Sabtu, 24 November 2007
Radar Banjarmasin
BANJARMASIN – Tak hanya 6 Fraksi di DPRD Kota Banjarmasin yang mendesak ditutupnya aktivitas stockpile di kawasan Jl PM Noor, Pelambuan, Banjarmasin Barat. Suara yang sama datang dari Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Kalsel. Lembaga yang konsen dengan penyelamatan lingkungan ini menilai ketidaklayakan keberadaannya.
“Keberadaan stockpile di kawasan Pelambuan itu sudah tidak layak lagi. Tidak hanya untuk lingkungan, tapi ketidaklayakan juga dari aspek sosial masyarakat,” ujar Berry Nahdian Furqon, Direktur Eksekutif WALHI Kalimantan Selatan.
Berry yang saat dihubungi berada di Jakarta dalam acara Worshop Pertambangan mengungkapkan, polusi udara akibat debu batubara sangat mengancam terhadap serangan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Juga kebisingan dan rembesan air di stokcpile yang dapat merembes ke lingkungan. Dari aspek sosial, keberadaan stockpile di kawasan padat pemukiman dan pinggir jalan raya itu bisa memunculkan konflik dan lain sebagainya.
Karena itu, kepada instansi berwenang, terutama pengambil kebijakan di pemerintahan, Berry menyuarakan agar stockpile itu segera ditutup dan dipindahkan ke lokasi lain yang kurang memiliki dampak terhadap lingkungan maupun dampak sosial. Bahkan jika bisa, penempatan stockpile itu tidak memiliki dampak apa pun.
Menyinggung tentang suara dari 6 Fraksi di DPRD Kota Banjarmasin yang mendesak srockpile ditutup, Berry sangat mendukungnya. Tetapi, ia mengharapkan desakan itu terus ditindaklanjuti untuk disampaikan kepada instansi berwenang. Sebaliknya, suara itu tidak untuk bargaining.
“Saya rasa desakan penutupan dari dewan itu sudah tepat dan harus dikongkritkan. Jangan nantinya hanya untuk bargaining,” katanya.
Polemik keberadaan stockpile ini sudah lama berlangsung. Berbagai permasalahan yang disebabkan stockpile dikeluhkan masyarakat, bahkan harus menimbulkan korban jiwa. Seperti tewasnya beberapa warga akibat angkutan batubara yang melintas jalan dalam kota menuju stockpile. Kemudian, terganggunya aktivitas warga akibat angkutan batubara menuju stockpile, bahkan mengancam keselamatan di jalan raya. Ruas jalan umum atau jalan negara pun yang dilintasi angkutan batubara menuju stockpile banyak yang rusak.
Demikian halnya dengan polusi dan pencemaran udara karena debu batubara. Gangguan kesehatan pun mengancam warga, seperti ISPA dan lain sebagainya. Demikian dengan kebisingannya yang membuat suasana menjadi tak nyaman.(yha)