Kumpulan kliping WALHI Kalsel yang bersumber dari berbagai media massa di Kalimantan Selatan dengan issue pertambangan.
Sunday, February 24, 2008
“Semua Terserah Pengusaha”
Perda Jalan Tambang Disahkan
Radar Banjarmasin
BANJARMASIN – Usai pengesahan Perda Penggunaan Jalan Umum untuk Angkutan Tambang dan Hasil Perkebunan Besar di DPRD Kalsel kemarin, Gubernur Kalsel Rudy Ariffin justru tampak pasrah. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada pengusaha pemilik kuasa pertambangan (KP) untuk membuat jalan khusus yang dipatok harus kelar dalam tempo 1,5 tahun.
“Semuanya terserah pengusaha! Masalah trayek dan sebagainya adalah pengaturan mereka. Kami (Pemprov) cukup menutup (jalan umum untuk tak dilalui truk batubara),” ujar Gubernur Rudy Ariffin, usai mengikuti rapat paripurna pengesahan tiga raperda di DPRD Kalsel, kemarin.
Namun, Rudy tetap mempertegas batas waktu yang telah diatur dalam Perda Jalan Tambang itu harus dipatuhi oleh pengusaha batubara. “Itu sudah menjadi komitmen legislatif (dewan) dan eksekutif (pemprov),” ujarnya.
Ketua DPW PPP Kalsel ini menjanjikan, dalam waktu dekat akan mengumpulkan pengusaha batubara yang beroperasi di Tanah Laut, Tanah Bumbu, dan Kotabaru, atas terbitnya Perda yang mengatur larangan truk batubara melintas di jalan umum itu.
Sementara itu, dalam paripurna DPRD, tujuh fraksi, yakni FPKS, FPPP, FPDIP, FPG, FPBB, FPBR, dan FPKB, seiya sekata menyetujui Perda yang akan diberlakukan pada Desember 2008 itu.
Terkecuali FPAN. Melalui juru bicaranya HM Husaini Aliman, fraksi ini memberi catatan khusus agar Perda Jalan Tambang itu perlu diperkuat lagi konsideran hukumnya. Yakni, mengacu ke UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU Nomor 18/2004 tentang Perkebunan, UU 26/2007 tentang Penataan Ruang, PP 27/1999 tentang Amdal, Perda Kalsel tentang Tat Ruang Wilayah.
Selain itu, FPAN juga mendesak agar kata “larangan” perlu dicoret, di balik batas waktu 1,5 tahun untuk pembuatan jalan khusus. Sebab, jika hal itu dibiarkan, FPAN khawatir DPRD bersama Pemprov Kalsel memberi toleransi bagi angkutan pertambangan dan perkebunan besar untuk melintas di jalan raya. “Padahal, pasal itu sudah diatur dalam UU Nomor 11/1967 tentang Pertambangan,” cetus Husaini.
Bahkan, rekan Husaini, SJ Abdis, menuding jika hal itu dibiarkan, DPRD sama saja melanggar UU. Padahal, dalam sumpahnya, harus taat dengan UU. Perdebatan sempat terjadi antara SJ Abdis dengan Riswandi, Wakil Ketua DPRD Kalsel yang memimpin rapat paripurna. Hingga akhirnya, diakuri pencoretan larangan itu. (dig)
Thursday, February 21, 2008
DPRD Risau Penambang Tidak Reklamasi
Selasa, 22-01-2008 | 00:32:50 | |
PELAIHARI, BPOST - Kerusakan lingkungan di Kabupaten Tanah Laut bakal tak terselesaikan. Pemkab setempat belum berencana melakukan langkah khusus untuk mendesak para penambang melaksanakan reklamasi. Permasalahan kerusakan lingkungan dan berlarut-larutnya reklamasi eks tambang itu dibicarakan pada rapat kerja di DPRD Tala, Senin (21/1). Agenda rapat ini membahas usulan anggaran yang diajukan oleh Dinas Pertambangan dan Energi, Bappeda, dan Dinas Koperindag dan Penanaman Modal. |
Wednesday, February 20, 2008
China-Australia Lirik Bijih Besi
Rabu, 13-02-2008 | 00:25:05 | |
