Wednesday, 01 August 2007 02:23:11
BANJARMASIN, BPOST - Sekitar seribu lebih buruh batu bara karungan yang tergabung dalam Koperasi Yayasan Cacat Veteran Kalsel, Selasa (31/7) pukul 11.30 Wita berikrar tidak akan lagi bandel atau bekerja menyalahi aturan.
Sehari Bisa Dapat Rp 100 Ribu
TIDAK mudah bekerja sebagai buruh batu bara karungan. Banyak risiko yang mesti dihadapi ketika mengais sisa-sisa batu bara yang ada di dalam tongkang, setelah dilakukan bongkar muat.
Pengakuan ini meluncur dari mulut Iyun (35), yang sudah lebih dari empat tahun bekerja sebagai buruh batu bara karungan, mulai dari illegal sampai sekarang dilegalkan oleh pemerintah.
Menurutnya, kelompoknya terdiri dari 30 orang dalam sekali berangkat ke tongkang antara 8 - 11 orang. "Tidak setiap hari memang kita ikut kerja, dalam seminggu bisa empat kali, karena giliran dengan teman yang lain," kata Iyun.
Warga Jalan Ir PHM Nor Banjarmasin ini mengungkapkan, dalam sehari kerja kelompoknya bisa memperoleh antara 400 - 600 karung. "Tergantung dari banyaknya sisa batu bara yang ada, kalau orang yang memungutnya juga banyak kita jadinya bersaing untuk memasukannya ke dalam karung," ujarnya.
Mengenai upah yang diperolehnya dalam satu karung bisa dapat Rp 1.000, dikalikan dengan 400 - 600 karung kemudian dibagi jumlah orang yang ikut.
"Paling kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu, tergantung dari rezekinya juga," ujar ayah dari dua anak ini kepada BPost.
Ditambahkannya, ketika memungut batu bara sisa, kelompoknya selalu mengedepankan keselamatan bersama.
"Kita biasanya mengambil di tongkang yang sudah tambat, kita ikuti aturan mainnya saja biar tidak berisiko, kalau tidak bisa-bisa kita jadi ditangkap polisi," tukasnya. dua/tiwi
Ikrar dilakukan masing-masing ketua kelompok di depan Dir Polair Polda Kalsel, perwakilan pelayaran dan General Manajer Yayasan Cacat Veteran. Isi ikrar di antaranya, mereka akan taat dan patuh pada aturan, tidak akan bekerja di laut, tidak mengambil batu bara dari tongkang yang sedang berjalan dan tidak akan mengganggu proses kerja pelayaran.
Dilakukannya ikrar ini setelah para buruh yang biasanya bekerja membersihkan tongkang dari sisa batu bara, nekat meloncat ke atas tongkang ketika sedang berjalan atau tidak sedang tambat. Selain itu, mereka juga berani kerja di laut dengan risiko tinggi.
Atas dasar itulah, Dir Polair Polda Kalsel kemudian meminta kepada perwakilan para buruh untuk mengumpulkan mereka di halaman Polair guna dilakukan penyuluhan dan imbauan.
Bahkan pada kesempatan itu, Dir Polair Polda Kalsel AKBP Drs H Sunaryo menegaskan, kalau masih ada pelanggaran yang dilakukan buruh, pihaknya tidak segan-segan menangkap meraka karena bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain.
"Saya janji, kalau nanti masih ada yang melakukan aktivitas pada saat tongkang sedang jalan atau melakukan aktivitas di laut, saya akan tangkap dan diproses secara hukum," tegas Sunaryo di hadapan seribu lebih buruh batu bara karungan.
Tindakan pengamanan terhadap para buruh yang bandel memang sudah pernah dilakukan Polair, setelah mendapat laporan dari Persatuan Pelayaran Nasional Indonesia atau Indonesian National Shipowners Association (INSA), serta dari Koperasi Cacat Veteran Indonesia.
Ketua INSA, H Gayo Syamsuddin SH berharap, tidak ada lagi para petugas cleaning melakukan aktivitasnya saat tongkang sedang berjalan. "Kalau nanti terjadi kecelakaan kita juga yang menanggung risikonya karena ini menyangkut pelayaran," katanya.
Hal senada juga disampaikan GM Yayasan Koperasi Cacat Veteran, Subhan Nor. "Kalau masih ada yang melakukan aktivitas seperti itu, kita serahkan kepada Polair untuk mengambil tindakan," ujarnya singkat. dua/tiwi