Kamis, 16 Oktober 2008 10:34 redaksi
JAKARTA - Manajemen PT Adaro Energy Tbk (Adaro) meminta otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut suspensi perdagangan sahamnya terkait rencana perseroan melakukan buy back.
Hal tersebut disampaikan Presdir PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir usai pertemuan dengan manajemen BEI, di Gedung BEI, Jalan Sudirman, Jakarta, Rabu. Saham Adaro disuspensi sejak Selasa (14/10).
"Suspensi diharapkan dicabut secepatnya karena suspensi terjadi karena bursa meminta penjelasan tentang aksi korporasi yang akan dilakukan Adaro," ujarnya.
Adaro akan membeli kembali saham yang dipegang investor institusi, publik dan investor strategis. Tadinya Adaro menyiapkan dana buy back sebesar US$ 250 juta, namun setelah menghitung kembali dengan harga saham sekarang, Adaro hanya menyiapkan US$ 100 juta.
"Rumor di pasar yang menyebutkan Adaro mencari pinjaman untuk buy back itu tidak benar, semua dana buy back itu dari kas internal," ujarnya.
Mengenai pemanggilan Adaro, dia menyebutkan bursa memanggil karena ada transaksi yang bersifat material.
"Ada material transaksi bursa perlu ada keterbukaan publik makanya dipanggil, hari ini menjawab pertanyaan tertulis, nanti tidak perlu public expose hanya perlu keterbukaan informasi saja," ujarnya.
Harga saham yang tengah turun ini memberi kesempatan untuk buy back karena secara fundamental kondisi perseroan masih bagus.
"Tapi saham turun jadi ini kesempatan untuk membeli kembali dan menstabilkan bursa karena pada dasarnya kondisi perusahaan masih bagus tapi sahamnya undervalue, jadi kita sangat menyambut baik buy back yang diperlonggar pemerintah," ujarnya.
Direktur BEI Eddy Sugito menjelaskan masalah suspensi bisa dicabut asalkan Adaro bisa menjelaskan aksi korporasi itu kepada publik agar investor tidak menjadi bingung dibuatnya.
"Kita klarifikasi struktur transaksinya, dia kan sebut akan buy back modelnya seperti apa harus dijelaskan ke bursa, dari surat awal mereka dananya US$ 250 juta, ini yang masih akan kita bahas, tentunya kita arahkan mereka ikuti aturan yang ada kalau mau buy back ya harus seperti yang ditentukan oleh Bapepam," ujarnya
Adaro memperkirakan target penjualan batubara senilai US$ 38 juta tahun ini akan tercapai. Tahun depan target akan meningkat lagi karena harga jual batubara Adaro mengacu pada harga jual di Newcastle dan Australia.