Monday, 11 June 2007 02:48
BANJARBARU, BPOST - Kalimantan Selatan dan Tengah kembali bakal gelap gulita. Alasan PT PLN, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asam Asam sebagai penyuplai strum terbesar, kekurangan bahan baku batu bara.Akibatnya, produksi daya listrik PLTU tidak mampu maksimal. PT Jorong Barutama Greston (JBG) dan PT Surya Sakti Darma Kencana (SSDK), dua pemasok utama bahan baku tidak mampu mensuplai 2.000 ton batu bara per hari ke PLTU Asam Asam.
"Terpaksa, kita melakukan pemadaman karena PLTU mengalami defisit daya," kata General Manager PT PLN Wilayah Kalselteng, Ari Agus Salim kepada BPost, Minggu (10/6).
Menurutnya, ketidakmampuan JBG dan SSDK yang berada di Tanah Laut dan Tanah Bumbu, karena areal tambang mereka tergenang banjir. "Kondisi itu sudah berlangsung sejak 6 Juni lalu," imbuhnya.
Stok batu bara di PLTU Asam Asam hanya tersisa 1.500 ton, padahal yang dibutuhkan per harinya 2.000 ton. Kurangnya bahan baku itu mengakibatkan dua unit mesin PLTU tidak mampu berfungsi maksimal. Saat ini, energi listrik yang mampu diproduksi hanya separo dari produksi maksimal sebesar 130 megawatt (MW).
Jumlah daya untuk pelanggan Kalsel dan Kalteng mencapai 261 MW. Dari jumlah itu, PLTU Asam Asam menyumbang 50 persen. Sedangkan PLTA Riam Kanan menyuplai 10 persen dan sejumlah PLTD yang tersebar di Kalseteng menyuplai 40 persen.
Defisit daya listrik PLTU Asam Asam ini merupakan kali kedua dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya 5 Mei lalu, dua unit mesin di PLTU hanya mampu memproduksi energi 50 MW dan 37 MW.
Pasokan Lancar
Dalih ini ditepis PT JBG dan SSDK. Mr Boonta, jurubicara PT JBG, menyatakan pasokan batu bara ke PLTU Asam Asam tidak mengalami kendala. "Pasokan ke PLTU lancar, tidak ada masalah. Tambang kami juga tidak ada yang terendam," bantahnya.
Sesuai kontrak, volume batu bara yang dipasok JBG tahun ini sebanyak 300 ribu ton. Perusahaan itu juga memasok batu bara ke sejumlah PLTU di Jawa dan ekspor. Sedang PT SSDK menyuplai 35 ribu ton per bulan ke PLTU Asam Asam.
Anehnya, beberapa hari lalu, PLN Kalselteng menyurati JBG meminta agar memasok batu bara untuk jatah Juli (25 ribu ton). Permintaan seperti ini kabarnya sering dilakukan PLN.
"Kalau tak salah kemarin (dua hari lalu, Red) kami dihubungi PLN untuk memasok jatah Juli. Maksudnya supaya pengirimannya dilakukan bulan ini (Juni). Namun, masih kita konsultasikan dulu dengan kantor di Jakarta," ungkapnya.
Manajer PLTU Asam Asam Khrisna Mulawarman enggan memberikan penjelasan. "Silakan hubungi Humas PLN Wilayah Kalselteng atau langsung general manager," ujar Khrisna melalui SMS.
Petugas teknis PLTU Asam Asam yang enggan disebutkan namanya, juga menyebut tidak ada masalah pasokan batu bara. "Pasokan JBG dan SSDK lancar," jelasnya.
Kepala Desa Asam Asam Subandi bahkan mengaku debit air di sungai setempat mulai meninggi. Hal itu berarti tidak mungkin masalah debit air sungai menjadi alasan krisis listrik tersebut.
"Namun, jalan desa yang tahun lalu terendam hingga 1,5 meter, saat ini masih aman," tegasnya.
Sejumlah pelanggan menyatakan kekecewaannya. Mereka beranggapan PLN sengaja beralasan.
"PLN itu terlalu banyak alasan. Kalau kemarau kendalanya PLTA. Kalau hujan, banjir jadi alasan. Mana profesionalismenya?" tandas Saiful, warga Balitan, Banjarbaru.
Indy, warga Kampung Baru Martapura, menilai PLN tidak pernah bisa profesional.
"PLN hanya pintar menagih pelanggan disertai ancaman pemutusan, sementara untuk pelayanan, payah," tandasnya.
Pantauan BPost, dengan terjadinya penurunan daya, hampir semua lampu penerangan jalan baik di dalam maupun yang ada di luar Kota Banjarmasin, tidak lagi berfungsi.
Tiap tahun, PT PLN Kalselteng selalu melakukan pemadaman rutin secara bergilir. Dalihnya macam-macam seperti perbaikan mesin, keringnya waduk Riam Kanan dan kekurangan pasokan bahan baku batu bara. niz/roy