Rabu, 28 Oktober 2009 | 05:57 WITA
PARINGIN, RABU - Sungai Balangan yang membelah Kabupaten Balangan diduga tercemar limbah batu bara, akibat kolam pengendapan limbah salah satu perusahaan batu bara meluap setelah hujan lebat mengguyur daerah itu, Jumat (23/10).
Warga yang tinggal di bantaran Sungai Balangan terpaksa sementara tidak bisa mengonsumsi air sungai tersebut, karena dikhawatirkan mengandung zat kimia yang membahayakan.
Wakil Bupati Balangan Ansharuddin, Senin (26/10), langsung menggelar rapat dengan PT Adaro terkait dugaan pencemaran tersebut. Menurut Anshar, PT Adaro siap memberikan air bersih kepada masyarakat yang tinggal di bantara Sungai Balangan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Balangan Fakhrudin Zafuri mengatakan, untuk menghindari risiko terhadap kesehatan, pihaknya mengeluarkan imbauan agar warga tidak memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan memasak, mandi, dan mencuci.
"Begitu kita melihat ada perubahan fisik terhadap air sungai, saya langsung meminta masyarakat tidak memanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari," katanya.
Selain air sungai, kata dia, pihaknya juga meminta warga tidak mengonsumsi ikan keramba yang dibudidayakan di sepanjang sungai tersebut.
Menurut Fakhrudin, dugaan pencemaran air sungai terjadi setelah hujan lebat mengguyur Kabupaten Balangan. Air sungai yang biasanya bening tiba-tiba berubah menjadi keruh dan hitam.
Pihaknya langsung meminta klarifikasi ke PT Adaro untuk memastikan penyebab terjadinya perubahan air di sepanjang Sungai Balangan.
Untuk memastikan air itu tercemar, dia sudah mengirim sample air ke Bapelkes di Banjarbaru.
PDAM Hentikan Operasional
MENURUNNYA kualitas air Sungai Balangan itu membuat PDAM tak bisa melakukan pengolahan. Kadar air terlalu pekat sehingga sulit dijernihkan.
Direktur PDAM Balangan Sundoyo mengaku terpaksa menghentikan operasional tiga instalasi pengolahan air bersih yakni Lampihong, Paringin 1 dan Paringin tiga.
Menurut dia, saat dilakukan pengolahan, air tidak bersih. "Kita melakukan delapan kali proses penjernihan, tapi hasilnya air tetap tak mau jernih," ungkapnya.
Sejak Senin, PT Adaro Indonesia membagikan 29 tangki air bersih kepada warga tinggal di bantaran Sungai Balangan, seperti Lampihong, Murungjambu, Kalubau dan Desa Karangan. Mereka selama ini menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari.
Kepala Humas PT Adaro Andriansyah mengatakan, menghitamnya air Sungai Balangan disebabkan karena kolam pengendapan lumpur yang berada di lokasi SP 6A meluap setelah hujan cukup deras melanda kawasan itu.
Namun pihaknya sudah menutup kolam pengendapan yang meluap tersebut. "Kalau ada warga menderita