AMUNTAI, BPOST - Kendati minim sumber daya alam, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) masih memiliki potensi tambang bijih besi. Dua investor dari negara China dan Australia tertarik mengembangkan potensi tersebut. Kedua negara itu mulai meneliti dan survei di beberapa lokasi yang berpotensi memiliki endapan pasir atau bijih besi. Selain itu, juga mengambil sampel yang dilanjutkan permohonan izin kuasa pertambangan (KP). Menyikapi keseriusan kedua negara itu, saat ini pemerintah kabupaten melalui dinas kehutanan, perkebunan dan lingkungan hidup menyiapkan tata cara perizinan. Hasil survei Dishutbun dan LH HSU tahun 2006, HSU memiliki potensi endapan dan kandungan bijih besi sekitar 50-60 persen. Dari hasil penelitian itu, lokasi yang teridentifikasi kandungan bijih besinya, ada di Desa Tampakang, hutan Sambujur Kecamatan Danau Panggang. Meskipun luas sebaran dan cadangannya belum teridentifikasi maksimal, dari hasil analisa, endapan bijih besinya mencapai 5000-10.000 meter. Sedangkan hasil analisa dinas terkait, Juli 2005 kandungannya mencapai 67,81 persen per air dry basis (adb) atau berat kering udara. Di titik lain di kawasan itu, endapan juga teridentifikasi sekitar 64,22 persen. "Investor dari Australia yang sudah mengambil sampel di Sambujur, kandungan bijih besinya mencapai 78 persen sehingga memenuhi persyaratan untuk ditabang,"kata Nurhadi Riswanda, Kadishutbun dan LH HSU. Upaya calon investoruntuk eksploitasi dan eksplorasi hingga ke tahapan produksi, didukung dengan persiapan izin penambangan. Bupati HSU H Fakhruddin mempersilakan kedua negara meneliti dan survei di lapangan. "Ini sesuai dengan program rawa makmur 2020, dengan target memanfaatkan lahan tidur,"imbuhnya. (ori) |
Pengusaha Batu Bara Ditusuk
Jumat, 08-02-2008 | 00:45:31 | |
KANDANGAN, BPOST - Sial dialami H Riduan (50), warga Jalan Jendral Sudirman Desa Hamalau, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Pengusaha batu bara ini dilarikan ke UGD RSUD H Hasan Basery setelah rusuk kirinya ditusuk orang tak dikenal, Rabu (6/2). Informasi yang dihimpun, sekitar pukul 19.30 dua orang bertamu di rumah H Riduan. Mereka mengendarai sepeda motor jenis Yamaha F1ZR dan mengenakan helm robot. |
Tewas Saat Melintasi Jalan Tambang
Selasa, 12-02-2008 | 00:30:20 | |
Agar lebih cepat sampai, dia nekad melewati hauling milik PT Adaro yang lebih mirip jalan tol karena mulus dan lebar. Melalui hauling juga lebih mudah dan cepat menembus sejumlah anak desa seperti Padang Panjang, Pulau Kuu, Tamiyang, Padangin. Meski sebenarnya dilarang karena jalur khusus, warga di sekitar tambang seperti Abdul tak mengindahkannya. Namun pada subuh nahas itu, korban diduga tidak melihat truk trailer itu parkir di sisi kiri jalan. Padahal, jarak 73 meter di belakang trailer telah diletakkan traffic cone sebagai tanda harus berhati-hati karena ada unit parkir di depannya. Akibatnya, tabrakan tidak dapat dihindari. Motor korban langsung masuk ke bagian bawah. Rusaknya tidak parah karena bodi trailer cukup tinggi. Tapi korban tewas karena kepalanya menghantam bak trailer. Kapolres Tabalong AKBP Endro Suharsono melalui Kasatlantas Polres Tabalong, AKP Ade Wira Negara Siregar SIK menjelaskan, kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan tunggal, sehingga tidak ada pihak yang ditahan dan dituntut. "Kami cuma memintai keterangan saksi, yang kebetulan melihat. Tapi karena ini terjadi di jalur khusus, sebenarnya kesalahan malah ada pada korban," katanya. (nda) |
