Kamis, 01-11-2007 | 23:15:57
- Soal Kualitas Marmer dan Kerugiannya
BARABAI, BPOST - Sanggahan PT Mohusindo atas keinginan DPRD Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) menutup usaha mereka dibidang pertambangan batu marmer, ditanggapi warga Kecamatan Batang Alai Timur yang bermukim di sekitar operasional perusahaan.
Mereka meminta dewan melakukan pengecekan atas sanggahan itu. Kosim, warga Desa Hinas Kiri Kecamatan Batang Alai Timur menyatakan, keberadaan PT Mohusindo di Desa Nateh membuka akses perekonomian.
Kendati kontribusi yang dihasilkan tidak seberapa, namun tidak bisa dipungkiri, perusahaan tersebut mempekerjakan warga setempat, meski dalam jumlah kecil.
“Karena itu kami minta DPRD segera cek sanggahan PT Mohusindo yang tidak terima DPRD menutup begitu saja perusahaannya,” tandas Kosim.
Masjidi, warga lainnya mengatakan, sejak berdirinya PT Mohusindo di Desa Nateh beberapa tahun lalu, informasi mengatakan perusahaan tersebut merugi dan tidak bisa mendapatkan batu marmer sesuai harapan, telah didengar warga.
Namun apakah pernyataan itu hanya upaya perusahaan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, kata Masjidi, tugas pemerintah daerah dan DPRD membuktikannya.
“Kami masyarakat tidak keberatan PT Muhosindo di tutup atau tetap diberikan izin beroperasi. Tapi apapun keputusannya, alasan yang mendasari harus tepat dan didukung bukti-bukti akurat. Jadi tak bisa disanggah lagi,” ujarnya.
Apabila hasil pengecekan dampak negatifnya lebih besar dari kontribusi yang diberikan, tidak ada salahnya izin penambangan PT Muhosindo ditinjau kembali. “Pokoknya kami masyarakat tidak memihak siapapun,” tandasnya lagi.
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), H Subhan Saputera mengatakan, dewan merekomendasikan PT Mohusindo agar ditutup karena berdasarkan hasil analisa mereka saat turun ke masyarakat dan pantauan langsung di lapangan, perusahaan tersebut memang tidak menepati janji mendirikan pabrik.
Selain itu, hanya sekitar 25 persen warga setempat yang dipekerjakan. Pembinaan terhadap work shop tidak jalan, bahkan jalan daerah rusak karena dilewati armada pengangkut batu marmer.
“Kontribusi ke daerah tidak sesuai harapan. Jadi alasan apa lagi yang diminta perusahaaan. Pokoknya penilaian kami banyak rugi dibanding untungnya,” tandas Subhan. yud