Rabu, 02-01-2008 | 00:38:50
BANJARBARU, BPOST - Pemanasan global (global warming) banyak diakibatkan karena aktivitas manusia. Di Kalimantan Selatan, maraknya dunia pertambangan dan perkebunan kelapa sawit disinyalir menjadi sumber utama emisi karbon yang berpotensi menyulut perubahan iklim.
Junaidi SKM, MS, Akademisi dari Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Banjarbaru menyatakan hal tersebut saat diskusi lesehan sahabat Wahana Lingkungan Hidup ( Sahabat Walhi) Kalsel bertajuk Menyoroti Kebijakan Pemerintah Kalsel Dalam Menghadapi Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, belum lama ini.
“Di Kalsel, ada dua kegiatan utama yang menjadi penyumbang emisi karbon terbesar yaitu pertambangan dan perkebunan kelapa sawit,” ujarnya.
Menurutnya, kebun sawit sekarang juga merambah lahan gambut, di mana sumber karbon dapat keluar dari aktivitas pembakaran dan pengeringan secara alami. Ada beberapa perusahaan kelapa sawit berlokasi di lahan gambut. Seperti di daerah Marabahan, Tapin, Rantau dinilai belum maksimal mengelola lingkungan terkait kondisi tersebut.
Ironisnya, pemerintah daerah tak menyokongnya. Terbukti, Bapedalda kurang memiliki SDM yang berlatarbelakangi lingkungan hidup berdasarkan riset yang dilakukan UI.
Dalam diskusi yang diselenggarakan di Pondok Bambu Walhi itu juga terungkap telah terjadi ekspansi sawit di lahan gambut. Contohnya, seperti diungkap Hegar peserta diskusi lain. Menurutnya, Pemkab Tapin telah memberi izin pada areal perkebunan kelapa sawit di areal persawahan yang menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat.
Warga di sana sekarang sedang melawan kebijakan tersebut. Kondisi ini lebih diperparah lagi adanya kepemilikan kendaraan pribadi yang masih melimpah. Alat-alat pendingin udara yang masih menggunakan CFC. Selain itu, spray yang menggunakan gas yang menyumbangkan karbon, batubara merupakan kandungan karbon paling besar. niz