Selasa, 03 April 2007
Jakarta, Kompas - PT Bumi Resources Tbk, dengan kode saham BUMI, akan memanfaatkan sinergi dengan Grup Tata untuk ekspansi di luar batu bara. BUMI yang merupakan produsen batu bara terbesar di Indonesia itu berencana untuk mengembangkan jenis usaha mineral lainnya, seperti besi, tembaga, dan emas.
Manajemen Bumi Resources mengemukakan hal tersebut dalam penjelasan resmi soal penjualan saham Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin Indonesia kepada perusahaan konglomerat di India, Tata Power Company, Senin (2/4) di Jakarta.
Direktur Bumi Resources Kenneth Farrel mengatakan, BUMI yang bisnis intinya berbasis pada produksi sumber daya mineral akan memenuhi kebutuhan berbagai perusahaan yang tergabung dalam Grup Tata.
"Jika dilihat portofolionya, Tata memiliki banyak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Tata memiliki perusahaan yang memproduksi besi baja, tentu BUMI bisa memanfaatkan peluang itu untuk memasok kebutuhan bahan bakunya. Mereka juga memiliki perusahaan pembangkit listrik yang membutuhkan batu bara sebagai sumber energi," ujar Kenneth.
Sebagai bagian dari kesepakatan penjualan saham mereka di KPC dan Arutmin, BUMI sudah mengikat kontrak pengiriman batu bara kalori sebanyak 10 juta ton untuk menyuplai pembangkit milik Tata.
Ada kekhawatiran
Pengembangan eksploitasi mineral tidak hanya di dalam negeri. Kenneth mengatakan, BUMI juga akan menjajaki kerja sama dengan perusahaan di Grup Tata untuk mengakuisisi tambang di luar negeri.
"India dan China juga sudah mengakuisisi perusahaan tambang di Australia. Kelebihan Indonesia adalah cadangan batu bara yang dimiliki lebih banyak dan posisi untuk pengiriman juga lebih mudah," kata Kenneth.
Komisaris BUMI Resources Nalinkant A Rathod mengatakan, perusahaan sudah menyiapkan dua rencana ekspansi tambang di dalam negeri.
Pertama, meningkatkan produksi batu bara sebesar 50 persen dalam tiga tahun. "Produksi batu bara BUMI tahun 2007 ditargetkan 60 juta ton. Kami menargetkan produksi bisa naik menjadi 90 juta ton pada tahun 2010," tambah Nalinkant.
Tahun lalu total produksi batu bara dari KPC dan Arutmin mencapai 53,5 juta ton. Untuk menaikkan produksi sampai ke angka 90 juta ton tersebut, dibutuhkan dana 200 juta-300 juta dollar AS. Jumlah cadangan batu bara yang dimiliki kedua perusahaan mencapai 7 miliar ton.
Kedua, dengan melakukan eksploitasi tambang tembaga dan emas di Sulawesi Tengah dan Gorontalo. Konstruksi untuk pabrik pengolahan kedua jenis mineral tersebut diharapkan bisa dilakukan tahun 2008 dan selesai tahun 2010. Investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan proyek diperkirakan antara 400 juta dollar AS sampai 1 miliar dollar AS. (DOT)