Tuesday, 06 January 2009 12:01 redaksi
TANJUNG - Pembangkit listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) atau dikenal dengan energi putih kelangsungannya tergantung pepohonan yang terjaga kelestariannya. Tanpa itu sudah dipastikan listrik mikrohidro tidak akan bertahan lama.
Namun keberadaan pengerukkan kekayaan alam tentunya juga berpengaruh besar terhadap PLTM seperti di Desa Panaan dan sekitar Dambun Raya, kelangsungannya terancam lantaran hadirnya investor yang menarik isi perut bumi.
Sekarang ini saja beberapa perusahaan batu bara melakukan ekplorasi di Desa Panaan dan Dambung Raya. Ada tiga perusahaan tambang batu bara yang sedang eksplorasi lantaran telah mengantongi ijin Kuasa Pertambangan (KP).
Usai eksplorasi mereka akan segera melakukan ekploitasi potensi batu bara. Itu dikatakan Pimpinan PT Codium Multi Comp, Siswanto, pihaknya akan segera ekploitasi jika usai melakukan eksploirasi.
Pertambangan dalam operasinya menggali batu bara dengan cara menebang pohon dan mengupas lapisan tanah bagian atas. Dengan cara ini bisa dipastikan hutan yang selama ini sebagai penjaga ketersediaan sumber air tetap akan hilang. Bbila hutan hilang dan bukit-bukit menjadi laguna maka air sebagai komponen vital dalam PLTM tidak tersedia lagi.
PLTM bukan saja sebagai penyedia energi yang ramah lingkungan dengan biaya murah tapi fungsinya kini sudah mulai dikembangkan sebagai pola konservasi alam dan hutan baru.
Upaya membangun tenaga listrik mokrohidro adalah upaya kontruktif untuk mengajak masyarakat peduli dengan lingkungan hidup secara riil. Bila ingin turbin penghasil listrik dapat terus diputar oleh air maka mau tidak mau masyarakat harus menjaga kelestarian hutan. Dengan demikian debit air akan tetap terjaga dan listrik pun terus mengalir.
Sungai Panaan dan sekitarnya merupakan hulu sungai dari sungai Tabalong yang membelah di tengah Tabalong. Kelestarian hutan yang terjaga tidak saja sebagai potensi listrik mikrohidro tapi juga sebagai jaminan sumber air sungai Tabalong.
Dalam skala nasional, seperti dirilis dalam situs milik menko perekonomian, banyak pakar energi listrik tenaga air yang menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air.
Alasan logisnya juga sepadan karena kondisi topografi Indonesia bergunung dan berbukit serta dialiri oleh banyak sungai. Memafaatkan air untuk membangkitkan energi listrik melalui pemutaran turbin adalah salah satu teknologi yang tidak merusak lingkungan.
Selain itu pembangkit listrik dari air ini juga mampu memanfaatkan energi terbarukan, menunjang program pengurangan pemanfaatan BBM, dan sebagian besar memakai kandungan lokal.
Berdasarkan penelitian, besar potensi energi air di Indonesia yang dikembangkan melalui PLTA adalah 74.976 MW, sebanyak 70.776 MW ada di luar Jawa. Yang sudah termanfaatkan sebesar 3.105,76 MW, sebagian besar berada di Pulau Jawa.
Selain melalui PLTA, energi mikrohidro (PLTMH) memiliki potensinya adalah 458,75 MW. Sehingga energi mikrohidro berpotensi untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di daerah pedesaan dan pedalaman yang terpencil.
Bila perusahaan pertambanan sudah melakukan eksploitasi di daerah Panaan tidak ada yang bisa dilakukan untuk tetap menjaga kelangsungan PLTM.
Salah seorang tim Bappeda Tabalong yang sudah lama memendam kegelisahan ini mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa.ale/elo