Kamis, 01 Maret 2007
Jakarta, Kompas - Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral mengusulkan kepada Menteri Keuangan agar perusahaan pertambangan batu bara yang memproduksi batu bara kalori rendah untuk konsumsi domestik, bisa mendapatkan insentif keringanan pajak dan royalti.
Insentif tersebut diharapkan bisa mendorong pengembangan batu bara kalori rendah. Dirjen Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Simon Sembiring, mengemukakan, usulan pemberian insentif itu telah disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral kepada Menkeu.
"Perusahaan yang mengembangkan batu bara kalori rendah untuk keperluan dalam negeri hanya akan dikenakan potongan dana hasil produksi batu bara (DHPB) sebesar 6-7 persen dari kewajiban biasa 13,5 persen," kata Simon di sela-sela acara kilas balik pertambangan Indonesia 2006 yang diselenggarakan PricewaterhouseCoopers di Jakarta, Rabu (28/2).
Peraturan presiden
Aturan insentif itu, jelas Simon, kemungkinan akan dikeluarkan dalam bentuk peraturan presiden. Keringanan serupa juga akan diberikan kepada aktivitas tambang di bawah tanah yang butuh investasi lebih besar dibandingkan tambang terbuka.
Sumber daya batu bara Indonesia mencapai 61 miliar ton dengan cadangan batu bara yang bisa ditambang mencapai 7 miliar ton, sedangkan cadangan terukur sebanyak 12 miliar ton. Target produksi batu bara tahun ini 175,5 juta ton.
Ketua Asosiasi Perusahaan Batu Bara Indonesia (APBI) Jeffrey Mulyono mengatakan, insentif tersebut antara lain diberikan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan batu bara untuk proyek pembangkit.
Kebutuhan batu bara di dalam negeri akan meningkat setelah tahun 2009 sejalan dengan peningkatan kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Pada tahun 2009-2010, PLTU yang ada saat ini diperkirakan membutuhkan batu bara 30 juta ton. Selain itu, PLTU yang termasuk proyek percepatan kelistrikan memerlukan batu bara kalori rendah 59 juta ton.
Sejumlah perusahaan yang sudah mengembangkan batu bara kalori rendah antara lain adalah Arutmin (Eco Coal), Adaro (Wara Coal), Kideco Jaya Agung (Subang Coal), Garda Tujuh Buana (Bunyu Coal), Truba Alam. (DOT)