Thursday, January 24, 2008

Sektor Batu Bara Pasar Potensial

Selasa, 22-01-2008 | 01:00:20

•  GM Tractors akan Garap Bisnis di Kalsel

BANJARMASIN, BPOST - Penjualan alat berat untuk sektor pertambangan dan perkebunan diperkirakan terus meningkat sampai tiga tahun ke depan. Hal itu seiring tingginya permintaan atas komoditas pertambangan dan perkebunan.

Apalagi setelah melihat perkembangan harga batu bara, dari pertengahan 2007 saja 50 dolar AS per ton sekarang harganya sudah 84 dolar AS per ton. Selain itu, di sektor agribisnis akan dibuka satu juta hektar lahan kelapa sawit di Indonesia setelah harga CPO melambung.

Khusus untuk batu bara, permintaan domestik juga akan meningkat sejalan dengan pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW berbahan bakar batu bara.

Ditambah rencana pemerintah pada 2008 membangun sarana dan prasarana transportasi, membuat kebutuhan peralatan berat di Indonesia terus meningkat.

"Menurut data Departemen Pekerjaan Umum (PU), 2007 lalu dana untuk membangun sarana dan prasara di Indonesia sebesar Rp 34 triliun. Sedang tahun ini bertambah dua kalilipat, paling tidak untuk konstruksi sarana dan prasarana senilai Rp 7 triliun. Ini merupakan faktor yang bisa mempengaruhi peningkatan penjualan alat-alat berat di 2008," kata Presdir PT Gaya Makmur Tractors (GM Tractors), Tjandi Mulyono di Jakarta, akhir pekan lalu.

Selain itu, lanjutnya, peluang infrastruktur baru di kawasan perkebunan, pertambangan menjadi sasaran bisnis untuk alat berat. "Di sisi lain, kebijakan pemerintah menghentikan impor alat berat bekas berakhir hingga Desember 2007 merupakan peluang pasar yang baik buat GM Tractors dan perusahaan lainnya," ungkap dia.

Karena itu, paparnya, kami mentargetkan penjualan 2008 naik 40 persen menjadi 400 unit dibandingkan 2007 hanya terjual sekitar 300 unit.

Produk alat berat dari China yang dijualnya, lanjut Tjandi, harganya lebih murah 40 persen dari merk Jepang, sedang kualitasnya berada di 80 sampai 90 persen. Sehingga banyak diminati perusahaan perkebunan, pertambangan dan Departemen PU di Indonesia.

Untuk menggarap pasar alat berat di perkebunan dan pertambangan Kalsel, jelas Tjandi, pihaknya akan membukan cabang di Banjarmasin. "Dengan dukungan kantor cabang di Medan, Pekanbaru, Palembang dan Balikpapan, pada semester II-2008 akan buka di Banjarmasin serta Makassar, kami optimis bisa menjual lebih banyak lagi," katanya usai peresmian kantor pusat GM Tractors di Jakarta, Jumat (18/1).

Sementara itu, Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian Budhi Dharmadi mengatakan, untuk mendukung peningakatan penjualan alat berat, pemerintah tidak membuka kran impor truk dan kendaraan berat bekas. Kebijakan yang sudah berlangsung selama satu tahun ini, setelah direview ternyata berdampak positif terhadap bangkitnya industri truk dalam negeri.

Menurut Budhi, setelah keran impor truk bekas di tutup, terhitung per 31 Desember 2006 kebijakan itu tidak hanya mendorong permintaan truk, tetapi berpeluang menumbuhkan industri pendukung di dalam negeri yang umumnya industri berskala menengah dan kecil. PersdaNetwork/hbk/dtc