Kamis, 25 Januari 2007
PELAIHARI – Hujan yang mengguyur deras kota Pelaihari sejak pukul 03.00 dinihari Rabu (24/1) kemarin, langsung mengakibatkan banjir dan merendam ratusan rumah di kawasan pemukiman daerah rendah. Seperti Jl Pintu Air, Parit Mas, Jl Kemakmuran dan Jl Datu Daim yang berada di sekitar aliran Sungai Kandangan.
Air juga tampak meluap di sekitar Jl Telaga Budi Kelurahan Angsau, sehingga mengganggu proses belajar mengajar di SDN Angsau 2, karena halaman sekolah digenangi banjir. Hal serupa juga terjadi di SDN Angsau 1 Jl Kemakmuran, sekira pukul 12.00 wita, sekolah sudah tampak sepi dan terlihat halaman yang digenangi banjir setinggi lutut orang dewasa.
Masih di Jl Kemakmuran, sebuah gereja dan stasiun radio Gematara Batakan yang letaknya berseberangan ikut terendam, air bahkan merendam jalanan sepanjang 100 meter disini.
“Ini karena aliran sungai makin sempit dan dangkal, harusnya pemerintah mengeruk waktu musim kemarau tadi,” ujar Amang Adul, pimpinan Radio Gematara kepada Radar Banjarmasin.
Beralih ke RT 24 Jl Pintu Air, kondisi disini lebih parah, diperkirakan hampir ratusan rumah penduduk yang terendam air berwarna kecoklatan. Banjir tidak hanya membuat warga kerepotan menyelamatkan barang mereka, tapi juga menghentikan kegiatan ekonomi, apalagi sebagian besar penduduk di daerah ini adalah pedagang di Pasar Tapandang Pelaihari.
“Saya hari ini tidak jualan, jaga rumah kalau air semakin naik,” ujar Slamet.
Demikian juga dengan H Ardian yang tinggal di Jl Pintu Air seberang, pagi-pagi ia sempat ke pasar dan membuka toko, namun mendengar air mulai naik sekira pukul 09.00 pagi, ia memutuskan untuk pulang ke rumah.
“Sekarang sudah setinggi lutut dalam rumah,” ujarnya.
Banjir kemarin juga membuat sibuk karyawan PT PLN Ranting Pelaihari, pasalnya gudang penyimpanan barang sudah dikepung air. Meskipun belum masuk ke dalam ruangan.
“Mudah-mudahan air tidak semakin tinggi, kalau semakin tinggi dan masuk ke dalam ruangan, karena bisa mengganggu aliran listrik dan terpaksa harus dipadamkan,” ujar Pimpinan Ranting PLN Muridjan.
Terjadinya kembali banjir akibat meluapnya Sungai Kandangan, membuat warga Jl Pintu Air kembali mempertanyakan komitmen pemerintah, untuk mengatasi banjir yang sudah beberapa tahun terakhir, rutin terjadi di musim hujan.
“Ini pang sudah akibatnya, gunung-gunung ditambangi, banjir, siapa yang mau bertanggungjawab,” ujar seorang warga yang tidak menyebut namanya.
Ketika Radar Banjarmasin berusaha mencari keterangan dari pihak Pemkab Tala mengenai banjir ini, khususnya dari Kantor Lingkungan Hidup yang baru terbentuk akhir tahun lalu, ternyata tidak ada satupun pejabat yang berani memberikan keterangan. Alasannya karena Kepala Kantor Ir Zulkifli Chalid sedang tidak berada di tempat. (bin)
Telaga Daim Negatif Flu Burung --- OPEN
PELAIHARI – Masih ingat kasus kematian 5 ekor ayam secara mendadak dan kemudian dibakar oleh pemiliknya, di Jl Telaga Daim RT 10 pekan kemarin. Dimana kejadian ini sempat memunculkan rumor berjangkitnya flu burung di Pelaihari, apalagi kemudian seorang warga setempat jatuh sakit dan dilarikan ke RSUD Ulin Banjarmasin.
Mengenai kematian 5 ekor ayam tersebut, Kasi Pelayanan Kesehatan Hewan dan Obat-Obatan Dinas Peternakan Edy Kumoro menyatakan, pihaknya dapat memastikan bahwa kejadian tersebut bukan diakibatkan karena avian influenza yang disebabkan oleh virus H5N1.
Pasalnya berdasarkan hasil uji laboratoruim Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner di Banjarbaru, terhadap sampel serum dan feaces ayam-ayam yang masih hidup, dinyatakan tidak mengandung penyakit apapun.
