Monday, July 16, 2007

BUMI Resources Pimpin Konsorsium Likuifikasi

Sabtu, 14 Juli 2007

jakarta, kompas - Bumi Resources menjadi pemimpin konsorsium pembangunan pabrik pencairan batu bara. Pabrik berkapasitas 13.500 liter per hari itu akan berlokasi di tambang Satui, Kalimantan Selatan, yang dikelola Arutmin Indonesia.

Kepala Teknologi Mineral dan Batu Bara Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Bulkin Daulay, Jumat (13/7), mengemukakan, konsorsium menyetujui lokasi pabrik pencairan batu bara skala semikomersial dan komersial di mulut tambang EcoCoal, milik anak perusahaan Bumi Resources. Persetujuan itu dengan pertimbangan kualitas batu bara dari tambang itu paling sesuai.

"Bumi Resources siap menyuplai kebutuhan batu bara untuk pabrik tersebut," katanya.

Konsorsium yang terdiri atas sejumlah perusahaan batu bara dan Pertamina sebagai pembeli siaga produk bahan bakar minyak sintetis yang dihasilkan akan tergabung dalam PT Brown Coal Liquefaction. Anggota konsorsium, menurut Bulkin, belum menentukan porsi penyertaan modal masing-masing anggota dalam pembangunan pabrik itu.

Direktur Arutmin Indonesia Kaz Tanaka mengatakan, pihaknya sanggup menyuplai sampai 2,5 juta ton batu bara kalori rendah per tahun untuk bahan baku pabrik. Produksi Bumi Resources melalui Arutmin Indonesia dan Kaltim Prima Coal mencapai 50 juta ton per tahun.

Pabrik pencairan batu bara skala semikomersial itu direncanakan mampu mengolah 1.000 ton batu bara kalori rendah per hari menjadi 13.500 liter bahan bakar minyak sintetis. Pabrik itu ditargetkan mulai dibangun tahun 2009 dan bisa beroperasi pada 2013. Investasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai 1,3 miliar dollar AS. Secara bertahap, pabrik akan dikembangkan ke tingkat komersial.

Namun, mengingat teknologi pencairan yang akan diterapkan belum terbukti secara komersial, maka anggota konsorsium meminta Pemerintah Jepang memberi dukungan penuh terhadap proyek itu. Mereka juga meminta agar Pemerintah Indonesia bernegosiasi dengan Pemerintah Jepang terkait skema pembiayaan pembangunan pabrik.

Ketua Departemen Bidang Energi Baru dan Pengembangan Teknologi Jepang Tsutomu Makino mengatakan, Pemerintah Jepang akan memberikan bantuan dalam pengembangan pabrik sampai skala komersial. Besarnya bantuan mencapai 0,5 juta dollar AS. (DOT)