Kamis, 10 Mei 2007
Samarinda, Kompas - Dua perusahaan Korea Selatan akan membangun jaringan rel kereta api batu bara di Kalimantan Timur. Jaringan transportasi itu, rencananya, juga dapat digunakan untuk mengangkut komoditas perkebunan dan pertanian.
Demikian disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (Kaltim) Sulaiman Gafur di Samarinda, Rabu (9/5). Diharapkan, jaringan yang akan dibangun itu bahkan bisa berkembang menjadi sarana transportasi penumpang.
Kesepakatan tentang kerja sama pembangunan jaringan rel kereta api (KA) dengan nilai investasi 1 miliar dollar AS itu sudah berlangsung di Jakarta. Dua perusahaan Korea Selatan (Korsel) yang akan membangun itu adalah Posco Incorporate Ltd dan Canatect Co Ltd. Mereka akan bekerja sama dengan PT Kereta Api.
Menurut Sulaiman, desain teknis mengenai pembangunan rel KA itu akan selesai akhir tahun 2008. Rel KA Kaltim, lanjutnya, juga direncanakan terhubung dengan jaringan sejenis yang hendak dibuat di Kalimantan Tengah.
Jaringan rel kemungkinan akan menempuh rute dari lokasi tambang di Kabupaten Kutai Barat hingga tempat penampungan atau terminal batu bara di Kariangau, Balikpapan. Rute lainnya adalah Embalut-Marangkayu di Kutai Kartanegara.
Jaringan rel KA, kata Sulaiman lagi, dirancang sesuai dengan potensi alam Kaltim. "Namun, suatu saat jaringan bisa digunakan untuk mengangkut orang," katanya.
Investor China ditentang
Dari Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), dilaporkan, rencana pembangunan rel KA dan kanal untuk mengangkut batu bara dari tambang PT Bukit Asam di Tanjung Enim (Sumsel) ke Bangka ditentang oleh sejumlah aparat pemerintah daerah. Sebab, hal itu dikhawatirkan menyebabkan pengiriman batu bara tidak lagi melewati pelabuhan Tanjung Api-api yang akan dibangun di Kabupaten Banyuasin.
Pihak Pemerintah Provinsi Sumsel, Pemerintah Kota Palembang, Pemerintah Kabupaten Banyuasin, dan Pemerintah Kabupaten Muara Enim berpendapat, proyek tersebut bisa menyebabkan keempat daerah kehilangan pendapatan.
Rencananya, pembangunan rel KA dan kanal akan dilakukan oleh China Railway Construction Company, PT Trimitra Adiyasa, Global Calibre Australia, Lapi ITB, dan Pro-M. Pembiayaan ditangani investor dalam negeri. Besarnya investasi mencapai 700 juta dollar AS. (BRO/WAD)