Saturday, 28 July 2007 00:46
KEPALA Bapedalda Banjar Ahmad Suprapto mengakui hanya ada beberapa perusahaan tambang saja yang melakukan reklamasi lahannya. Akibatnya, banyak hutan yang akhirnya menjadi gundul dan dibiarkan begitu setelah mengeruk bahan tambangnya. Hal itu diperparah dengan perusahaan tambang ilegal yang beroperasi tanpa terpantau. Padahal, perusahaan tambang ilegal yang dikerjakan secara manual hingga menggunakan alat berat ini jumlahnya mencapai puluhan dan terletak di kawasan hutan produktif.
"Memang hanya ada beberapa perusahaan tambang yang melakukan reklamasi lahannya. Itupun tidak sesuai dengan dokumen yang ada. Mereka beralasan masih melakukan aktivitasnya," jelasnya.
Ke depan, lanjutnya, pihaknya akan memperketat pengawasan terhadap perusahaan tambang di Kabupaten Banjar. Tahun ini, pihaknya juga telah membangun laboratorium sendiri lengkap dengan peralatannya. Dengan demikian, tidak perlu lagi melakukan tes sampling ke lembaga lain.
"Kalau kita punya laboratorium sendiri yang lengkap, pantauan kita bisa lebih cepat dan akurat," kata Suprapto.
Dikatakan, tahun ini pihaknya juga akan membeli global positioning sistem (GPS) untuk memantau titik batas kawasan usaha tambang. Dengan adanya batasan yang pasti, pengusaha tambang tidak bisa lagi mengelak jika melakukan kecurangan atau perusakan kawasan. sig