterima oleh panitia pengelola hewan kurban di masjid-masjid agar memudahkan dalam penyalurannya.

Kepala Desa Mantawakan Mulya H Suaib, salah satu desa penerima hawan kurban menyampaikan terimakasih atas nama masyarakat kepada PT Arutmin Indonesia beserta kontraktornya seperti PT Cipta Kridatama, PT Bokormas Wahana Makmur, CV Bangun Arta dan PT Dahana, atas bantuan hewan kurban tersebut sebagai bukti kepedulian perusahaan dalam memperhatikan masyarakat sekitar tambang.

Sementara itu, H Elmi selaku Superintendent EA & CD PT AI Tambang Batulicin yang mewakili perusahaan dalam penyerahan hewan kurban kepada masyarakat berharap dengan adanya bantuan tersebut dapat mempererat hubungan silaturahmi dan kepedulian perusahaan kepada masyarakat dan kerjasama yang lebih erat. Selain itu, lanjut dia, merupakan salah satu tuntunan dalam ajaran agama Islam.

“Atas nama perusahaan, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat yang selama ini turut aktif mendukung kelancaran operasional perusahaan, sehingga dapat berjalan dengan lancar,” ujarnya saat menyampaikan sambutan usai menyerahkan sapi kurban kepada Kepala Desa Mantawakan Mulya H Suaib. (kry)


Baramarta Kurangi Areal PKP2B-nya

Rabu, 12 Desember 2007
Radar Banjarmasin

MARTAPURA,- Setelah proses eksplorasi dan kelayakan studi dilakukan, akhirnya manajemen PD Baramarta meminta persetujuan DPRD Banjar untuk melepas ribuan hektare lahannya. Alasannya, menurut Dirut PD Baramarta Gt Chairiansjah, pelepasan sebagian besar kawasan PKP2B itu selain tidak ekonomis, juga dikarenakan lahannya termasuk wilayah pemukiman dan sebagian hutan lindung.

“Jumlah yang kami keluarkan seluas 4.864 hektare. Dari luas areal PKP2B kami 7.486 hektare. Alasan utamanya ya...karena di atas lahan tadi tidak ekonomis jika dilakukan aktifitas pertambangan sekala besar seperti yang kami lakukan sekarang,” ujarnya usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi I dan II DPRD Banjar, kemarin.

Penilaian tidak ekonomis sendiri ungkap Chairin, didapat bukan hanya diputuskan dalam waktu yang singkat dan mudah. Semua itu diketahui melalui proses yang relatif panjang.

“Aktifitas pertambangan bisa dilakukan setelah banyak tahap dilalui. Tahap-tahap itu seperti tahap eksplorasi. Tahapan ini dilakukan oleh konsultan. Di sinilah nantinya diketahui sebuah areal memiliki deposit bahan galian batubara. Baru setelah itu kegiatan ditingkatkan ke studi kelayakan,” katanya.

Di areal PKP2B yang dikantongi PD Baramarta seluas 7.486 dari kegiatan eksplorasi memang diketahui memiliki potensi batubara. Namun setelah dilakukan studi kelayakan, dari areal itu hanya ada 2.622 hektare saja yang layak ditambang.

“Kebetulan kawasan yang dikatakan konsultan itu tidak ekonomis untuk ditambang 1.975 hektare, di antaranya beada di dalam wilayah Kabupaten Tapin. Kebetulan juga sebagian besar arealnya merupakan hutan lindung. Ya kalau sudah begini, kan sangat sulit untuk ditambang,” katanya.

Sedangkan sisanya, areal seluas 2.889 hektare masuk dalam wilayah Kabupaten Banjar. Nah, di wilayah ini juga dinyatakan tidak ekonomis. Selain deposit batubaranya yang tidak layak untuk kegiatan pertambangan skala besar, sebagian wilayahnya merupakan wilayah-wilayah pemukiman.

“Dari pertimbangan-pertimbangan dan hasil kelayakan studi yang dilakukan konsultan itulah, makanya kami meminta pengurangan areal PKP2B itu. Kami hanya akan melakukan aktifitas pertambangan di areal seluas 2.622 hektare. Seluruh arealnya berada di dalam wilayah Kabupaten Banjar,” katanya.

