Friday, May 04, 2007

Nilai Tambah Pertambangan Minim

Kamis, 26 April 2007 01:38

Pelaihari, BPost
Intensnya eksploitasi tambang (batu bara dan bijih besi) di Tanah Laut ternyata belum memberikan manfaat signifikan terhadap perekonomian daerah. Angka nilai tambahnya masih satu digit.

Merujuk data Badan Pusat Statistik Tala tahun 2005, nilai tambah sektor pertambangan dan penggalian hanya 5,30 persen dari sembilan sektor yang ada. Sektor lainnya; pertanian, industri pengolahan, listrik dan air bersih, bangunan, perdagangan dan restoran/hotel, pengangkutan dan komunikasi, keuangan dan persewaan/jasa perusahaan, jasa-jasa.

Penyumbang nilai tambah terbesar masih tetap dipegang sektor pertanian yakni 31,86 persen. Disusul sektor perdagangan, restoran dan hotel 25,95 persen, dan industri pengolahan 18,86 persen. Sektor lainnya angka nilai tambahnya juga hanya satu digit.

Kepala BPS Tala Akhmad Rusihanoor, mengatakan, data tahun 2006 saat ini sedang dalam proses pencetakan. Kendati ada perubahan angka (naik-turun) pada tiap sektor, tapi nilainya tidak terlalu besar.

"Masih tetap sektor pertanian yang menyumbangkan andil paling besar dalam penciptaan nilai tambah," jelas Kepala Badan Pusat Statistik Tala Akhmad Rusihanoor, Selasa (24/4).

Nilai tambah merupakan potret kemanfaatan secara riil yang dinikmati masyarakat sekaligus mencerminkan kondisi kehidupan sehari-hari. Angka nilai tambah didapat dari hasil pengalian antara produksi dan harga dikurangi ongkos produksi.

Kendati sektor pertanian memberikan nilai tambah terbesar, namun faktualnya belum bisa mengangkat taraf hidup masyarakat (petani) secara signifikan. Ini karena jumlah petani cukup banyak yakni 60 persen tahun 2005 dari total penduduk 249.422 jiwa. roy