Kamis, 17-01-2008 | 00:25:35
TANJUNG, BPOST - Sudah tiga pekan, pengiriman batu bara dari PT Adaro Indonesia ke sejumlah pelanggan di pulau jawa tersendat. Penyebabnya, sarana angkutan dari perusahaan rekanan seperti rightender tidak berani mengantar karena ketinggian gelombang di laut jawa membahayakan pelayaran.
Tumpukan batubara di stockpile Kelanis yang lambat dikirim membuat perusahan sub kontraktor mulai mengurangi volume armada angkutan dari tambang yang mengantar batubara ke Kelanis. Para sopir truk dan trailer pun mengeluh. Karena terpangkasnya jam kerja mempengaruhi tunjangan.
"Di SIS sekarang cuma 20 unit yang jalan, biasanya 40 unit. Padahal sopirnya 100-an orang. Jadi menunggu rolling-nya itu kelamaan. Kalau biasanya stay 1 hari sekali, sekarang 2 hari sekali baru narik," kata sopir trailer PT SIS, Selasa (15/1).
Ia mengatakan tidak cuma pemangkasan jam kerja sopir tapi karyawan di bagian tambang juga sebagian dipangkas jam kerjanya untuk mengimbangi belum terangkutnya batu bara di penampungan Kelanis.
Eksternal Media Relations PT Adaro Indonesia, Ismail dihubungi via telepon tidak mengakui pemangkasan jam kerja pada bidang tertentu. Namun ia mengatakan hal itu untuk mengatur ritme kerja menyesuaikan kondisi cuaca dan hambatan dalam pengiriman barang.
Ia mengatakan selama musim hujan, perusahaan biasanya sengaja mengurangi produksi karena berbahaya melakukan aktivitas pertambangan seperti blasting (peledakan) dan pengerukan. Karena target produksi perusahaan bulanan bukan harian, kondisi itu tidak mengganggu.
"Sebenarnya tidak ada kebijakan umumnya, tapi cuma diatur ritmenya. Gelombang sekarang juga masih cukup besar sehingga jadi kendala untuk pengiriman ke klien dalam negeri, tapi kalau untuk luar negeri masih lancar," ujarnya.
Dijelaskan Ismail untuk klien dalam negeri seperti pembangkit di Pacitan, Suralaya maupun Cilacap kiriman dilakukan dengan tongkang yang ditarik tug boat. Saat ini tidak mungkin dilakukan. nda