Rabu, 28 Maret 2007 01:42
Kotabaru, BPost
Bibit padi yang baru ditanam di Desa Sukadana, Kecamatan Pamukan Selatan, Kotabaru mati. Warga menduga lahan persawahan mereka tercemar limbah batu bara dan kelapa sawit.
Di desa itu terdapat satu pertambangan batu bara dan satu perusahaan kelapa sawit.
Sejak kedua perusahaan itu beroperasi lumpur langsung menggenangi areal persawahan.
Sito Adi, warga desa itu, mengatakan, sedikitnya, 4,5 hektare sawah tercemar ditandai dengan matinya jenis ikan di sawah seperti otek, papuyu, benter dan nila.
Adapun tanaman yang mati di lahan itu seperti kacang tanah, padi dan jagung. "Selama menggarap sawah belum pernah mengalami kerusakan seperti ini," kata Adi.
Dinas Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (LHPM) Kotabaru mengambil contoh air dan lumpur di lokasi pencemaran (23/3).
Tim dipimpin Gt Rahmad dari Dinas LHPM Kotabaru didampingi Comomunity Development PT AI bersama Camat Pamukan Selatan Fahrurzi. P
Sampel air antara lain diambil di Sungai Sekandis yang memisahkan Desa Sekandis dengan Desa Sukadana, Sungai Jenakit dan di persawahan RT 12 Desa Sukadana dan Sei Jenakit.
Gt Rahmad mengaku belum bisa menyimpulkan apakah areal persawahan itu tercemar limbah pertambangan batu bara atau sawit karena masih menunggu hasil penelitian dari Balai Riset Teknologi dan Industri Banjarbaru.
Hasil penelitian bisa diketahui paling lambat 15 hari setelah pengambilan sampel.
Apabila mengacu pada fakta di lapangan kata Gt Rachmad kondisi air Sei Jenakit yang mengalir ke Sei Sekandis ke arah hilir warna airnya seperti susu. Hal itu, bisa disebabkan beberapa faktor yaitu tingginya curah hujan sehingga permukaan tanah turun ditambah sejumlah ruas jalan rusak karena kegiatan tambang dan perkebunan. dhs