Kamis, 10 Mei 2007 01:39
PARINGIN, BPOST - Warga Desa Batu Piring, Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan, menyatakan rasa cemasnya atas rencana pembukaan areal hutan di Kecamatan Halong untuk kepentingan pertambangan. Mereka khawatir aktivitas pertambangan di hulu tersebut membuat banjir semakin parah.
Sebab selain sebagai kawasan resapan air, daerah Halong juga merupakan daerah tinggi tempat Sungai Halong mulai mengalir. Bila kawasan setempat terganggu maka daerah bawah seperti Kecematan Juai dan Paringin akan mengalami kebanjiran.
Apalagi, dua kali banjir dalam kurun April-Mei 2007 ini saja, kawasan Batu Piring dan sebagian Kecamatan Juai menjadi kawasan banjir terparah dalam 20 tahun ini. Itulah sebabnya, warga berharap pemerintah lebih bijak dalam memberikan izin penambangan.
"Kami khawatir akan tambah parah. Karena itu kalau bisa jangan diganggu kawasan resapan itu," ujar Wartawansyah, Ketua RT 1, Desa Batu Piring, Rabu (9/5). Kampung setempat sejak Senin pagi terendam.
Kekhawatiran ini, menurutnya, muncul saat mendengar informasi bakal ada pembukaan lahan di Halong untuk kepentingan perluasan pertambangan. Bahkan kabarnya sudah dilakukan pembebasan sebagian lahan dan penebangan sejumlah pohon.
Sementara, Kepala Kantor Pertambangan Balangan, Fadillah mengakui adanya 70 permohonan kuasa pertambangan (KP) baru dari sejumlah pengusaha pertambangan di antaranya di Halong.
"Tapi belum ada yang diizinkan Pemkab Balangan," ujarnya.
Menurutnya, Pemkab masih melihat aturan hukum dan menyusun aturan mainnya seperti keharusan membuat akses jalan sendiri serta kewajiban membayar iuran reklamasi lahan.
Dijelaskan Fadillah setidaknya ada 35 ribu hektare (ha) lahan eks milik sebuah pertambangan batu bara di kawasan Awayan, Juai dan Halong yang dilirik investor baru. Namun dipastikannya kawasan yang termasuk hutan lindung maupun hutan produksi tetap aman. nda