Monday, May 28, 2007

Aspek Lain Batu Bara

Tuesday, 22 May 2007 01:17

Oleh: Ismed Setia Bakti
Pegawai BID Kalsel

Ketika semua orang terfokus pada masalah negatif yang ditimbulkan oleh penambangan batu bara di daerah ini, hampir tertutup bagi kita untuk melihat sisi positif yang sebenarnya terkandung dari aktivitas itu dan tidak dapat diambaikan begitu saja.

Memang jika kita melihatnya hanya dalam satu sisi, persoalan batu bara ini akan sangat sederhana. Macet, debu, risiko kecelakaan lalu lintas, solusinya cukup hanya dengan melarang truk angkutan batu bara ini melintas dijalan umum atau jalan negara, selesailah persoalan dan pemerintah daerah dinyatakan berpihak kepada masyarakat.

Tuntutan tersebut benar dan setiap orang pasti menginginkannya tidak hanya masyarakat umum, terlebih lagi pemerintah daerah. Karena kemacetan yang ditimbulkannya sangat mengganggu kenyamanan berlalu lintas, debu mengancam kesehatan, risiko kecelakaan lalu lintas membuat kita bergidik.

Namun jika truk angkutang batu bara itu dilarang melintas di jalan negara, sama dengan kata lain aktivitas batu bara dihentikan sampai memiliki jalan sendiri. Solusi ini juga memiliki dampak yang luar biasa, khususnya bagi pekerja yang menggantungkan hidupnya dalam rangkaian aktivitas pertambangan batu bara ini. Ribuan jiwa kehilangan mata pencaharian. Sopir truk batu bara juga manusia, yang perlu makan dan menghidupi keluarganya.

Dapat dibayangkan, orang yang memiliki penghasilan tetap saja tidak sedikit yang mengeluh atas kesulitan kebutuhan hidup. Bagaimana jika orang yang sudah berkeluarga kehilangan mata pencahariannya, walaupun mungkin hanya untuk sementara waktu. Sementara itu pula, kebutuhan hidup tidak pernah mau berhenti mengikuti berhentinya gaji atau upah yang biasa diterima ketika masih bekerja dalam rangkaian aktivitas tambang batu bara.

Kondisi ini tentu memiliki impilikasi yang sangat berat dalam kehidupan keluarga. Inilah sisi lain dari persoalan batu bara yang terabaikan. Lebih terarah kepada pengusaha batu bara, padahal populasi mereka sangat kecil jika dibandingkan dengan tenaga kerja yang menggantungkan hidupnya di usaha pertambangan ini.

Oleh karena itu, solusi terbaik adalah bagaimana dapat mengakomodasi semuanya. Sementara jalan tambang dibangun, diperlukan pengaturan. Tujuannya, mendeplesi efek negatif khususnya bagi aktivitas angkutan batu bara ini agar tidak menimbulkan kemacetan, tidak memproduksi debu dan risiko kecelakaan di jalan raya. Di samping pengaturan tonase agar tidak overlude yang berdampak pada percepatan kerusakan jalan dan tingginya cost pemeliharaan jalan.

Sopir truk batu bara dan pekerja lainnya adalah bagian dari masyarakat kita, yang protes juga masyarakat. Kebijakan yang diambil selama ini, ada unsur keberpihakan dan sudah memenuhi kaidah win-win solution. Ini yang terbaik. Seorang pemimpin dalam menghadapi setiap persoalan, tidak akan meletakkan kakinya pada satu sisi. Ia akan berdiri di semua sisi.