Senin, 23 April 2007
BANJARMASIN ,- Warga Jalan Jafri Zamzam membuktikan ancamannya, kemarin. Tak hanya melakukan pemblokiran jalan dengan memasang papan pengumuman larangan truk batubara melintas, warga juga melakukan aksi turun ke jalan sambil berorasi. Perlawanan warga tersebut dimulai sekira pukul 14.30 wita yang diikuti sekira 300 orang.
Pantauan wartawan koran ini, sebagian besar warga berjalan kaki, sedangkan warga lainnnya menggunakan sebuah truk, dan 2 unit pikap. Menariknya, aksi kemarin tidak hanya diikuti seluruh Ketua RT sepanjang Jafri Zamzam, tapi juga tokoh masyarakat, anak-anak dan juga ibu rumah tangga. Semula warga berkumpul di dekat Jembatan Sungai Landas (pertigaan Jalan Jafri Zamzam-Jalan PM Noor).
Selanjutnya, warga konvoi melintasi Jalan Jafri Zamzam sepanjang 3 KM menuju Tower PDAM Teluk Dalam, lalu kembali lagi ke lokasi awal dekat Jembatan Sungai Landas. Hingga berita ini diturunkan, pemblokiran ini akan dijadwalkan hingga pagi ini.
“Kami warga Jafri Zamzam meminta Pemerintah Provinsi Kalsel bersikap tegas melarang angkutan batubara melintas di Jalan Jafri Zamzam siang maupun malam dalam keadaan kosong maupun bermuatan,” ujar Sumarlan, Koordinator aksi warga Jafri Zamzam, dalam orasinya kemarin.
Ditegaskan Sumarlan, aktivitas angkutan batubara yang melintas di Jalan Jafri Zamzam jumlahnya mencapai ribuan setiap harinya. Karenanya, sangat menganggu kesehatan dan ketenangan warga yang bermukim di sepanjang Jalan Jafri Zamzam. Tak cuma itu saja, aktivitas truk batubara yang melintas telah menganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat umum pengguna jalan yang melintas di kawasan itu. “Dampak lainnya adalah sebagian badan jalan dan jembatan rusak akibat tingginya intensitas truk yang melintas. Kami menyimpulkan bahwa aktivitas angkutan batubara lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya,” cetus Sumarlan.
Lebih lanjut dalam pernyataan sikapnya warga mengharapkan pimpinan daerah lebih berpihak kepada dan peduli dengan aspirasi masyarakat karena mereka dipilih langsung oleh rakyat. “Sangat aneh apabila pimpinan daerah berdiam diri dan seolah tutup mata dengan kondisi seperti ini. Sehingga jalan salahkan rakyat ketika mereka mensinyalir adanya pemasukan non sektor pajak ke kantong pribadi para penguasa,” sindir Sumarlan.
Sehubungan dengan itu, pria yang juga pengurus Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Banjarmasin ini mendesak Pemprov Kalsel membuat Perda yang secara khusus melarang angkutan batubara melewati jalan umum, baik jalan negara, provinsi, maupun jalan kabupaten dan kota. “Jika truk batubara masih melintas di Jalan Jafri Zamzam terhitung sejak aksi ini dilakukan, maka kami akan melakukan aksi moral di Kantor Gubernur dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi,” janji warga Jafri Zamzam kompak.
Masih pantauan koran ini di lapangan, angkutan batubara mulai masuk Jalan PM Noor sekira pukul 15.30 wita. Biasanya setelah menurunkan muatan di stockpile yang berlokasi di Pasir Mas, truk batubara yang sudah kosong menuju Jalan Jafri Zamzam, lalu belok kanan untuk menuju Jalan Lingkar Selatan. Namun pemandangan berbeda terlihat kemarin, setelah menurunkan muatannya di stockpile, truk yang kosong berbalik arah dan tetap menggunakan Jalan PM Noor. Meski intensitasnya tidak terlalu padat dibandingkan hari biasanya, namun kondisi itu tetap saja membuat Jalan PM Noor padat akibat truk batubara yang berselisihan.(sga)