Dari sisa luas areal yang dipertahankan itu ungkapnya, PD Baramarta memiliki deposit batubara dalam bentuk cadangan sebanyak 26,543 juta ton. Deposit yang jelas sangat memadai untuk ditambang. (yan)

Ekspor Batubara Kalsel Meningkat Penertiban PETI Tak Pengaruhi Produksi Batubara

Minggu, 9 Desember 2007
Radar Banjarmasin

BANJARMASIN – Batubara masih menjadi primadona di Kalsel. Buktinya, ekspor batubara Kalsel pada tahun 2007 ini meningkat dibandingkan tahun 2006 lalu.

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalsel (Januari-Oktober), ekspor “emas hitam” tahun 2007 ini sebanyak 52.123.271,586 atau 52 juta ton lebih, sedangkan tahun 2006 lalu hanya 48.472.988,802 atau 48 juta ton lebih.

“Terjadi kenaikan jumlah ekspor sebesar 7,53 persen dari tahun 2006 lalu,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalsel H Subardjo, kepada wartawan Jumat (7/12).

Dengan jumlah ekpor itu, tambah Subardjo, berarti sepertiga ekspor batubara nasional dipasok Kalsel, dengan asumsi ekpor batubara nasional sebesar 150 juta ton per tahun.

Lebih lanjut dijelaskannya, dengan meningkatnya jumlah ekspor secara otomatis meningkatkan nilai ekpornya. Subardjo menghitung, terjadi kenaikan 13,06 persen nilai ekspor dibandingkan tahun 2006 lalu. Yaitu dari USD 1.459.138.438 menjadi USD 1.649.766.262. “Terjadi kenaikan nilai ekspor sekira 13,06 persen dari tahun 2006,” jelasnya.

Batubara Kalsel, jabarnya, sebagian besar diekspor ke negara-negara Asia seperti Jepang, China, dan lain sebagainya.

Berkaca dengan fakta yang terjadi, papar Subardjo, berarti penertiban pertambangan tanpa izin (PETI) yang gencar dilakukan aparat terkait, ternyata tidak mempengaruhi produksi batubara Kalsel. “Semula diperkirakan penertiban PETI menyebabkan produksi batubara menurun, tapi pada kenyataannya justru meningkat,” katanya.

Sementara itu,

Seperti diketahui, aktivitas pertambangan di Kalsel masih marak. Data yang diperoleh koran ini di Dinas Pertambangan Kalsel, pada tahun 2007 ini terdapat 400 lebih izin usaha pertambangan. Rinciannya 23 izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang diterbitkan pemerintah pusat, dan 379 izin Kuasa Pertambangan (KP) yang diterbitkan para bupati. Rincian izin PKP2B adalah ekplorasi sebanyak 3 buah, study kelayakan sebanyak 2 buah, eksploitasi sebanyak 16 buah, dan konstruksi sebanyak 2 buah. Sedangkan izin KP sebanyak 379 tersebar pada sejumlah kabupaten di Kalsel. Yaitu paling banyak di Tanah Bumbu 150 buah, disusul Tanah Laut 93 buah, lalu Kotabaru sebanyak 55 buah. Sisanya di Kabupaten Banjar sebanyak 30 izin KP, lalu Tapin sebanyak 26 izin KP, Tabalong 19 izin KP, Hulu Sungai Selatan 3 izin KP, Balangan 2 izin KP, dan Hulu Sungai Tengah menerbitkan 1 izin KP.(sga)

Tak Ada Lagi Penambang Liar

Kamis, 6 Desember 2007
Radar Banjarmasin

Tak hanya Gubernur Rudy Ariffin yang merasa sangsi dengan data produksi pertambangan liar yang disebut Dirjen Mineral Batubara dan Panas Bumi Departemen ESDM, Simon Sembiring, beberapa daerah yang wilayahnya memiliki kandungan emas hitam itu juga mempertanyakannya.

