Rabu, 10 Desember 2008 11:17 redaksi
BANJARMASIN - Krisis keuangan global yang menyebabkan permintaan batubara asal Kalsel dari beberapa negara turun, berpengaruh terhadap pengusaha angkutan truk batubara.
Kepala Sub Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Kalsel, Ramonsyah, di Banjarmasin, Selasa, mengungkapkan, sebagian perusahaan angkutan batubara, mulai menawarkan truknya untuk dijual karena tidak mendapatkan muatan.
Diperkirakan, saat ini sekitar hampir 25 persen dari sekitar 3 ribu truk angkutan batubara tidak lagi beroperasi. "Secara pasti saya belum melakukan pendataan, berapa truk angkutan batubara yang tidak beroperasi, namun yang pasti kini telah banyak berkurang," katanya.
Kondisi tersebut diperparah dengan keputusan walikota Banjarmasin yang tidak memperpanjang izin tiga stok file di daerah Pelambuan Banjarmasin yang selama ini sering mendapatkan protes dari masyarakat sekitar.
Kondisi tersebut, tambahnya, disatu pihak banyak memberikan keuntungan bagi instansi yang dia pimpin karena mengurangi kemacetan luar biasa pada daerah-daerah tertentu dan persoalan lalu lintas di lapangan.
Selain itu, masyarakat juga bisa sedikit bernafas lega, karena gangguan truk angkutan batubara, tidak lagi separah seperti bulan-bulan sebelumnya.
Namun, tambahnya, beberapa perusahaan angkutan menjadi sangat terpukul karena banyak mengalami kerugian. "Satu hari saja mereka tidak beroperasi, akan mengalami kerugian yang cukup besar, apalagi bila sampai berbulan-bulan," tambahnya
Saat ini, tambahnya, kepadatan arus lalu lintas di kawasan Lingkar Selatan tidak seperti bulan-bulan sebelumnya, yang hampir seluruh ruas jalan "dikuasai" oleh truk angkutan batubara selama 1 x 24 jam.
"Sekarang jalan di Lingkar Selatan sudah agak lengang, hanya sedikit truk-truk yang nekat parkir disamping kiri dan kanan jalan raya, sehingga lalu lintas sudah lumayan lancar," tambahnya.
Dari pantauan Senin, hingga pukul 18:00 Wita, jalan dari Kota Banjarbaru menuju Lingkar Selatan terlihat lengang oleh angkutan truk batubara. Padahal biasanya, pada saat-saat seperti itu merupakan awal dari puncak berderetnya truk angkutan batubara di sepanjang jalan Akhmad Yani.
Warga mengira, lengangnya truk angkutan batubara karena sengaja dilarang oleh Dishub Kalsel untuk menghormati Idul Adha. "Kita tidak mengeluarkan surat larangan beroperasi truk angkutan baru bara pada Idul Adha, tetapi memang saat ini banyak berkurang, selain juga karena para sopir yang istirahat menghormati lebaran kurban waktu itu," tambahnya.
Kepala Dinas Pertambangan Kalsel, Ali Mazanie membenarkan, sejak terjadinya krisis keuangan global dalam tiga bulan terakhir pengiriman batubara ke berbagai negara turun sekitar 20 persen.
Penurunan terjadi terutama pada perusahaan kecil atau spot-spot yang tidak memiliki kontrak jangka panjang. an/mb02