Wednesday, June 18, 2008

Produksi Tambang Turun Drastis

 
Kamis, 03-04-2008 | 00:57:19

• Dampak Kenaikan Harga BBM Industri

PELAIHARI, BPOST- Kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) benar-benar memukul pelaku usaha di sektor pertambangan. Produksi mengalami penurunan cukup drastis.

Salah seorang pemilik usaha bijih besi di Kabupaten Tanah Laut, H Kaspul Anwar, mengatakan, produksinya kini hanya 20 ribu ton per bulan. Padahal sebelumnya mencapai 25-30 ribu ton.

“Bagaimana produksi kami tidak menurun, kalau harga BBM semakin mahal. Memang yang memasok BBM (solar) banyak, tapi uangnya yang kadang tidak ada,” tutur Kaspul dihubungi via telepon selular, Selasa (1/4).

Kaspul mengatakan saat ini kenaikkan harga BBM telah mencapai 100 persen, sejak pemerintah mulai menaikkan harga BBM secara bertahap, dua tahun lalu. Prosentase kenaikkan yang dinilainya cukup fantastis ini bakal sangat memukul dunia usaha yang bergantung terhadap BBM, seperti, pertambangan.

Dalam sebulan, hanya untuk keperluan BBM, beber Kaspul, dirinya tak kurang harus menyediakan uang sebesar Rp 450 juta. “Per tangkinya sekarang Rp 44 juta. Padahal kira-kira tiga bulan lalu masih berkisar Rp 17-23 juta,”katanya.

Kaspul Anwar, direktur CV Karya Bersama, bisa dikatakan penambang lokal terbesar. Jumlah tenaga kerjanya mencapai ratusan orang dengan 3 lokasi tambang yang berada di wilayah Kecamatan Pelaihari.

Dari tiga lokasi tambang tersebut, satu lokasi yang berada di Dusun Riam Pinang Desa Tanjung, berhenti beroperasi sejak setahun lalu. Ini terkait masalah hukum terhadap status lahan tambang. Polisi meyakini lokasi itu masuk kawasan hutan lindung.Masalah itu kini masih dalam tahap pemberkasan (penyidikan).

Meski harga BBM terus melambung, namun untuk sementara Kaspul belum berniat melakukan perampingan tenaga kerja. “Jika dihitung untung rugi sebenarnya memang harus ada perampingan, tapi saya tak mau begitu. Sebisa mungkin saya tidak akan mengurangi tenaga kerja,”imbuhnya.

Berhentinya operasional tambang di Dusun Riam Pinang saja, sebut Kaspul, merupakan pilihan sangat berat. Lebih 100 orang warga setempat, kini kehilangan sumber penghasilan yang potensial.(roy)