Senin, 16 April 2007 01:34
* Pengaturan angkutan batu bara dikeluhkan sopir
Banjarbaru, BPost
Sejak Kamis (12/4), ujicoba pengaturan angkutan batu bara Kalsel yang melintas di Banjarbaru mulai diberlakukan. Poin penting yang harus dipatuhi armada emas hitam ini, selain batasan beban (tonase) hanya 6,6 ton, juga waktu operasional.
Sistem buka tutup jalan diterapkan. Armada tak boleh seenaknya melintasi jalan negara selama 24 jam penuh. Pengiriman dari sumbernya di Kabupaten Tapin dan Banjar baru dibuka pukul 12.00 Wita.
Pun dengan penumpukan batu bara di Banjarmasin dibuka pukul 15.00 Wita. Otomatis, jalur menuju Pelabuhan Trisakti, tepatnya di Jalan Trikora Banjarbaru harus menyesuaikan. Armada tak boleh melintas sebelum pukul 14.00 Wita.
Efektifkah aturan baru ini? Akhir pekan lalu, BPost sempat merekam jalannya uji coba peraturan yang digodok jajaran Ditlantas Polda Kalsel bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kalsel itu. Sabtu (14/4) siang, sekitar pukul 13.00 Wita, pengemudi harus rela berpanas-panas ria menunggu tiba waktu jalan dibuka petugas.
Ratusan truk batu bara berderet membentuk antrean panjang. Lebih dari tiga kilometer truk-truk tersebut terlihat mulai jalur simpang Pembatuan Dalam Jalan Trikora sampai simpang tiga Jalan A Yani Kilometer 28. Mereka baru bisa menginjak pedal gas setelah pukul 14.00 Wita untuk melanjutkan perjalanan ke Banjarmasin melalui Jalan Lingkar Selatan.
Sejumlah pengemudi umumnya merasa peraturan ini memberatkan, karena waktunya lebih lama. Yani misalkan, pengemudi yang mengisi batu bara dari stockpile Sungkai mengaku antri sejak dari Jalan A.Yani kilometer 71 Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar. Dia juga harus antri di Trikora menunggu waktu buka jalan.
"Ya, kalau dibilang rugi kami lebih memilih yang 24 jam, biar batasannya 6,6 ton. Lebih banyak menganggur. Coba kalau 24 jam. Kami Insya Allah mengikuti aturan saja," keluhnya.
Tidak hanya itu, para pengemudi ini juga harus merelakan upah atas jasa mereka berkurang. Adanya peraturan ini, mereka hanya mendapatkan Rp15.000 per ritnya. Sementara biasanya, mereka biasa membawa pulang Rp30.000. niz
Copyright � 2003 Banjarmasin Post