Sopir Truk Batu Bara Menyerah
Selasa, 12-02-2008 | 00:30:05 | |
KANDANGAN, BPOST - Syamsul (25), sopir truk nahas DA 9333 D, yang melarikan diri ke hutan, setelah kecelakaan lalu lintas yang menewaskan tiga warga di Desa Ida Manggala, Kecamatan Sungai Raya, Hulu Sungai Selatan, akhirnya menyerahkan diri Senin (11/2) sekitar pukul 10.00 Wita. Warga Desa Muara Pipii, Kecamatan Padang Batung itu datang ke Mapolres HSS bersama ayahnya H Supiyan. Meski masih terlihat syok, Syamsul langsung dimintai keterangan oleh petugas penyidik di ruang unit kecelakaan. Polisi masih belum memberikan izin, ketika BPost bemaksud mewawancarainya. Alasannya, Syamsul masih diperiksa oleh petugas. "Dia masih syok atas kejadian yang menewaskan tiga orang sekaligus itu. Dia terlihat ketakutan saat petugas memeriksanya. Kami khawatir dia bertambah syok jika diwawancarai wartawan,"kata Kapolres HSS, AKBP Taufik Supriyadi melalui Kasatlantas, AKP Fathul Ulum. Meski sudah berdamai dengan keluarga korban, namun proses hukum kata Fathul tetap jalan karena kejadian itu selain mengakibatkan tiga orang meninggal dunia secara bersamaan, juga melukai tiga orang lainnya. Truk yang dikemudikan Syamsul itu sebelumnya menabrak mobil Honda Jazz DA 8075 AM, mengakibatkan bagian belakang mobil yang dikemudikan Ahmadi, warga Martapura itu penyok. Fathul mengaku, sejauh ini sejumlah saksi sudah dimintai keterangan termasuk sopir Honda Jazz dan satu penumpang lainnya. "Kami belum bisa menyimpulkan siapa yang menjadi tersangka dalam kasus itu. Sebab kita masih menduga sopir truk itu, karena dia belum selesai diperiksa. Setelah hasil semua pemeriksaan termasuk olah TKP, dan barang bukti diperiksa, kita baru bisa menyimpulkan," katanya. (ck2) |
Pemprov Tentukan Harga Batu Bara PLTU
Senin, 11-02-2008 | 00:50:44 | |
BANJARBARU, BPOST - Terancamnya kelistrikan di Kalsel dan Kalteng akibat menipisnya pasokan batu bara ke Pembangkit Tenaga Uap (PLTU) Asam Asam, membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel bersikap. Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kalsel segera menentukan harga. Kebijakan ikut menentukan harga tersebut diambil menyusul sepinya penawaran dari perusahaan batu bara mitra PT PLN Wilayah Kalsel dan Kalteng (KSKT) yang menyediakan keperluan batu bara Asam Asam. |
Peraturan Izin Tambang Mubazir
Minggu, 10-02-2008 | 00:37:46 | |
BATULICIN, BPOST - Anggota komisi II DPRD Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Purih Hartono, menyatakan upaya pihak eksekutif untuk menerbitkan peraturan Bupati (Perbub) tentang ijin pertambangan batu bara karungan mubazir. “Jika Perbup diterbitkan, kami khawatir justru memberi peluang besar bagi pihak tertentu yang berkepentingan untuk meraih keuntungan dari pajak usaha batu bara karungan,” kata Purih, Kamis (7/2). |
Pengiriman Batu Bara Terhenti
Minggu, 17-02-2008 | 00:55:25 | |
BANJARMASIN, BPOST - Gelombang di Laut Jawa masih ganas. Aktivitas di perairan pun nyaris terhenti. Tongkang-tongkang batu bara dari Banjarmasin tertahan di perairan Sungai Barito.