Menurut Kadis Pertambangan dan Energi Kabupaten Tapin, di wilayah mereka tidak terdapat pertambangan liar. Pasalnya, sejak berdirinya lembaga ini 2003 silam, lembaga ini langsung bekerja menertibkan pertambangan yang ada di Tapin.

“Di Tapin hanya terdapat pemilik KP dan PKP2B saja yang beroperasi di tambang. Jadi tidak benar kalau pemilik KP dan PKP2B yang dituding sebagai pemicu munculnya pertambangan liar. Kecuali ada oknum yang nyolong tanpa sepengetahuan pemilik KP,” kata Kepala Distamben Tapin Drs H A Fitri Sofyan kepada Koran ini.

Dijelaskan Fitri, Kabupaten Tapin diuntungkan dengan wilayahnya yang tidak terlalu luas, jadi pihaknya bisa mengawasi dan memantau aktivitas kegiatan pertambangan yang ada di wilayahnya.

Ada 7 kecamatan di Tapin yang memiliki cadangan batubara, yakni di Kecamatan Lokpaikat, Piani, Bungur, Salam Babaris, Tapin Selatan, Hatungun, dan Binuang.

“Untuk pengawasan kegiatan pertambangan kami sudah memiliki Pelaksana Inspeksi Tambang (PIT) dan Tim Koordinasi Penanggulangan PETI, penyalahgunaan bahan bakar minyak serta perusakan instalasi ketenagalistrikan dan pencurian listrik di Kabupaten Tapin,” beber Fitri.

Nah, PIT inilah yang setiap waktu melakukan pengawasan produksi batubara, K3, serta lingkungan. Penambang setiap bulannya wajib menyerahkan laporan bulanan ke Distamben. “Laporan tersebut lalu kami cross cek di lapangan, apakah sudah benar atau tidak penambangan yang dilakukan oleh para penambang. Bagi yang bandel, akan diberikan peringatan,” tandasnya.

Sementara di Kabupaten Tanah Laut, menurut Plh Kadistam Rhoedy Erhansyah yang juga Kabid Pemetaan Wilayah Reservasi, masih ada 10 KP yang aktif dan 33 buah yang tak aktif lagi. “Di Tala KP yang masih aktif sebanyak 10 buah, sedangkan sisanya 33 buah tidak aktif karena masuk dalam wilayah kawasan hutan lindung. Sedangkan PKP2B sebanyak 2 buah, yaitu PT Arutmin dan PT JBG,” ujarnya.

Ditanya berapa jumlah produksi batubara per tahun yang dieksploitasi pemegang KP, Rhoedy mengaku tidak tahu. “Yang tahu bagian Bidang Bimbingan Pengusahaan dan Reservasi,” ujarnya. Namun staf Bidang Bimbingan Pengusahaan dan Reservasi, Iwan Rahmadi, menolak memberi keterangan karena bukan wewenangnya. (nti/mr-90)


PT ATP Ekpose Pemindahan Jalan

Rabu, 28 November 2007
Radar Banjarmasin

RANTAU,- Karena berbagai alasan, PT Anugerah Tapin Persada (ATP) akhirnya menggelar ekpose pemindahan titik koordinat rencana pembangunan jalan khusus angkutan dan pelabuhan khusus batubara. Ekpose dilaksanakan di Kantor Disnaker LH dan Penanaman Modal Kabupaten Tapin.

”Alasan kami memindah diantaranya karena adanya tumpang tindih lahan. Ada juga pemilik lahan yang menjual tanahnya dengan harga yang tinggi padahal jaraknya sangat jauh dari lokasi jalan yang akan kami bangun. Juga karena adanya permintaan dari masyarakat kepada Bapak Bupati,” ujar Presdir PT ATP Rahimullah.

Disebutkannya, pemindahan titik koordinat yang lama dimulai dari titik 1 hingga titik 10. ”Jalan yang akan kami bangun ini nanti, akan melalui 4 kecamatan di Tapin. Yakni Kecamatan Tapsel, Candi Laras Selatan, Tapin Tengah, dan Kecamatan Candi Laras Utara,” kata Rahimullah.

