Saturday, June 27, 2009

Deposit Batubara Tinggal 10 Juta Ton

Jumat, 29 Mei 2009 | 06:09 WITA

PELAIHARI, JUMAT - Kabupaten Tanahlaut, Kalsel akan kehilangan salah satu investor besar di sektor tambang batu bara yakni PT Jorong Barutama Greston (JBG). Sekitar lima tahun lagi perusahaan penanaman modal asing itu akan hengkang.

"Pada 2014 kegiatan produksi kami akan berakhir," kata Mine Head PT JBG Pongsak Dejmark usai ekpose rencana penutupan tambang di lantai II kantor bupati, Kamis (28/5).

Pongsak mengatakan, kendati perusahaan yang dipimpinnya mengakhiri kegiatan produksi (penambangan), hingga tiga tahun selanjutnya JBG masih berdiri di Tala. Rentang waktu tersebut merupakan tahapan evaluasi dan monitoring sebagai bagian akhir dari penutupan tambang.

Kegiatan yang dilakukan pada rentang waktu tersebut di antaranya pembongkaran dan pengangkutan sarana/prasarana kerja, termasuk peralatan berat. Kegiatan lainnya yaitu menuntaskan reklamasi eks areal tambang dan pembuatan taman di sekitar stockpile dan pelsus di pesisir Pantai Jorong.

"Itulah konsep pascatambang yang akan kami laksanakan yaitu menghijaukan kembali areal tambang dan menyulap kawasan stockpile dan pelsus menjadi taman yang kelak bisa menjadi aset wisata bagi

Rencana penutupan tambang tersebut, jelas Pongsak, didasari telah menipisnya deposit batu bara yang ada di areal PKP2B perusahaannya. Sisa deposit yang ada saat ini hanya 10 juta ton. Dengan rata-rata produksi dua juta ton per tahun, maka tahun 1024 batu baranya akan habis sehingg pada tahun itu juga kegiatan produksi direncanakan akan dihentikan. Total produksi batubara hingga saat ini sebanyak 20 juta ton.

"Masyarakat tidak perlu kaget dengan rencana penutupan tambang kami. Ini adalah proses wajar dari sebuah usaha. Semua perusahaan tambang saat ini juga menyusun rencana penutupan tambang, karena ini wajib dibuat sesuai Kepmen ESDM nomor 18/2008," beber Pongsak.

Konsekuensi PHK (pemutusan hubungan kerja) diakuinya pasti terjadi. Namun itu akan dilakukan bertahap dalam beberapa tahun mendatang terutama pascatambang. Itu pun tidak seluruhnya di-PHK. Sebagian karyawan dipekerjakan di lokasi tambang grup PT ITM, seperti, di Kaltim dan Kalteng (Muarateweh).