Rabu, 09-07-2008 | 00:44:42
Baca Juga
Pemprov Minta Porsi Saham Adaro
Halaman 2
Halaman 1 dari 2
BANJARMASIN, BPOST - Saham PT Adaro Energy mulai ditawarkan ke publik sejak kemarin hingga besok. Penawaran saham dilakukan di empat kota di Indonesia yakni Jakarta, Medan, Semarang, dan Surabaya.
Rencananya, perusahaan tambang yang beroperasi di Kalimantan Selatan ini akan melepas saham ke publik sebanyak 11,139 miliar saham di harga Rp 1.100 per saham dengan target perolehan dana Rp 12,252 triliun.
Vice President Investment Banking PT Danatama Makmur, Vicky Ganda Saputra selaku penjamin emisi Adaro di Jakarta, kemarin, mengatakan, dari total dana hasil initial public offering (IPO) yang ditargetkan sebesar itu, sejumlah Rp 3,063 triliun ditargetkan berasal dari investor lokal, sedangkan sisanya Rp 9,189 triliun akan dihimpun dari investor asing. “Komposisinya kurang lebih 25 persen investor lokal, dan sisanya asing,” katanya.
Terkait penawaran saham ini, pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menuntut agar mendapatkan hak prioritas pembelian saham. Pihak Pemprov menegaskan, merasa punya hak pembelian saham, karena kegiatan pertambangan batu bara PT Adaro berada di wilayah tersebut.
Gubernur Kalsel, Rudy Ariffin, Selasa (8/7), mengatakan pihaknya mendesak ada pemberian prioritas penjualan saham Adaro kepada pemerintah daerah. “Seharusnya pemerintah daerah mendapat porsi pembelian IPO tersebut,” katanya.
Menurut Rudy, Kalsel berhak mendapatkan saham salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar tersebut, selain beroperasi di wilayah ini, dampak kerusakan lingkungan akibat pertambangan dan dampak sosial terhadap masyarakat menjadi beban pemerintah daerah.
Dengan adanya porsi saham kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten penghasil tambang, maka akan ada kontribusi berarti dari perusahaan kepada daerah, terkait pendapatan daerah dan upaya peningkatan kesejahteraanmasyarakat. “Secara serius pemerintah daerah akan membeli saham PT Adaro apabila ditawarkan kepada pemerintah daerah,” tegasnya.
Lebih jauh ditambahkan Rudy, tuntutan pembelian saham ini hendaknya diperhatikan pihak PT Adaro karena pemerintah daerah akan melakukan upaya memperketat regulasi bidang pertambangan yang menjadi kewenangan daerah, seperti rekomendasi penambahan produksi.
Eksternal Relation Manager PT Adaro Indonesia Kalsel, Andriansyah, mengatakan PT Adaro Indonesia yang merupakan anak perusahaan PT Adaro Energy, saat ini mempunyai kapasitas produksi batu bara mencapai 38 juta ton per tahun. (mio/dt/ok)