Friday, April 20, 2007

Tambang Bijih Besi Cemari Sungai

Selasa, 17 April 2007 00:08

Pelaihari, BPost
Sejumlah lokasi penambangan bijih besi di Tanah Laut (Tala) dikabarkan terus menimbulkan dampak lingkungan. Pembuangan kupasan tanah lapisan atas (OB) dilakukan secara serampangan hingga mencemari sungai di sekitarnya.

Sumber BPost menuturkan fakta negatif tersebut setidaknya terjadi di Sungai Tabonio, sekitar Desa Sei Bakar Kecamatan Pelaihari. OB tambang bijih besi banyak meluber ke badan sungai sehingga menyebabkan menurunnya kualitas air; keruh dan berwarna kecoklatan.

Keadaan itu berpotensi merugikan PDAM Pelaihari yang menempatkan Sungai Tabonio sebagai sumber bahan baku utama produksi air bersih.

Seperti acapkali diutarakan manajemen PDAM Pelaihari, kualitas air Sungai Tabonio selalu menurun drastis di musim kemarau akibat aktivitas tambang. Beberapa tahun terakhir, kekeruhan kian parah akibat adanya tambang bijih besi, selain tambang (pendulangan) emas rakyat yang lebih dulu beroperasi.

Kebutuhan bahan baku penjernih air, tawas, meningkat tajam. Jika pada kondisi normal hanya 50 kilogram per hari, pada musim kemarau tahun lalu membengkak menjadi 250 kilogram.

Meminimalisasi risiko buruk itu, seperti diutarakan Plt Dirut PDAM Pelaihari H Dwi Wahatno Bagio, beberapa waktu lalu, tahun ini pihaknya mengusulkan pelanjutan pengerukan Sungai Tabonio. Langkah ini setidaknya diharapkan dapat mengurangi aktivitas pendulangan emas, karena jika sungai dalam mereka akan kesulitan mendulang.

Dikonfirmasi sesaat sebelum rapat di lantai II Kantor Bupati Tala, Jumat (13/4), Plt Dirut PD Baratala Tuntung Pandang Agung Prasetia H mengakui aktivitas tambang bijih besi yang dilakukan mitra kerjanya masih sering menimbulkan dampak lingkungan.

"Saya dengar sampai sekarang tambang yang beroperasi di sekitar Sei Bakar masih mencemari Sungai Tabonio. Ini sedang ditangani oleh Divisi Operasional," kata Agung.

Diakuinya sebagian besar mitra kerja Baratala, pemegang SPK (surat perintah kerja), belum memiliki tenaga teknik tambang. "Saya sudah meminta mereka agar merekrut tenaga teknik tambang. Namun, sepertinya mereka kurang direspon. Inilah salah satu pekerjaan rumah yang sekarang sedang kami benahi," tandas Agung.

Ditegaskannya keberadaan tenaga teknik tambang mutlak bagi perusahaan penambang.

Pasalnya, tenaga teknis mengetahui tata cara dan pola penambangan yang baik, termasuk dalam hal penanganan limbah. roy

Copyright � 2003 Banjarmasin Post