Senin, 31-12-2007 | 01:50:20
• Cuaca Buruk Hingga Januari
BANJARMASIN, BPOST - Tinggi gelombang di laut Jawa menyebabkan pengusaha di kalsel menghentikan pengiriman batu bara ke berbagai daerah tujuan.
Kepala Administrator Pelabuhan (Adpel) Trisakti Banjarmasin, Capt. Sufrisman Djaffar mengatakan, Minggu (30/12), sampai saat ini tidak satu pun tongkang pengangkut batu bara yang berani keluar dari Kalsel.
Informasi yang dihimpun, kemarin, angin kencang dan gelombang besar, membuat kapal-kapal tongkang bermuatan batu bara terpaksa harus bersandar di Muara Ambang Barito.
Padahal biasanya, dalam setiap harinya tidak kurang dari delapan tongkang selalu keluar melewati alur Ambang Barito, mengangkut batu bara tujuan Jawa dan beberapa daerah lainnya.
“Diperkirakan, gelombang tinggi masih terjadi hingga Januari mendatang, sehingga sampai saat ini tidak satu pun kapal yang berani melakukan pelayaran,” katanya.
Biasanya pengiriman batu bara dari Kalsel ke wilayah Jawa tersebut untuk memenuhi kebutuhan PLTU guna keperluan listrik se- Jawa-Bali.
Bila cuaca buruk berlanjut hingga satu bulan lebih tak tertutup kemungkinan akan mengganggu stock batu bara di PLTU di daerah-daerah tersebut.
Kepala Dinas Pertambangan Kalsel, Ali Mazanie, mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mendapat informasi dari PLN se Jawa-Bali terkait kekurangan stock batu bara selama terjadinya cuaca buruk.
“Belum ada informasi tentang kemungkinan kekurangan stock batu bara dari PLN Jawa-Bali, tetapi biasanya mereka telah mengantisipasi kondisi ini dengan melakukan stock batu bara dalam jumlah besar,” tambahnya.
Dikatakannya, kalaupun ada kekurangan batu bara, biasanya hubungannya langsung ke perusahaan masing-masing, Dinas Pertambagan tidak pernah terlibat atau ikut campur dalam regulasi mereka.
Sementara itu, truk-truk pengangkut kayu dan barang lainnya bertumpuk di pelabuhan Trisakti Banjarmasin dan tidak dapat menurunkan muatannya ke kapal dengan tujuan Surabaya.
Tidak kurang dari 50 truk saat ini berjejer memenuhi pelabuhan Trisakti dan jalan-jalan ke arah pusat bongkar muat barang terbesar di Kalsel tersebut.
“Sampai saat ini hanya tanker BBM dari Kaltim dan kapal cargo yang datang ke Banjarmasin, kapal-kapal lainnya berhenti total,” katanya.
Tidak adanya kapal yang datang ke Kalsel tersebut membuat harga kebutuhan pokok terutama sayur-mayur dan bawang merah semakin mahal, karena angkutannya harus diangkut dengan pesawat terbang.
Bawang merah kini mencapai Rp25 ribu per kilogram jauh lebih mahal dari harga-harga sebelumnya, begitu juga dengan kol, sawi, kentang, bawang prei, kembang col, wortel dan lainnya, mengalami kenaikan hingga tiga kalilipat bahkan lebih.
“Harga sayuran hampir tiap hari mengalami kenaikan, karena kita mendatangkannya dengan pesawat,” kata Ida, distributor besar sayur- mayur di pasar Lima Banjarmasin. ant