Sabtu, 15-12-2007 | 02:52:09
- Setahun Perlu 800 Ribu Ton
PELAIHARI, BPOST - Meski memiliki potensi tambang yang cukup melimpah, deposit bijih besi di Tanah Laut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan industri pabrik baja yang akan dibangun PT Semeru.
Dalam setahun, PT Semeru membutuhkan 800 ribu ton bahan baku berupa bijih besi. Sementara total produksi bijih besi di Tala selama ini rata-rata hanya 200 ribu ton dari luasan izin kuasa pertambangan 1.500 hektare yang dikantongi PD Baratala Tuntung Pandang.
Tahun ini bahkan produksinya menurun. Data pada PD Baratala, posisi per November, produksi baru mencapai sekitar 170 ribu ton. Penurunan produksi ini disebabkan beberapa tambang berhenti operasional, karena arealnya masih diurus proses pinjam pakai kawasan hutan ke menteri kehutanan.
Meski begitu manajemen PT Semeru tidak mengkhawatirkan hal itu. "Kami akan mencari tambahan (bijih besi) nya ke daerah lain, seperti, di Kabupaten Tanah Bumbu, Kotabaru, dan di Kalteng," jelas Pemimpin PT Semeru Cabang Kalsel Hendy Halim, dua hari lalu.
Dihubungi melalui saluran telepon, Hendy meyakini kebutuhan bahan baku tidak akan menjadi masalah. Pasalnya industri baja perusahaannya tidak terlalu memersoalkan kadar besi (Fe). Bijih besi yang berkadar rendah pun dipastikannya bisa diserap.
Sekedar diketahui, Tala memang bukan daerah yang memiliki deposit bijih besi terbesar, tetapi kualitasnya adalah yang terbaik dengan kadar Fe hingga 65. Deposit bijih besi terbesar di Kalsel berada Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Lalu apa kelebihan Tala sehingga PT Semeru memilih daerah berpenduduk 300 ribu jiwa ini sebagai lokasi pabrik? "Lokasi Tala paling strategis, karena berdekatan dengan daerah penghasil bijih besi lainnya (Tanah Bumbu, Kotabaru) dan letaknya di tengah-tengah dan dekat dengan ibukota provinsi," sebut Hendy.
Tak kalah penting adalah sikap Pemkab Tala yang kooperatif. "Ini yang sulit dicari. Kan banyak daerah yang potensial, tapi Pemkabnya kurang kooperatif, kita jadi sibuk," tandas Hendy. roy