Rabu, 03-09-2008 | 00:33:27
Halaman 1 dari 2
• Bibit Gurami-Betok Ludes
PELAIHARI, BPOST - Dampak banjir yang melanda Kabupaten Tanah Laut (Tala) pekan lalu juga dialami petambak di Desa Muara Kintap, Kecamatan Kintap. Ratusan ribu benih ikan dan udang yang baru ditabur musnah.
H Kadir, seorang petambak Muara Kintap, menyebutkan hampir seluruh tambak warga di desanya diterjang banjir. Terutama tambak yang berada di Dusun Rantau Bujur (70an hektare) dan di Dusun Ketanahan II (80an hektare).
"Ikan atau udang di dalamnya praktis hilang dibawa air bah. Kalau pun masih ada sisanya, paling tidak seberapa. Padahal sebagian ada yang baru ditabur, masih berumur 1-2 minggu," kata Kadir.
Tambak milik Kadir seluas 6 hektare di Rantau Bujur juga tak luput dari banjir. Beberapa petak berisi udang tiger yang baru ditabur sekitar 20 ribu ekor. Kadir mengatakan kerugiannya sangat besar, karena harga per ekor udang gelondongan Rp 250. Sebagian malah seharga Rp 35 per ekor (benur).
Dia dan petambak lain di desanya hanya bisa pasrah. Namun tetap saja mereka gundah karena hampir tiap tahun tambak kebanjiran. Bahkan dua tahun lalu setahun ada tiga kali kebanjiran.
Kondisi ekonomi para petambak setempat sangat memprihatinkan. "Andaikan tidak malu, tentu kami di sini sudah menangis sejadinya karena terus menerus merugi ," keluh Kadi
Bantuan Bibit Gratis
DINAS Perikanan dan Kelautan Tala memastikan akan menyalurkan bantuan benih ikan/udang secara cuma-cuma. "Alhamdulillah usulan kami tahun ini diakomodasi dalam APBD. Insya Allah tidak lama lagi penaburan benih ikan/udang bisa kami laksanakan di Muara Kintap dan Desa Muara Asam Asam Kecamatan Jorong," kata Kadislakan Tala H Soetrisno, Selasa (2/9).
Soetrisno mengatakan sebenarnya institusinya sejak beberapa tahun lalu telah mengusulkan bantuan benih ikan untuk petambak di dua desa tersebut yang selama ini selalu merugi akibat tambaknya terluapi banjir. Namun selama itu pula usulan selalu terlewati dan baru tahun ini disetujui.
"Kami sangat mengerti dan prihatin dengan nasib petambak di Muara Kintap dan Muara Asam Asam. Sudah selayaknya mereka mendapatkan bantuan benih ikan/udang," ucap Soetrisno. (roy)
r.
Kini petambak beralih pekerjaan menjadi penambang batu bara secara manual. Namun penghasilan dari hasil menambang ini pun tak bisa diandalkan. Jika mujur, sehari bisa dapat Rp 30 ribu.
"Itu pun kami sering dikejar-kejar oleh petugas. Padahal yang kami cari hanya untuk sesuap nasi. Kalau tidak menambang mau makan apa kami," ucap Kadir.
Sementara itu, pekan pertama Agustus lalu, Dinas Kelautan dan Perikanan Tala menebar puluhan ribu benih ikan lokal--betok (papuyu) dan gurami--di waduk Desa Damit Kecamatan Batu Ampar.
Namun benih ikan yang didatangkan dari Balai Benih Ikan (BBI) Kapuas Kalteng itu pun diperkirakan musnah akibat waduk terkena banjir. Namun Dislakan Tala meyakini sebagian masih selamat, karena benih ikan tidak hanya ditabur di satu titik.
"Yang hilang mungkin hanya di sekitar jebolnya tanggul waduk alam itu. Benih ikan yang kami tabur di titik lainnya, kemungkinannya masih aman," ucap Kabid Perlindungan Sumber Daya Hayati dan Kelautan Dislakan Tala Rahmi Yuliani. (roy)