Monday, April 16, 2007

Baramarta Akan Cek Peledakan

Senin, 16 April 2007 01:02

Martapura, BPost
Menyusul keluhan warga Desa Sungai Pinang akibat kerasnya blasting (peledakan) untuk mengupas lapisan atas batu bara, Perusahaan Daerah (PD) Baramarta berjanji akan melakukan pengecekan ke lapangan.

"Saya belum berani komentar.Kami akan mengecek ke lapangan apa benar ada keretakan dinding masjid di sana," ujar Dirut PD Baramarta, HG Chairiansyah kepada BPost, Sabtu (14/4).

Menurutnya, sulit mengakui kalau peledakan yang dilakukan perusahaan sub kontraktor mereka, PT Madani bisa membahayakan fasilitas umum di desa dekat tambang. Pasalnya, peledakan itu telah diatur sedemikian rupa.

"Semua telah diukur dengan baik, apalagi jaraknya lebih dari 800 meter, sehingga sangat jauh untuk bisa meretakkan gedung beton," imbuhnya.

Pihak Baramarta sendiri, beberapa waktu lalu pernah mengklaim bahwa batas ledakan masih di bawah batas maksimal, sehingga tergolong aman.

Staf ahli peledakan Effendi dan Yanwar, dari sub Baramarta beberapa waktu lalu mengatakan, proses blasting mulai pembuatan lubang, memasukkan bahan peledak, penutupan lubang, jarak antarlubang, waktu peledakan serta radius dengan permukiman terdekat sudah diperhitungkan secara matang.

"Kita memiliki alat pengukur blastmate III agar dapat mengukur getaran dan suara yang aman bagi penduduk sekitar. Biasanya, maksimal getaran kejut untuk tipe bangunan penduduk adalah 2 PVS (mm/dt). Untuk bunyi maksimal 128 SPL (dB)," ujarnya.

Anggota DPRD Banjar yang juga warga Sungai Pinang, Syarkawi mengatakan, Bapedalda selama ini hanya bisa menunggu tanpa bisa mengantisipasi setiap kejadian.

Lama tak terdengar keluhan warga Desa Sungai Pinang, setelah kegiatan blasting di areal pertambangan milik pemegang PKP2B PD Baramarta meretakkan dinding madrasah dan masjid di desa setempat, warga kembali mengeluhkan hal serupa.

Aktivitas blasting di areal tambang milik PD Baramarta yang dilaksanakan PT Madani di Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Pinang Banjar kembali dikeluhkan masyarakat setempat.

Dari informasi, Kamis (12/4), peledakan yang dirasakan cukup kuat oleh warga setempat akhir Maret dan awal April. Blasting itu mengakibatkan kerusakan dinding Masjid Sabilal Muhtadin Sungai Pinang. Warga menuding, kurangnya pengawasan, sehingga peledakan dinilai kurang terkontrol. adi

Copyright � 2003 Banjarmasin Post