• Udang Banyak yang Mati PELAIHARI, BPOST - Ratusan hektare tambak di Desa Muara Kintap Kecamatan Kintap tak terurus hingga banyak yang hancur. Pemiliknya tak lagi mengurusnya menyusul kian sulitnya memelihara ikan tambak yang diduga tercemar limbah. “Sejak tiga tahun terakhir ini semakin sulit membudidayakan ikan tambak, selalu banyak yang mati,” kata H Junaid, petambak Desa Muara Kintap, kepada BPost via telepon, Selasa (4/3).
Gerangan apa penyebab kematian ikan tambak (yang dikembangkan petambak setempat umumnya udang tiger), tidak diketahui. Yang pasti, ketika udang baru berumur beberapa pekan setelah ditabur, banyak yang mati.
Beberapa petambak setempat menduga kematian ikan tambak tersebut ada kaitannya dengan aktivitas tambang batu bara yang berada di kawasan itu.
Lantaran sulitnya membudidayakan ikan tambak itulah, sebagian petambak Muara Kintap kini ramai-ramai banting stir menjadi penambang batu bara manual atau menjadi buruh pengumpul. Tambak mereka tinggalkan begitu saja sehingga banyak yang rusak. Tanggul-tanggul jebol dan tambak dipenuhi endapan lumpur.
Menambang manual sebenarnya tidak biasa mereka lakukan. Ini merupakan pilihan yang sulit yang terpaksa mereka jalani guna mempertahankan hidup.
Informasi diperoleh, lokasi yang mereka tambang cukup jauh, berjarak sekira 10 kilometer yang harus ditempuh berjalan kaki. Kadang mereka mesti kucing-kucingan dengan aparat kepolisian.
Penghasilan dari usaha ini pun tak seberapa. Upah mengumpulkan batu bara, misalnya, per karung hanya Rp 700. Dalam sehari, dua orang bisa mengumpulkan 100 karung atau Rp 35 ribu per orang per hari. Penghasilan ini pun tidak rutin bisa didapat, karena acapkali mesti istirahat karena ada razia dari polisi. (roy) |