Jumat, 11-04-2008 | 00:45:10
BATULICIN, BPOST - PT Arutmin Indonesia, yang beroperasi di Kecamtan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, bersama pemerintah Jepang sedang membangun pabrik Upgraded Brown Coal Indonesia (UBCI) di kawasan Desa Sungai Cuka.
Keberadaan pabrik pertama dan tercanggih di dunia itu sedang dalam proses penyelesaian. Rencananya, pabrik itu beroperasi Juli 2008, meski baru uji coba.
"Pembangunannya sudah mencapai 80 persen. Target kami, Juli 2008 sudah beroperasi. Ini teknologi pertama di dunia dan jika berhasil merupakan tekhnologi tercanggih," kata Technical Director, Tetsuya Deguchi, saat mengajak BPost melihat dari dekat kawasan pertambangan PT Arutmin, pekan lalu.
Pabrik itu, untuk mengolah batu bara berkalori rendah. Seperti kalori 5.000, bisa diubah menjadi 6.650 kalori. Proses perubahannya, dengan memasukkan batu bara ke dalam sebuah tungku dan diproses.
Batu bara itu akan diperas airnya biar keluar semua sehingga menjadi batu bara berkalori tinggi. Mengenai kapasitas produksi, sekitar 600 ton per hari.
Pembuatan pabrik mesti dilakukan, kata Deguchi karena cadangan berkalori rendah di Satui berkisar 150 juta ton per tahun. Kalau tak diolah, tidak layak dikirim ke luar negeri seperti Jepang maupun negara di Asia Pasifik.
PT Arutmin yang beroperasi sejak tahun 1980 memiliki luas areal tambang 11.000 hektare. Sampai sekarang perusahaan ini telah menambang jutaan ton ‘emas hitam’. Selain memenuhi kebutuhan ekspor juga kebutuhan domestik, seperti suplai ke pembangkit listrik.
Dalam perkembangannya, bisnis ini semakin menggiurkan masyarakat. Mulai dari penambangan ilegal, sampai penambangan berskala kecil yang hanya mengantongi izin kepala daerah (bupati) ikut menambang.
Dampaknya, banyak batu bara yang masih muda atau berkalori rendah, tereksplorasi dengan ramainya kompetisi bisnis ini. Padahal, harga batu bara kalori rendah lebih murah dibanding kalori tinggi. Kebutuhan pasar pun tak terlalu memerlukannya. Karena itulah Arutmin mencari solusi dengan pembangunan pabrik tersebut. (coi)