Selasa, 5 Juni 2007
Radar Banjarmasin- BANJARMASIN ,- Meski Dinas Kimpraswil Kalsel berani memastikan umur teknis Jembatan Martapura I dan Martapura I bisa bertahan cukup lama, toh tetap dipertanyakan. Ketua Komisi III DPRD Kalsel Ir Gusti Perdana Kesuma menegaskan, kondisi jembatan itu sebetulnya tidak terjadi perubahan, meskipun ada perbaikan beberapa bagian.
“Tidak ada perubahan yang berarti di jembatan itu. Bahkan, rekomendasi yang diberikan tim peneliti Fakultas Teknik Unlam juga tak berjalan optimal di lapangan,” nilai Gusti Perdana Kesuma kepada wartawan koran ini, kemarin.
Menurutnya, tidak ada perubahan itu mencakup pada tahap ujicoba, yang menjadi kesepakatan Pemprov dan Polda Kalsel. Dia mencontohkan, dalam ujicoba III, sejatinya armada truk batubara satu per satu melintas di jembatan tersebut. “Faktanya, mereka tetap saja beriringan. Ini berarti tidak terjadi pengurangan beban,” katanya.
Bagi Perdana, apa yang dilakukan Dinas Kimpraswil relatif sia-sia, jika hanya memperbaiki beberapa bagian seperti peremajaan baut, pengelupasan aspal, hingga penguatan rangka bajanya. Sementara, pengurangan beban truk batubara yang hanya berbobot 6 ton, tidak diperketat.
Apakah prediksi Jembatan Martapura I dan Martapura hanya bertahan hingga Juni ini terbukti? Jebolan Fakultas Teknik Unlam ini tak berani memastikan. Menurut kader muda Golkar ini, jika rekomendasi yang diberikan tim independen tidak diterapkan, maka kondisi jembatan yang dibangun sejak 1979 itu tetap saja kritis.
Untuk itu, Perdana menyarankan agar secepatnya proses pembuatan jalan dan jembatan alternatif, yakni Jembatan Pakauman, segera dirampungkan. Dia meminta agar soal pembebasan lahan untuk pelebaran jalan dan oprit jembatan, segera dituntaskan Dinas Kimpraswil Kalsel. Apalagi, lanjutnya, bantuan modal untuk pembelian rangka baja sudah disetujui. “Dulu, kita minta ditenderkan, dianggap keburu jembatannya runtuh. Eh, sekarang justru ditenderkan,” sentilnya.
Alasan mendesak, beber Dana, justru tidak sejalan dengan rekomendasi yang diberikan tim teknis FT Unlam. “Kalau ditender lagi, sampai kapan jembatan itu bisa bertahan? Hal ini patut dipertanyakan kembali,” imbuhnya.
Seperti diketahui, dalam hasil investigasi FT Unlam, ditemukan beberapa kerusakan seperti rangka baja, lantai jembatan, abutment, kerusakan sayap, expanition joint, serta bagian jembatan lainnya. Ditaksir, jika kondisi itu tidak segera dibenahi, hanya mampu bertahan 4 bulan, terhitung sejak pengecekan dilakukan pada 10 Maret 2007. (dig)