Wednesday, 29 August 2007 06:22
KOTABARU, BPOST - PT Bahari Cakrawala Sebuku menghentikan sementara eksplorasi batu bara di muara perairan Sejakah Kecamatan Pulau Laut Timur. Warga protes karena pengeboran dinilai telah mencemari perairan.
BPost, Selasa (28/8), melihat langsung lokasi pengeboran. Menuju lokasi itu, harus menempuh jalan darat hingga pelabuhan Berangas sekitar 35 kilometer dari Kotabaru. Perjalanan dilanjutkan dengan speedboat sekitar 45 menit. Setibanya di lokasi memang sudah tidak ada aktivitas pengeboran untuk mencari tahu kandungan batu bara di dasar laut.
Terdapat empat titik pengeboran di perairan. Setiap titik berjarak sekitar 500 meter. Lokasinya sekitar 300 meter dari daratan yang dipenuhi hutan bakau dan tambak masyarakat.
Di sekitar lokasi pengeboran, air laut tampak keruh. Menurut warga, ini sudah terjadi sejak lama. Apalagi kawasan itu termasuk muara sehingga dipenuhi lumpur dan sejenis endapan lainnya.
Wakil Bupati Kotabaru Fatizanolo S, yang juga meninjau lokasi eksplorasi, mengaku terpaksa menghentikan sementara aktivitas PT BCS. Adanya pencemaran seperti dikemukakan petani tambak harus diteliti lebih lanjut.
"Penghentian aktivitas eksplorasi pengeboran kita lakukan sementara tanpa batas waktu hingga adanya hasil penelitian. Setelah itu, apapun hasilnya akan kita sosialisasikan kepada masyarakat," jelas Fatizanolo.
Tanpa menyebutkan jumlahnya, Comunity Development dan Governance Relation Manager PT BCS, Sudasi Harsono, menyatakan pihaknya mengalami kerugian akibat penghentian eksplorasi. Kendati demikian PT BCS menerima keputusan tersebut.
Saat ini dari sembilan titik pengeboran baru dua setengah titik lokasi yang sudah dieksplorasi. Pada titik tertentu diketahui dengan kedalaman 176 meter ke dasar laut terdapat kandungan batu bara setebal 10,6 meter hingga total 20 meter.
"Namun kami tidak bisa memastikan kapan mau mengeksploitasi atau mengambil batu bara yang ada di dasar laut ini. Karena kami tidak mempunyai teknologi canggih guna mengambil batu bara di dasar laut. Kalau di Jerman ada, jadi kami melakukan eksplorasi sifatnya hanya survei dan berkewajiban membuat laporan. Saat ini memang hanya sebatas itu," jelas Sudasi. dhs