Dengan rinci, Rahimullah mengatakan kalau pihaknya sudah melakukan pembebasan lahan yang sudah rampung 95 persen dilakukan oleh pihaknya. ”Soal ganti rugi tanah ini, kami langsung datang ke masyarakat, tepatnya ke kepala desa dari 11 desa yang ada di 4 kecamatan. Dan prosesnya sudah berjalan 95 persen,” jelas Rahimullah.

Dibeberkan Rahimullah, untuk kecamatan Candi Laras Utara, di Margasari luas lahan yang dibebaskan 53.619 meter persegi, dengan jumlah pemilik lahan 46 orang dan sudah rampung 100 persen. Dan di Margasari Hilir, panjang jalan 1.089,450 meter, jumlah warga 11 orang sudah rampung 100 persen juga.

Untuk Kecamatan Candi Selatan di Desa Baringin panjang jalan yang akan dibangun 5.300,00 meter, luas lahan 265.000 meter persegi adalah lahan negara dan pembebasannya sudah selesai 100 persen.

Sedangkan di Kecamatan Tapin Selatan, kata Rahimullah berada di Desa Suato Tatakan dengan panjang jalan mencapai 3,688 kilometer, dan luas lahan 184.400 meter persegi , 42 warga sudah ramping 95 persen. Desa Rumintin panjang jalan mencapai 2,241 kilometer di atas lahan seluas 112.050 meter persegi, milik 24 orang warga sudah rampung 95 persen diganti rugi.

Sedangkan di Lawahan, tambahnya akan dibangun sepanjang 3,489 kilometer, dari 32 orang pemilik lahan sudah selesai dibayarkan 95 persen. Selanjutnya, adalah Kecamatan Tapin Tengah, Desa Sukaramai panjang jalannya mencapai 3.427,50 meter, luas lahan 171.375 meter persegi, yang dibeli dari 48 warga dan sudah dibayarkan 95 persen. Desa Sei Bahalang panjang jalan 2.032,00 meter, luas lahan 101,600 meter persegi, yang diganti rugi dari 24 warga dan selesai 100 persen pembayarannya.

Ditambahkan Rahimullah, untuk Desa Pematang Karangan pihaknya akan membangun jalan sepanjang 1,772.00 meter, di atas lahan seluas 88.600 meter persegi, yang dibeli dari 11 orang warga pembayarannya sudah beres 100 persen. Begitu juga dengan Desa Pandahan akan dibangun jalan sepanjang 894,00 meter dengan luas lahan mencapai 44,700 meter dan ada 6 orang pemilik lahan sudah selesai 100 persen pembebasan lahannya.

Selanjutnya, kata Rahimullah, adalah Desa Pematang Karangan Hilir, jalannya mencapai 4,688.00 meter dengan lahan seluas 234.385 meter dan 69 pemilik lahan sudah rampung 100 persen. ”Kami berencana pembangunan jalan angkut batu bara ini akan rampung dikerjakan pada tahun 2008 nanti, sesuai dengan keinginan Gubernur Kalsel. Tolong bantu doa dan dukungannya ya,” ujarnya mengakhiri keterangannya. (nti)

ABG Tewas Ditabrak Truk Bara

Senin, 26 November 2007
Radar Banjarmasin

BANJARMASIN – Truk angkutan batubara kembali minta korban. Kali ini yang mengalami nasib malang tersebut adalah Ahmad Fauzi (15). Anak baru gede (ABG) yang akrab disapa Uzi ini tewas setelah sepeda motor Honda Supra Fit yang diboncengi korban bersama temannya Irwandi ditabrak truk batubara DA 2165 Z yang disopiri Haditoyo warga Desa Banyu Irang RT 2, Bati-Bati, di kawasan Jl Gubernur Soebardjo atau Jl Lingkar Selatan depan SPBU, Sabtu (23/11) malam lalu sekitar pukul 23.00 Wita.

Akibat kecelakaan tersebut, Uzi mengalami cidera kepala berat serta luka lecet di kaki kanannya. Sementara nasib Irwandi lebih beruntung, hanya mengalami luka lecet.

