Rabu, 20 Juni 2007
BANJARMASIN ,- PD Bangun Banua, diyakini tetap memiliki masa depan. Perusahaan plat merah Pemprov Kalsel itu, tetap saja dapat memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan tak sekadar menjadi “benalu” semata. Terbukti pada tahun 2006 ini, PD Bangun Banua telah mengumpulkan laba sebesar Rp1,1 miliar. Sektor yang diharapkan menjadi bidang usaha yang memiliki prospek bisnis yang akan digarap PD Bangun Banua adalah sektor batubara.
Ketua Pansus Raperda PD Bangun Banua, Ir Gusti Perdana Kesuma mengungkapkan, belajar dari daerah yang berhasil, ternyata PD harus terlebih dahulu mengkonsentrasikan diri pada bidang usaha utama, baru ditunjang bidang usaha lain. “Sektor pertambangan batubara dapat dijadikan bisnis utama PD Bangun Banua. Lihat saja, para investor saja berlomba-lomba mengelola bisnis tersebut di Kalsel. Ini peluang,” ujar Dana, sapaan akrab politisi muda Partai Golkar ini.
Sementara bidang perhotelan dan bidang usaha lainnya, saran alumni Fakultas Teknik Unlam ini hanya dijadikan bidang usaha pendukung. “Bahkan, bisnis perbengkelan pun dapat dikembangkan di PD Bangun Banua. Selama ini berapa banyak mobil-mobil dinas Pemprov Kalsel yang malah diperbaiki dengan bengkel swasta. Kenapa tidak digarap ke PD Bangun Banua saja,” kata keponakan mantan Gubernur Kalsel Gusti Hasan Aman ini.
Dirut PD Bangun Banua Zacky Hafizie sepakat saja, jika orientasi bisnis PD Bangun Banua diarahkan ke sektor pertambangan emas hitam tersebut. Namun soal bengkel mobil dinas, Zacky menyangsikan hal tersebut. Menurut mantan Direktur Umum PD Baramarta, yakni PD milik Pemkab Banjar yang khusus bergerak di bidang pertambangan ini, selain batubara maka PD Bangun Banua berniat mengembangkan Depo kontainer di Pelabuhan Trisakti. Alasannya? “Bagaimana pun, setelah ditambang, kelak batubara pasti akan habis. Kalau Depo kontainer, pasti akan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan lalu lintas barang di Pelabuhan Trisakti,” ujar Magister Hukum dari Unlam ini.
Pansus Raperda PD Bangun Banua sendiri mendapat ilmu tersebut setelah melakukan studi banding ke Riau. Di sana, Pansus sangat kagum. Sebab, PD tersebut mampu mengembangkan berbagai bidang usahanya, yang kini telah menjadi 6 PD yang direncanakan akan dijadikan menjadi satu PD, yakni PD Riau Bangkit.
Diceritakan Dana, di Riau, PD tersebut mampu melayani 3.000 UMKM melalui PD Permodalan Rakyat. Yang paling membanggakan, ternyata mampu mengembangkan hingga memiliki maskapai penerbangan Riau Airlines yang rute penerbangannya sampai ke Kalsel. “Riau Airlines masih melayani jarak pendek, yakni antara Banjarmasin-Kotabaru. Namun telah direncanakan akan membuka rute baru Banjarmasin-Pangkalabun-Sampit,” katanya.
Peluang kerjasama pun dapat dilakukan antara PD Bangun Banua dan Riau Airlines. Jika selama ini menajemen Riau Airlines memang ditangani langsung namun tetap saja dilakukan dengan sistem carter oleh salah satu perusahaan di Kotabaru. “Kedepan, bisa jadi PD Bangun Banua yang melakukan kerjasama tersebut,” katanya. Saham Riau Airlines tersebut, dikuasai oleh Pemprov Riau sebesar 35 persen atau setara dengan Rp 27,2 miliar dari total investasi awal sebesar Rp 77,250 miliar. Sisanya, merupakan saham daerah Kabupaten/Kota lainnya. Perkembangannya luar biasa, awalnya dari 2 pesawat menjadi 5 pesawat,” ceritanya. Hotel Arya Duta menjadi bukti keberhasilan PD setempat. Sebab, hotel tersebut setara dengan hotel berbintang 4. (pur)