Thursday, February 26, 2009

Produksi PT Adaro Bebas Dampak Krisis

Friday, 09 January 2009 12:18 redaksi
BANJARMASIN - Krisis keuangan global yang melanda dunia termasuk di Indonesia yang sampai saat ini masih terjadi, tidak mempengaruhi produksi batubara PT Adaro Indonesia yang beroperasi di Kalimantan Selatan.

     "Krisis keuangan global tidak mempengaruhi produksi batubara PT Adaro Indonesia, bahkan untuk tahun 2009 ini meningkat dibanding tahun 2008 lalu," kata General Manager (GM) PT Adaro Indonesia Paringin, Priyadi, di Banjarmasin, kemarin.

     GM PT Adaro Indonesia Paringin tersebut berada di Banjarmasin menghadiri peresmian pengoperasian alur baru ambang Barito oleh Dirjen Perhubungan Laut Dephub, Sunaryo didampingi Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin.

     PT Adaro Indonesia merupakan pengguna terbesar alur ambang Barito tersebut untuk mengangkut tambang barubara dengan menggunakan kapal tongkang antara 7 hingga 8 tongkang per hari.

     Menurut Priyadi, untuk tahun 2009 ini direncanakan produksi batubara PT Adaro Indonesia yang ada di Kalsel sekitar 42 juta ton, atau meningkat sekitar 4 juta ton dibandingkan tahun 2008 lalu yang mencapai 38 juta ton.

     "Dari rencana produksi batubara sebesar 42 juta ton tahun 2009 tersebut sebagian besar atau sekitar 70 persen untuk memenuhi kebutuhan ekspor, sedangkan 30 persen untuk keperluan dalam negeri," ujarnya.

     Dia menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tersebut yakni memasok sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang ada di Indonesia, seperti PLTU Paiton, di Jawa Timur dan PLTU Cilacap.

     Sedangkan produksi batubara yang mencapai 70 persen dari produksi tahun 2009 tersebut, katanya, diekspor dengan tujuan 17 negara di dunia, sehingga apabila hanya satu negara yang terkena krisis keuangan global ekspor tidak terpengaruh.

     Selain itu, kata Priyadi, batubara yang diproduksi PT Adaro Indonesia yang dikenal memiliki kualitas cukup baik tersebut langsung dijual kepada pemakai.

     Ketika ditanya retribusi alur Barito, dia menyatakan, pihaknya bersedia membayar retribusi alur tersebut, karena ada beberapa keuntungan yang diperoleh seperti ongkos angkut lebih murah, karena efisien waktu.

     "Jika sebelum dibangun alur baru ambang Barito, sejumlah kapal tongkang batubara milik PT Adaro Indonesia sering terlambat karena harus menunggu pasang dalam agar tidak kandas di alur, tetapi sekarang tidak lagi harus menunggu pasang dalam," ujarnya.
     Sebagai pengguna alur, lanjutnya, pihaknya berharap pengelola alur hendaknya terus melakukan pemeliharaan agar alur Barito yang terkenal bersedmentasi tinggi tersebut tidak mengganggu lalulintas pelayaran kapal tongkang batubara. ani/mb07