BANJARBARU, BPOST - Terancamnya kelistrikan di Kalsel dan Kalteng akibat menipisnya pasokan batu bara ke Pembangkit Tenaga Uap (PLTU) Asam Asam, membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel bersikap. Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kalsel segera menentukan harga. Kebijakan ikut menentukan harga tersebut diambil menyusul sepinya penawaran dari perusahaan batu bara mitra PT PLN Wilayah Kalsel dan Kalteng (KSKT) yang menyediakan keperluan batu bara Asam Asam.
Karena tak cocok harga, hanya ada satu perusahaan yang memasukkan penawaran sebagai mitra pemasok batu bara sehingga proses tender pasokan batu bara ke mesin pembangkit sentral itu pun gagal.
Kadistamben Kalsel Ali Muzanie, mengatakan, Pemprov Kalsel mencoba mencari solusi untuk mengatasi krisis listrik yang berpangkal pada masalah harga tersebut. Pekan lalu, pihaknya sudah memasukkan usulan pembentukan tim penyusunan harga batu bara ke Wakil Gubernur Kalsel Rosehan NB.
Menurutnya, dalam waktu dekat jika formasi tim disetujui mereka akan segera bisa menentukan harga perkiraan sendiri (HPS) mulut tambang batu bara, sehingga PLN mempunyai kepastian berapa harga yang paling pas untuk ditawarkan ke perusahaan batu bara.
Sementara, data di PLN Wilayah KSKT seperti dijelaskan Dwi Priyo Basuki Manager Pembangkitan PT PLN Wilayah KSKT, stok batu bara di PLTU Asam Asam masih tipis.
Batu bara yang seharusnya tersedia dalam 10 hari (20 ribu ton), kini hanya mampu mencukupi keperluan selama empat hari atau sekitar 8.000 ton. Kondisi ini dikhawatirkan akan mempengaruhi operasional bila terjadi gangguan alam maupun lainnya.
Catatan BPost, menipisnya cadangan batu bara di PLTU Asam-Asam bukan hal baru. Bencana banjir setelah sebagian kawasan Kalsel yang notabene lumbungnya batu bara sejak 6 Juni tadi berdampak pada krisis listrik di dua provinsi. Air yang menggenangi areal pertambangan batu bara menyebabkan pasokan bahan baku PLTU berkurang antara 500 sampai 600 ton per hari.
Kejadian ini merupakan kejadian kedua kali selama 2007 ini. Sebelumnya, tepat sebulan silam atau Senin (7/5) pagi yang lalu, produksi daya listrik PLTU hanya berfungsi separuhnya dari daya produksi maksimal. Satu unit hanya memproduksi 50 MW dan satunya lagi hanya 37 MW. (niz)
Fakta dan Data PLTU dan Sistem Kelistrikan • Jumlah pasokan bara rutin di PLTU : 2.000 ton per hari. • Stok terakhir : 8.000 ton (untuk empat hari) • Jumlah daya tersedia : 255 MW • Jumlah daya terpakai : 235 MW • Pasokan daya dari PLTU : 50 persen atau 2X65 MW. • Pasokan daya listrik dari PLTA : 10 persen atau 3X9 MW • Pasokan daya PLTD : 40 persen (jumlah daya tersebar di seluruh PLTD Kalselteng) |