Monday, September 10, 2007

Bioremediasi untuk Lahan Eks Tambang

Rabu, 22 Agustus 2007


BANJARBARU ,- Bukan rahasia umum lagi, kalau sejauh ini di kawasan eks tambang batubara yang ada di Kalsel lebih banyak mencemarkan. Berbagai upaya reklamasi yang dilakukan pun belum sepenuhnya dilakukan perusahan tambang.

Nah, untuk menyelesaikan persoalan masalah lahan eks tambang itu, Perhimpunan Mikribiologi Indonesia (PERMI) Kalsel yang di dalamnya beranggotakan dosen-dosen akan menggelar workshop “Bioremediasi dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang” yang rencananya digelar di Hotel Arum Banjarmasin 30 Agustus mendatang. Disamping menghadirkan pakar-pakar teknik lingkungan, workshop itu sendiri akan menghadirkan Prof Dr K Inubushi dari Chiba Univesity Jepang.

Dalam jumpa pers di Fakultas Kedokteran Unlam Banjarbaru kemarin, Dr Ir H Abdul Hadi M Agr selaku ketua panitia workshop yang didampingi Ir H Djasmani Hisbi MS MSc (Ketua PERMI) mengungkapkan, kegiatan bioremediasi itu saat ini memang sangat penting dilakukan.

Terlepas dari kontribusi sektor pertambangan yang menyerap PAD maupun tenaga kerja, Hadi mengatakan pertambangan masih banyak merugikan masyarakat Kalsel. Kualitas udara misalnya, sejauh ini sangat buruk diterima warga Kalsel yang tinggal di sekitar jalan yang dilintasi angkutan batubara dan stok pile. Kadar debunya saja mencapai 755 ug/m3, jauh dari ambang aman yang hanya 250 ug/m3.

Lantaran sangat kecil peluang untuk mengelola lingkungan pada sektor hilir itu, pihaknya menyiasati dengan reklamasi lahan menggunakan mikro organisme melalui bioremendiasi.

“Bioremediasi kita lakukan untuk menetraliasai lahan eks tambang dengan teknik yang sudah dilakukan ilmuwan Jepang. Lewat cara ini, mampu mempercepat humus baru dan nantinya gampang ditanami di lahan eks tambang,” kata Hadi.

Senada dengan Hadi, Husaini SKM M Kes menambahkan, sesuai hasil penelitian yang dilakukan pihaknya, dilahan eks tambang itu setidaknya mengandung 27 logam berat yang membahayakan masyarakat. (mul)