Monday, 03 September 2007 02:08
MARTAPURA, BPOST - Penambangan batu gunung di Taman Hutan Raya (Tahura) merusak sistem tata air. Pasalnya, Tahura merupakan kawasan tangkapan air utama di Kabupaten Banjar dan Tanah Laut. Jika hutan itu rusak, maka dua kabupaten itu dan Kota Banjarbaru akan mengalami krisis air bersih pada tahun-tahun mendatang.Direktur Eksekutif Walhi Kalsel Berry Nadian Furqon, mengatakan, apapun alasannya, penambangan di kawasan Tahura itu harus dihentikan. Bila tidak, masyarakat di tiga daerah itu mengalami krisis air bersih yang berkepanjangan.
Tidak hanya masalah krisis air yang akan mengancam masyarakat tiga kabupaten itu, perkembangan keanekaragaman hayati di kawasan hutan itu juga akan sulit berkembang. Menurutnya, kawasan Tahura merupakan tempat ratusan, bahkan ribuan jenis hewan dan tumbuhan langka yang dilindungi untuk berkembang biak.
"Jika hal itu tidak mendapat perhatian serius, keanekaragaman hayati yang ada di situ akan punah. Karena, saat ini saja, Tahura sudah berubah menjadi padang yang tandus," tegas Berry.
Ditambahkan, kerusakan hutan di kawasan Tahura itu akan menyebabkan banjir bandang di musim penghujan serta kekeringan dan kebakaran hutan di musim kemarau.
Direktur Lekawasda Kalsel, Anang Syahrani, mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengamatan di Tahura sejak beberapa waktu lalu. Hasilnya, di kawasan Tahura itu memang banyak terdapat penambangan, baik batu gunung maupun bahan tambang lainnya. Selain dilakukan di kawasan konservasi, penambangan batu gunung itu juga dilakukan tanpa aturan.
Menurutnya, penambangan di kawasan Tahura akan merusak sistem tata air dari hulu hingga hilir. sig