Terkait hal itu, pihaknya telah memberikan peringatan kepada seluruh kapal yang ingin berlayar untuk lebih berhati-hati. Karena berdasar informasi baik dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) maupun laporan kru kapal, gelombang laut di atas tiga meter. "Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sejak kemarin (Jumat) kita telah berikan peringatan kepada seluruh kapal, apabila ingin berlayar agar lebih hati-hati," tegasnya. Peringatan yang dikeluarkan Adpel itu langsung ditanggapi pihak kapal. "Karena ada peringatan (Adpel) ditambah informasi BMG, tongkang-tongkang batu bara tujuan Cilacap, Paiton, Cirebon untuk sementara memilih bertahan," jelas Ketua International Ship Owner Acociation (INSA) Banjarmasin, Syamsuddin Gayo. Menurutnya, sepanjang nakhoda kapal tidak berani memastikan keselamatan di laut, pihak perusahaan batu bara tidak mau mengambil risiko. Berdasar pantauan BPost, akibat tidak adanya tongkang batu bara yang keluar, puluhan tugboat yang biasa menarik tongkang batu bara banyak parkir di sekitar Pelabuhan Trisakti. Dikatakan Gayo, akibat buruknya kondisi cuaca di laut juga berimbas terhadap angkutan batu bara tujuan luar negeri. "Mengingat kondisi cuaca di laut yang begitu mengkhawatirkan aktivitas bongkar muat daerah Tabunio ikut terhambat," katanya. Namun, lanjut Gayo, untuk tongkang batu bara yang berangkat dari Sungai Puting atau Klanis ke Tabunio tetap jalan. "Tapi itupun harus lebih hati-hati mengingat kondisi gelombang di laut saat ini mencapai 2,5-3 meter," katanya. "Setiap hari kita berusaha memantau perkembangan kondisi cuaca di laut melalui BMG. Kalau sudah mulai membaik, tentu angkutan batu bara bisa kembali normal," harapnya. Sebuah kapal peti kemas Caraka 19 milik PT Spil yang rencananya berangkat ke Jawa kemarin, akhirnya tertahan di sekitar pelabuhan sembari menunggu kondisi laut kembali normal. "Karena informasinya gelombang masih tinggi, kapal kami (Caraka 19) hari ini (kemarin) tidak bisa keluar. Nggak tahu nanti apakah bisa atau tidak. Untuk sementara parkir dulu," kata seorang petugas keamanan PT Spil, di Pelabuhan Trisakti. Bahkan akibat buruknya kondisi cuaca di laut, jadwal keberangkatan KM Marina Nusantara jurusan Banjarmasin-Surabaya ditiadakan. "Kalaupun kita buka loket penjualan tiket, tiket yang dijual untuk keberangkatan Senin (18/2). Sementara, untuk hari ini (kemarin), ditiadakan karena tidak ada kapal yang berangkat," kata seorang petugas PT Prima Vista kepada BPost, kemarin. (mdn) |
Tongkang Batu Bara dari Banjarmasin Terdampar
TULUNGAGUNG, BPOST - Akibat diterjang gelombang besar serta empasan angin kencang sejak Selasa (12/2) kemarin, sebuah kapal tongkang bermuatan batu bara seberat 13 ribu ton dari Banjarmasin dengan tujuan PLTU Cilacap, Jateng terdampar di selatan Teluk Popoh Desa Besole, Tulungagung, Jatim.
Kapal dengan nomor lambung TJA 285 dan berawak kapal 10 orang termasuk nahkoda ini, merapat di antara perahu nelayan yang bersandar sekitar lima kilometer dari garis pantai. Sebab dengan berada disana, kapal akan terhindar dari amukan gelombang besar yang langsung pecah ketika masuk Teluk Popoh.
Menurut keterangan Slamet, salah seorang warga Popoh, peristiwa terdamparnya kapal pengangkut batu bara itu sempat mengejutkan para nelayan. Sebab, di tengah cuaca buruk, angin kencang, dan ombak besar dari kejauhan nelayan melihat kapal tongkang menyeret kapal lain berukuran lebih besar yang di dalamnya mengangkut gundukan warna hitam. Kapal ini bergerak ‘terseok-seok’ mendekati arah pantai.
"Setelah kami lihat lebih dekat ternyata kapal pengangkut batu bara yang bersandar setelah dihantam ombak besar," ujar Slamet, Jumat (15/2).
Dikatakannya, peristiwa ini bukanlah yang kali pertama. Sekitar pertengahan 2007 lalu, sebuah kapal pengangkut batu bara juga memutuskan berlindung di Teluk Popoh setelah dihantam gelombang besar.
Dari pantauan di lapangan cuaca di perairan selatan masih terlihat buruk. Gelombang laut bergulung dengan ketinggian sekitar 2-3 meter. Volume air yang lebih banyak membuat garis pantai tidak terlihat sama sekali. Tidak hanya itu. Hujan disertai angina kencang juga terus mengguyur. Beruntung saat merapat, kapal batubara ini tidak menbrak ratusan perahu nelayan yang sedang bersandar.
"Akibat cuaca buruk ini para nelayan sudah sekitar sepekan lebih tidak berani melaut," tuturnya.
Sang Nahkoda, Werlif Manupe mengatakan, kapalnya berangkat dari Banjarmasin pada 2008 lalu. Sesuai jadwal, tandas warga Sulawesi ini, kapal seharusnya sampai ke PLTU Cilacap pada 11 Pebruari 2008. "Karena cuaca sangat buruk ini perjalanan kami terhambat," tuturnya.