Dengan penuh rasa tanggungjawab Haditoyo kemudian mengantarkan korban yang sekarat menuju ke IGD RSUD Ulin Banjarmasin dengan harapan nyawa pemuda ini masih bisa diselamatkan. Namun, takdir berkata lain. Meskipun, Haditoyo telah membawa korban ke ruang IGD, sayangnya nyawa Uzi tidak tertolong. Warga Jl Gerilya Gg Sempurna ini diperkirakan tewas dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah ABG berusia 15 tahun ini dievakuasi ke ruang Instalasi Kamar Jenazah RSUD Ulin Banjarmasin untuk divisum. Sementara, Haditoyo yang sebelumnya diamankan satpam RSUD Ulin kemudian diserahkan ke Poltabes Banjarmasin.

Menurut keterangan Bai, salah seorang tetangga korban yang juga paman dari Irwandi. Kecelakaan yang dialami Uzi dan keponakannya tersebut berawal dari kepergian mereka ke kawasan Jl Lingkar Selatan Km 17 depan SPBU untuk mendatangi tempat kerja Irwandi. “Korban mau berangkat menuju tempat kerja di salah satu gudang penumpukan kardus di depan SPBU Km 17 Jl Lingkar Selatan,” paparnya.

Dalam perjalanan saat melintas di depan SPBU Km 17 Jl Lingkar Selatan, sepeda motor Honda Supra Fit yang dikendarai Irwandi dan diboncengi Uzi mengalami kecelakaan. Sepeda motor tersebut rusak setelah ditabrak dari belakang oleh truk batubara yang disopiri Haditoyo.

Akibat kecelakaan tersebut Irwandi dan Uzi terjatuh ke aspal.

Sementara itu, menurut keterangan Haditoyo kecelakaan tersebut terjadi begitu cepat. Warga Desa Banyu Irang RT 2, Bati-Bati ini mengaku kaget ketika mengetahui truk yang disopirinya menabrak pengendara sepeda motor. Haditoyo juga mengungkapkan, awalnya ia memang mengetahui adanya iring-iringan sepeda motor yang dipacu sejumlah anak muda melintas di tempat kejadian. Namun, secara tiba-tiba sebuah sepeda motor langsung memotong jalan sehingga ia tidak dapat menghindar.

Kasus kecelakaan ini sudah ditangani petugas Satlantas Polres Banjar. Haditoyo yang semula diamankan di Poltabes Banjarmasin kemudian dilimpahkan ke Polres Banjar untuk dimintai keterangan.

Sedangkan jenazah Uzi malam itu juga dijemput pihak keluarganya usai divisum di kamar jenazah.

Sementara itu, di tempat dan waktu yang berbeda, laka lantas juga meminta korban jiwa. Gusti Salamah (48) tewas secara mengenaskan terlindas ban truk di kawasan bundaran Kayutangi, Banjarmasin Utara, kemarin siang sekitar pukul 11.00 Wita. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, sebelum kecelakaan yang merengut korban, warga setempat sempat melihat keluarga Gusti Antung Mawardi, bersama dengan istrinya, serta anak mereka bernama Bunbun (10), tengah mengendarai sepeda motor Honda Supra. Pada saat melintas di bundaran Kayutangi, Gusti Antung yang berada di depan terlihat berusaha menghindari jalan yang berpasir serta pangkalan mobil liar di kawasan tersebut. Namun entah kenapa, tiba-tiba saja sepeda motor Supra yang dikendarai oleh keluarga Gusti Antung ini terjatuh. Tak pelak, Gusti Salamah terpental ke arah sebelah kanan dan langsung dilindas truk. Warga sekitar segera melarikan korban ke UGD RS Ansyari Saleh Banjarmasin untuk mendapatkan pertolongan medis. Sayangnya, nyawa Gusti Salamah tak tertolong lagi. Sedangkan, sopir truk bernama Yasir Arafat (34) diamankan ke Mapolsekta Banjarmasin Utara.(irn/mey)