Sabtu, 20-09-2008 | 00:30:14
• Baru Tiga Bulan Menjabat
MARTAPURA, BPOST - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar secara tiba-tiba mengganti Yulizar Savitri yang baru tiga bulan menjabat Direktur PD Baramarta, dan menempatkannya ke PT Banjar Intan Mandiri (BIM) yang menjadi induk perusahaan ini.
Penggantinya pun cukup mengejutkan jajaran di Pemkab Banjar. Dia adalah Supian Asli, Kepala Badan Pengawas PD Baramarta yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Banjar.
Pelantikan Dirut PD Baramarta ini dilakukan bersamaan dengan mutasi jabatan di lingkup pejabat struktural eselon IV Pemkab Banjar. Juga bersamaan dengan diangkatnya kembali Rifqie Basri sebagai Dirut PDAM Intan Banjar, di Aula Barakat Pemkab Banjar Jumat (19/9).
Menurut informasi, perombakan struktur organisasi di dua perusahaan daerah milik Pemkab Banjar itu tidak lepas dari berbagai masalah, terutama pada Baramarta. Seperti soal bagi hasil yang dipertanyakan DPRD sampai dugaan pelanggaran hukum pada bidang pertambangan.
Namun ada juga yang menyebutkan Yulizar sengaja mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Selama dia menjabat Direktur PD Baramarta, Yulizar memang sempat menjalani perawatan kesehatan.
Bupati Banjar, H Gusti Khairul Saleh menegaskan mutasi ini sudah penuh pertimbangan karena memang sudah rutinitas dalam satu struktur organisasi di pemerintahan.
Bupati menilai pemilihan Supian Asli sudah terbaik, dari sisi kepangkatan dan pengalamannya. Supian juga pernah menjadi Kadis Pertambangan di Tanah Laut dan Kadisnaker di Banjar.
"Namun demikian dia harus bekerja sesuai aturan, tidak melanggar hukum dan tetap berkoordinasi dengan perusahaan induknya PT BIM," tegas Bupati.
Tanpa Uji Kelayakan
Sorotan dan rumor tak sedap beredar pada pelantikan Direktur PDAM Intan Banjar. Rifqie Basri dikabarkan kembali menjabat dengan mulus, tanpa harus menjalani uji kelayakan. Sebelumnya, dia dipilih menjadi calon tunggal dan tidak ada kesempatan calon lain pada bursa Direktur Utama.Anggapan ini lagi-lagi ditepis oleh Bupati Banjar, Khairul Saleh. Khairul beralasan dia menjadi direktur lagi karena telah terbukti berprestasi memajukan PDAM Intan Banjar sebagai PDAM yang mampu sejajar dengan PDAM lain di Indonesia.
Selama dua tahun terakhir, kata bupati PDAM tak lagi merugi. Malah meraih laba sebesar Rp 1,6 miliar.
Sekretaris Badan Pengawas (BP) Banjarbaru PDAM Intan Banjar, Sanusi Enani, menyatakan pemilihan dirut sepenuhnya kewenangan kabupaten Banjar. Pemko Banjarbaru hanya ikut penyertaan modal untuk kerjasama pelayanan penyaluran air kepada warga di Banjarbaru. "Jadi kewenangan tidak masuk sampai manajemennya," ucap Sanusi yang juga kepala Dinas Bapedalda Banjarbaru ini.
Saat ini Banjarbaru telah menanamkan penyertaan modal kepada PDAM Intan Banjar sebesar Rp 6 milyar. Kerjasama ini sejak tahun 2007.
"Banjarbaru termasuk beruntung, penyertaan modal terhitung kecil Rp 6 miliar, tapi justru mendapatkan pelayanan penyaluran air terbanyak sekitar 60 persen dari pelanggan PDAM Intan Banjar sekarang,"ucapnya. (niz/sar)
Saat dikonfirmasi usai pelantikan pun, Khairul menegaskan Yulizar hanya dimutasikan ke PT BIM yang menjadi induk PD Baramarta. Selanjutnya PT BIM lah yang memberikan SK, apa posisi Yulizar di BIM. (niz)