Werlif mengatakan, sebelum terdampar di Teluk popoh, kapal sudah memasuki wilayah perairan Pacitan, Jatim. Namun, ketika hendak melanjutkan perjalanan, cuaca laut semakin buruk ditambah gelombang tinggi.
"Kita tidak berani berspekulasi mengambil resiko dengan meneruskan perjalanan. Karena bisa-bisa muatan kami tumpah," katanya. (okz)
Terkubur Batu Bara
• Truk Tabrak Gardu Portal
KANDANGAN, BPOST - Suasana Desa Idda Manggala, Kecamatan Sungai Raya, Hulu Sungai Tengah, Sabtu (9/2) malam, hening karena para warga larut dalam suasana duka. Tiga warga setempat, Taufik Muklas (9), Adriansyah (27), dan Rizali (17) tewas dalam waktu bersamaan.
Ketiganya mengalami nasib nahas, terkubur batu bara yang tumpah dari sebuah truk yang mengalami kecelakaan, sekitar pukul 16.00 Wita. Ketika itu, truk pengangkut batu bara dengan nomor polisi DA 9333 D yang dikemudikan Syamsul, menabrak bagian belakang mobil Honda Jazz DA 8075 AM yang saat itu berhenti mendadak di sekitar jalan tambang.
Setelah menabrak mobil, truk tetap melaju dan nyelonong ke kanan jalan hingga menabrak gardu portal pencatatan truk batu bara.
Celakanya, pada saat itu gardu sedang disinggahi belasan warga. Sebagian berhasil lari menyelamatkan diri.
Tetapi, Taufik, Adriansyah dan Rizali apes. Tiga warga lainnya, Hirman (18), Helmi Basuki (17) dan Hasan (40) sempat tertimbun batu bara, beruntung jiwanya selamat.
Hirman menuturkan, sekujur tubuhnya, kecuali bagian kepala, sempat terkubur batu bara. Namun, karena masih bisa bernafas, ia selamat. Itu berbeda dengan tiga korban lainnya yang seluruh tubuhnya terpendam emas hitam yang tumpah dari truk.
“Yang duduk di gardu ada 10 orang lebih. Tapi yang lain sempat menghindar. Sedangkan saya saat itu baru melangkah namun tiba-tiba tubuh saya tertimpa bongkahan batu bara. Hanya kepala saya saja yang tidak terkubur,” katanya Herman yang mengalami benjol-benjol dan luka-luka di tubuhnya itu.
Ia pun menduga, kecelakaan terjadi karena sopir truk kehilangan konsentrasi. Sebab, di antara rekannya telah memberi aba-aba berhenti, tetapi truk tetap melaju.
Akibat tertabrak truk, gardu ambruk. Sedangkan truk terbalik dengan posisi roda berada di atas. Ketika para warga berusaha mengevakuasi korban, tiga warga ditemukan sudah tidak bergerak lagi. Suasana desa pun gempar.
Yang menarik, ketika warga sibuk menyelamatkan para korban, sopir truk, bernama syamsul, warga Muara Pipi, Kecamatan Padang Batung, HSS itu kabur. Hingga malam tadi ia masih dicari aparat kepolisian. Sedangkan sopir Honda Jazz, Ahmadi dan empat anggota keluarganya malam tadi dimintai keterangan di Polres HSS.
Ahmadi mengaku, sore itu hendak pulang ke Martapura, setelah mengunjungi saudaranya di Barabai. Karena bertamu bersama sang istri Saidah (27), adiknya Hadizah (25) dan dua anaknya Askia (3) serta Raihan-- yang baru berumur lima bulan, maka diputuskan menggunakan mobil. Tetapi ia menyayangkan, meski sudah hati-hati ternyata mobilnya tertabrak truk dari belakang hingga penyok.
Kapolres HSS, AKBP Taufik Supriyadi, menyatakan masih menyelidiki kecelakaan tersebut. Diakuinya, saat kejadian, di lokasi tersebut sedang ada truk yang keluar masuk lokasi tambang PT Antang. Karena itu mobil Jazz berhenti dengan maksud memberi jalan bagi truk yang hendak masuk ke jalur utama, Jalan A Yani. diduga karena sopir truk tak siap, tabrakan tak terhindarkan.(ck2)