Minggu, 06 Mei 2007 02:23
BANJARMASIN, BPOST - Di tengah malam buta, Sabtu (5/5) pukul 00.30 Wita, warga Kelurahan Pelambuan Banjarmasin Barat dikejutkan suara berondongan senjata api.
Tembakan senjata api hingga ratusan kali itu terdengar hingga radius ratusan meter selama beberapa meaenit.
Warga yang tengah tertidur pulas malam itu sontak berlarian ke luar rumah. Mereka terkejut menyaksikan ratusan orang menenteng senjata laras panjang dan pistol berlarian di sepanjang Jalan PHM Noor Banjarmasin. Sesekali terdengar bunyi letusan senjata api di arahkan ke udara.
Suasana tampak mencekam. Tak satupun warga berani membuka rumahnya. Warga memilih mengintip kejadian itu dari dalam rumahnya melalui celah-celah dinding, jendela atau lubang pintu. Para pembawa senjata api itu terlihat berteriak-teriak dan memerintahkan warga yang ada di luar rumah untuk segera masuk rumahnya.
Ya, dini hari itu, Poltabes Banjarmasin dibantu aparat Polsekta Banjarmasin Barat, Tengah dan Selatan mengerahkan pasukannya membersihkan preman portal.
Sebelumnya, sekitar pukul 23.30 Wita, razia petugas Polsekta Banjarmasin Barat ke kawasan Pelambuan berjalan normal. Puluhan preman portal berhasil diamankan dari penyisiran itu. Namun begitu polisi balik arah ke Jalan Baroto Ilir, mereka memprovokasi petugas. Puluhan preman portal memukul-mukul tiang listrik.
Merasa diremehkan, polisi membalasnya dengan tembakan ke udara. Sontak saja, mereka langsung berhamburan masuk gang. Polisi terus melakukan tembakan ke udara.
Melalui pengeras suara di mobil, petugas mengingatkan warga agar meninggalkan jalanan. Bagi yang melawan akan ditembak di tempat. Sebanyak 68 warga diamankan, empat di antaranya ditahan. Dari empat orang itu, tiga orang ditahan karena membawa senjata tajam, dan satu orang ditahan karena memalak.
Dalam razia itu, Kabag Ops Poltabes Banjarmasin, Kompol Farid Bachtiar Sik, terjun langsung membackup anak buahnya. Petinggi Poltabes tidak ada yang absen, seperti Kasatreskrim AKP Wiliam Simanjutak, Kasat Samapta AKP Toetoes SW, dan tiga Kapolsek.
Petugas yang diturunkan sekitar 200 orang sebagian besar membawa senjata api. Sebagian berpakaian seragam lengkap, sisanya berbaju preman.
Farid Bachtiar mengatakan, aksi penertiban premanisme itu tidak dilakukan dadakan, tapi melalui persiapan panjang termasuk melalui upaya persuasif selama beberapa waktu. Dari pantauan ternyata mereka masih meminta uang sopir.
"Atas perintah Kapoltabes, kita lakukan tindakan tegas terukur," tukas Farid.
Farid menambahkan, aksi serupa akan terus dilakukan disertai langkah persuasif karena aksi pungli yang dilakukan hasilnya bukan untuk masyarakat.
"Aksi ini dilakukan kelompok tertentu mengatasnamakan masyarakat untuk kepentingan pribadi. Mulai besok (hari ini), kita minta warga yang tidak berkepentingan untuk tidak keluar malam," tandasnya. ais/dua