Kamis, 22 Maret 2007
Radar banjarmasin
MARTAPURA ,- Keinginan pihak perintahan untuk mengurangi tonase angkutan batu bara mendapat perlawan dari Forum Pengusaha Pertambangan Batubara (FP2B) Banjar. Menurut Ketua FP2B Banjar Badrul Ain Sanusi Al Afif, selama ini muatan batubara yang diangkut armada sudah sesuai ketentuan. Oleh karena itu pihaknya sangat keberatan jika tonasenya dikurangi.
”Bukan niat kami untuk menentang keinginan pemerintah, karena memang kami memanfaatkan fasilitas negara. Tetapi selama ini tonase angkutan kami sudah sesuai dengan peraturan yang dibuat pemerintah,” ujarnya.
Menyangkut masalah semakin kritisnya kondisi jembatan Martapura I dan II, FP2B ternyata sudah melakukan koordinasi dengan seluruh anggotanya.
”Sejak kondisi jembatan itu dinyatakan kritis, kami bukannya diam. Sudah beberapa kali melaksanakan koordinasi untuk mencari solusi. Tentu saja solusi yang sama-sama menguntungkan, baik bagi pengussaha maupun bagi pemerintah,” ujarnya.
Solusi tersebut, papar Ibad --demikian pria yang juga kader salah satu partai ini akrab disapa, Red-- pihaknya berencana membangun traffic light khusus untuk angkutan batubara. Lokasinya dibangun di kawasan Jembatan Martapura I dan II.
”Biayanya kami yang mengatasinya, dengan jalan urunan. Secara lisan hal ini sudah kami sosialisasikan kepada pihak-pihak yang terkait. Memang secara resmi ide ini belum kami sampaikan kepada pemerintah,” ungkapnya.
Di bagian lain Ibad, mengaku setuju dengan ide yang dilontarkan F-PPP.
”Secara umum apa yang menjadi keinginan F-PPP itu tidak masalah bagi kami. Karena memang tonase angkutan armada kami sudah sesuai dengan klasifikasi daya angkutan armada,” jelasnya.
Namun demikian, Ibad agak meragukan keseriusan pemerintah. Terutama dalam hal pelaksanaan pengawasan di lapangan.
”Apalagi di wilayah Kabupaten Banjar sampai saat ini belum ada satu pun fasilitas timbangan. Sementara persoalan yang kita hadapi ini sudah ada di hadapan mata,” ujarnya.
Seperti diberitakan, demi menjaga kondisi jembatan Martapura I dan II yang kian hari semakin kritis, Gubernur Kalsel Rudy Ariffin menginstruksikan tonase angkutan batubara bakal dikurangi. Jika selama ini tonase mencapai 8 hingga 11 kubik, ke depan akan dibatasi hanya 6 atau 5 ton per armada yang melintasi jembatan Martapura I dan II.
Namun belakangan, para pengusaha tetap pada pendiriannya. Indikasinya sampai saat ini tonase sebagian angkutan batubara yang melintasi kedua jembatan tersebut tetap melebihi tinggi bak.(yan)