Tuesday, 21 August 2007 02:41:00
BANJARMASIN, POST - Provinsi Kalimantan Selatan termasuk daerah yang memiliki sumber daya alam melimpah sehingga dapat memacu pertumbuhan perekonomian daerah. Ironisnya, semua itu belum secara optimal mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan.
Berdasar data BPost, pendapatan dari sektor sumberdaya mineral, batu bara dan energi untuk tahun 2006, penerimaan negara dari ekspor batu bara mencapai lebih kurang 600 juta dolar AS.
Sementara penerimaan Kalsel, dari royalti batu bara untuk tahun 2006 mencapai Rp 464,4 miliar, migas Rp 10,8 miliar dan air mencapai Rp 6,4 miliar.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertambangan Kalsel, Ali Muzanie dalam Seminar Regional Kalimantan yang dilaksanakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi (BEM-FE) Unlam Banjarmasin, Senin (20/8), di Gedung Serba Guna Unlam Banjarmasin.
Dalam seminar yang diikuti mahasiswa dan pengusaha se-Kalimantan itu, Muzanie menjelaskan regulasi mantap adalah peraturan daerah yang bisa memacu pertumbuhan perekonomian daerah setempat dan sekitarnya.
Terlebih sesuai grafik penerimaan daerah, penerimaan untuk sektor pertambangan di Kalsel berada urutan kedua sebesar 18 persen setelah pertanian sebesar 24 persen.
Hal ini dasari, potensi bahan galian di Kalsel di antaranya batu bara jumlahnya mencapai 9,1 miliar ton, bijih besi 194.817.800 ton, bijih emas 23,227.000, nikel 42,434.000 ton, dan besi mencapai sekitar 194 juta ton.
Sementara itu, Robertus Bambang dari PT CPD mengatakan, agar penerapan regulasi itu tidak berdampak terhadap iklim investasi dan usaha, preventif atas regulasi SDA pastikan tidak termasuk kawasan hutan konversi, hutan lindung dan produksi.
"Setidaknya penambangan yang dilakukan harus berwawasan lingkungan, kepastian hukum, kepastian investasi menguntungkan dan rencana penambangan jangka panjang," kata Bambang.
Terkait hal itu, Selasa (21/8) di Mahligai Pancasia kembali dilaksanakan acara Kalimantan Berdialog tentang Peranan SDA Terhadap Perekonomian Kalimantan.
"Acara ini dilakukan karena kami lihat perkembangan yang terjadi di Kalimantan terutama masalah SDA belum optimal digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Kalimantan terutama daerah sekitar tambang," kata Malik, penanggungjawab kegiatan.mdn