Monday, March 24, 2008

Sopir Truk Tak Mau Disalahkan

Sabtu, 01-03-2008 | 00:30:25



• Lebih Enam Ton, Langsung Tangkap

MARTAPURA, BPOST - Sejumlah sopir truk batu bara di Martapura tak terima jika selalu disalahkan sebagai penyebab retaknya jembatan Martapura.


Tono seorang sopir truk batu bara didampingi sejumlah rekannya, mengatakan, seharusnya pemerintah daerah mencarikan solusi bagi angkutan batu bara, bukannya hanya bisa menyalahkan.

"Mestinya pemerintah bisa memberi solusi yang sama sama menguntungkan. Kami ini kan juga bekerja dan mencari penghasilan yang halal. Keberadaan truk batu bara ini harus diakui turut mengisi perut anak istri kami," kata Tono, Jumat (29/2).

Mengenai jumlah angkutan batu bara yang melebihi batas tonase yang ditentukan, Tono mengaku itu banyak dilakukan para sopir. Tapi yang perlu diingat, kata dia, sopir melakukan hal itu karena terdesak kebutuhan hidup.

Untuk itu, dia dan rekan-rekannya berharap, jalan khusus truk batu bara cepat diselesaikan. Selain, itu, petugas juga harus bisa menertibkan pelaku pungutan liar.

"Yang harus diingat, kalau kami melanggar batas tonase itu karena kami harus memberikan setoran kepada banyak pihak. Sepanjang perjalanan, kami banyak dipungli, makanya kami harus mencari tambahan penghasilan," kata Tono.

Sementara anggota DPRD Banjar, Syarkawi, mengatakan, kebingungan Polres Banjar menangani armada truk batu bara tanpa dasar yang kuat. Meski kurang SDM, mestinya Polres Banjar bisa menggunakan cara-cara yang cukup cerdas untuk melarang truk batu bara yang mengangkut emas hitam itu lebih dari enam ton.

Untuk itu, kalangan dewan, kata dia, meminta Polres Banjar untuk tetap tegas menindak sopir truk yang melanggar ketentuan bersama Kapolda dan Gubernur Kalsel tentang batas maksimal angkutan batu bara seberat enam ton.

Menurut Syarkawi, meski jumlah personel Polres Banjar sangat terbatas, tapi tetap bisa menghalau truk batu bara yang kelebihan muatan.

"Caranya, tempatkan tiga atau empat anggota polisi di pintu stockpile batu bara. Jika memang muatannya lebih dari enam ton, langsung tangkap saja," kata Syarkawi.

Syarkawi mengatakan, keberadaan angkutan truk batu bara itu, selain merusak jembatan Martapura 1 dan 2, juga sangat mengganggu masyarakat pengguna jalan yang lain. Setiap hari, mulai pukul 15.00 Wita hingga dini hari, jalanan selalu dipenuhi truk batu bara. (sig)