“Artinya ayam-ayam tersebut bebas flu burung dan kematian 5 ekor ayam kemarin juga bukan karena flu burung,” ujar Edy.
Mengingat flu burung diketahui sangat cepat penularannya diantara unggas dan bisa menyebabkan kematian dalam jumlah besar pada waktu yang singkat.
Untuk sekadar mengingatkan, Selasa (16/1) lalu Dinas Kesehatan Tala sempat disibukkan dengan adanya laporan seorang warga Pelaihari yang dilarikan ke RSUD Ulin Banjarmasin, karena diduga terkena flu burung. Pasalnya bersamaan dengan jatuh sakitnya warga berinisial MA tersebut, sekitar 5 ekor ayam tetangganya mati secara mendadak dan oleh pemiliknya langsung dibakar.
Meskipun sehari kemudian, Kadis Kesehatan Dr H Gt Rifaniansyah langsung meluruskan informasi tersebut dan menyatakan bahwa jatuh sakitnya MA, sama sekali tidak terkait dengan kematian ayam tetangganya. Dan sehari setelah dirawat, kondisi kesehatan MA sudah pulih kembali.
Terkait kematian ayam, Dinas Peternakan Kabupaten Tanah Laut, Rabu (17/1) melakukan investigasi ke lapangan. Karena bangkai ayam yang mati sudah tidak ada lagi, karena telah dibakar dan dikubur sekitar tiga hari sebelumnya. Maka petugas mengambil serum dari darah dan feaces ayam lain yang masih hidup.
Kemudian sampel serum dan feaces tersebut dikirim ke Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner di Banjarbaru hari itu juga, adapun hasilnya sebagaimana ditulis pada bagian awal berita ini. (bin)
Teks>>>FOTO BERSAMA – Dari Kiri, Ustadz Bahrus Salam, Hendri Hidayatullah dan ayahnya, Abdul Hannan.
Lebih Mengenal Dai Cilik Hendri Hidayatullah (2-Habis)
Hafal Teks Ceramah Dalam Waktu Dua Hari
Berceramah dihadapan ribuan jamaah, termasuk di antaranya para pejabat daerah, alim ulama dan dai cilik Nadia Mahfuzah yang sudah lebih berpengalaman. Ternyata membuat Hendri Hidayatullah tampil tanpa beban, tidak merasa gugup sedikitpun.
Dari sisi usia, Hendri memang masih sangat muda, putra pertama pasangan Abdul Hannan dan Mufidah ini lahir tanggal 11 Maret delapan tahun yang lalu. Sekarang ia duduk di kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ponpes Miftahul Ulum desa Sumber Jaya Kintap, sekitar 80 kilometer dari Kota Pelaihari.
Kemampuan Hendri menyampaikan ceramah di depan umum pun baru terlihat pada Oktober 2006 lalu, ketika di pesantrennya ada lomba antar santri. Atas kemauannya sendiri ia memilik ikut lomba ceramah dan ternyata menjadi peserta paling muda. Hebatnya lagi ia malah keluar sebagai juara.
Melihat bakat ini, Ustadz Bahrus Salam yang ditunjuk untuk menjadi pembinanya terus mengasah kemampuan Hendri dan terbukti, ia mampu tampil optimal pada Tablik Akbar di Gedung Islamic Centre awal pekan tadi.
Apakah Hendri merasa gugup tampil di depan ribuan jamaah? “Nggak, kalau waktu lomba dulu ia, setelah itu ndak pernah lagi,” ujarnya Hendri yang mengaku punya adik laki-laki Wahyu Kurniawan, 2,5 tahun.
Mengenai materi ceramah, Bahrus Salam memberikan bocoran. Menjelang tampil, Hendri dibuatkan teks ceramah untuk dihafalkan. Untuk menghafal teks sebanyak satu halaman kertas folio tersebut, biasanya ia hanya perlu waktu dua hari.
“Dua hari Hendri biasanya sudah hafal, lalu saya minta untuk menyampaikan,” terang Bahrus.
Baru setelah itu, Hendri diberi arahan mengenai intonasi, mimik dan gaya tubuh yang bisa ia gunakan untuk memperkuat penampilannya.
Sementara itu, melihat bakat dai cilik asal Kintap ini, Bupati Tala Drs H Adriansyah berminat untuk meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti kompetisi di tingkat yang lebih tinggi.
“Kalau memang ingin ikut pildacil, pemkab siap mendukung,” ujar Aad.
Karena dengan adanya dai cilik seperti Hendri, Aad berharap bisa memberikan citra positif bagi daerah dan menjadi idola bagi anak-anak lain untuk berprestasi layaknya Hendri. (bin)