Rabu, 28-05-2008 | 00:40:10
BANJARBARU, BPOST - Mogoknya sopir angkutan batu bara yang menuntut kenaikan biaya angkut pascanaiknya harga solar, membuat pedagang makanan di sepanjang jalan tol Trikora Banjarbaru terpukul. Pedagang di sana mengaku rugi ratusan ribu rupiah, selama tiga hari terakhir.
Seperti dialami Rahma (34), warga Guntung Manggis, Senin (27/5). Pedagang keliling nasi bungkus itu tidak tahu ada aksi mogok sopir angkutan batu bara. Padahal, dia telanjur membuat nasi bungkus dalam jumlah banyak untuk dijual kepada sopir.
Karena tidak ada yang membeli, dia pun rugi ratusan ribu rupiah. "Saya telanjur membuat 150 bungkus nasi dan biasanya habis dibeli sopir. Karena tidak ada truk yang melintas, nasi saya bagikan ke tetangga," tuturnya.
Rahma mengatakan, biasanya jika nasi itu terjual habis dia bisa memperoleh pendapatan kotor Rp 750 ribu. Dengan mengambil keuntungan 10 persen, dalam sehari dia bisa meraih keuntungan bersih Rp 75 ribu.
Beberapa rekan seprofesinya juga memberikan nasi bungkus kepada tetangganya. Saking banyakny, tetangganya itu tak bisa menghabiskan dan memberikan nasi bungkus tersebut kepada itik peliharaan mereka.
Armada truk batu bara yang melintas di jalan tol itu, memberikan berkah kepada pedagang di sepanjang Jalan Trikora. Dengan menggunakan sepeda motor, mereka menyelinap di antara antrean truk menawarkan nasi kepada sopir yang antre masuk Jalan A Yani.
Berbeda dengan penjual makanan yang membuka warung di sepanjang jalan tol itu. "Kami tak rugi, hanya penghasian menurun," ujar Lina (23), penjual mie instan. (esy/niz)
Belum Sepakat
HINGGA kemarin sore, jalur truk batu bara masih lengang. Mogoknya ribuan pengemudi angkutan emas ‘hitam’ itu berlanjut, karena belum ada kesepakatan mengenai ongkos angkut seperti yang diminta mereka kepada pengelola hasil tambang batu bara.
Rapat antara sopir dan pengelola tambang sejak Senin (26/5) hingga Selasa (27/5) berjalan alot, sehingga belum menghasilkan solusi. Sebagian besar sopir bersikeras menolak biaya Rp 10.000 per ton batu bara yang diangkut.
H Setya, pemilik armada batu bara mengatakan, sopirnya sampai kemarin belum berani mengangkut batu bara walaupun pengusaha tambang telah kembali beraktivitas. "Sopir saya masih istirahat, karena katanya belum ada kesepakatan ongkos angkut," ujarnya. (niz/esy)