Monday, 16 July 2007 01:32
PELAIHARI, BPOST - Banjir yang menyapu sejumlah desa di Kecamatan Jorong dan Kintap diyakini erat kaitannya dengan aktivitas tambang batu bara. Serapan air turun drastis sehingga akhirnya meluapi perkampungan penduduk."Pola banjir yang terjadi belakangan ini semakin memperjelas penyebabnya. Fakta yang bisa kita lihat sekarang adalah begitu mudah air meluap. Ini berarti ada kerusakan sporadis pada permukaan tanah di bagian hulu (kawasan pegunungan)," kata anggota DPRD Tala Imam Kanapi, pekan tadi.
Kerusakan permukaan tanah tersebut bisa terjadi akibat aktivitas penambangan batu bara yang serampangan. Sementara susutnya populasi kayu bisa disebabkan aktivitas penebangan liar.
Kedua aktivitas tersebut secara nyata berdampak pada kerusakaan alam. Susutnya tegakan pohon dan compang-campingnya permukaan tanah menyebabkan semakin berkurangnya daya serap air. Akhirnya ketika terjadi hujan lebat, maka sebagian besar air akan langsung turun bebas ke hilir yang akhirnya meluapi permukiman penduduk.
Imam Kanapi lantas merujuk dua musibah banjir yang melanda Tala dalam jeda waktu yang singkat. Banjir pertama tahun ini terjadi 14 Juni lalu dan disusul banjir kedua 6 Juli tadi. Ratusan hingga 1.000 lebih rumah warga terendam. Sebelumnya belum pernah dalam setahun terjadi dua kali banjir.
"Itu menunjukkan semakin rendahnya serapan air, sehingga air begitu mudah meluap. Ini artinya kerusakan alam di bagian hulu cukup serius," kata Imam.
Mencegah dampak yang lebih besar di masa mendatang, cetus Imam, tidak ada cara lain keduali menertibkan pertambangan (batu bara maupun bijih besi).
"Perlu tindakan tegas dari Pemkab Tala terhadap tambang-tambang serampangan dalam beraktivitas. Yang tidak punya Amdal (analisis dampak lingkungan), tutup saja!"
Tidak hanya itu, Pemkab Tala juga mesti lebih selektif terhadap pemberian izin usaha tambang, termasuk terhadap tambang galian C (batu gunung).
"Sebelum memberikan izin, mesti benar-benar disurvei dan dihitung kelayakan ekonomisnya. Jika dampak yang bakal ditimbulkan lebih besar, jangan berikan izin," tukas Imam.
Kades Kintapura Husaini meminta Pemkab Tala mengeruk sejumlah sungai dan anak sungai di Kecamatan Kintap untuk mencegah banjir. Sekedar diketahui, Kintapura termasuk salah satu desa yang cukup parah terendam air pada banjir Juni dan awal Juli lalu.
"Ada baiknya juga Pemkab Tala memikirkan untuk merelokasi warga kami yang bermukim di kawasan rendah. Masih ada lahan HGU perusahaan yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan relokasi," cetus Husaini. roy