enin, 8 Januari 2007 Radar Banjarmasin
TANJUNG – Peledakan atau lebih dikenal dengan istilah blasting yang biasa digunakan di perusahaan tambang batubara, kemarin (7/1) siang sekitar pukul 12.30 Wita di lokasi PT Pama Persada Nusantara (Pama) menelan korban dua tewas dan satu mengalami luka-luka. Ketiga korban yang tercatat sebagai karyawan PT Batu Timur itu selanjutnya dievakuasi ke RS Pertamina Murung Pudak, Tabalong.
Informasi yang dihimpun Radar Banjarmasin, seperti biasa siang itu ketiga korban yaitu Fitriadi (36) warga Komplek SKB Paringin Balangan, Sahrian (40) alias Inying alias Guru warga Desa Layap Paringin Balangan dan Junaidin (35) warga Desa Kapar Murung Pudak Tabalong, melakukan tugasnya melakukan blasting (peledakan). Setelah semua perlengkapan siap, termasuk sasaran batubara yang diledakkan, diduga ketiga karyawan PT Batu Timur sudah mengamankan diri masuk ke dalam bungker perlindungan untuk menghindari ledakan. PT Batu Timur sendiri merupakan labor supply (penyedia tenaga kerja) PT Pama, PT Pama adalah job site PT Adaro Indonesia.
Namun, saking kuatnya ledakan dan kerasnya hempasan bongkahan batubara yang menimpa bungker yang mampu memuat sekitar enam orang ini, seketika pecah karena tak mampu menahan beban berat batubara. Celaka, diduga bongkahan batubara itu menimpa dan menindih tubuh mereka.
Junaidin hanya mengalami luka-luka tetapi tetap menjalani pengobatan dan perawatan intensif di RS Pertamina, sedang Fitriadi dan Sahrian bernasib malang karena nyawa mereka melayang.
Pihak PT Pama yang dikonfirmasi menyatakan bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang menimpa ketiga karyawannya. Selain itu, manajemen PT Batu Timur juga akan memberikan santunan terhadap korban.
Kabag Humas PT Pama, Mulyana yang ditemui tidak menampik kalau kejadian itu dikategorikan kecelakaan kerja setelah pelaksanaan blasting. Namun, baik PT Batu Timur dan PT Pama belum bisa memberikan keterangan mengenai sebab musabab atau faktor lainnya hingga terjadi kecelakaan kerja. Kelalaian kerja ataukah penggunaan bahan peledak yang berlebihan. “Kami belum bisa memberikan keterangan sekarang karena masih mengumpulkan data dan bukti. Nanti akan melakukan jumpa pers untuk keterangan lebih jelas,” terang Mulyana.
Sementara itu, hingga kemarin sore pukul 16.00 Wita, jenazah Fitriadi dan Sahrian masih berada di ruang jenazah RS Pertamina. Kedua korban dimandikan dan selanjutnya dibawa pulang oleh pihak keluarga. Tiga mobil ambulans milik PT Pama telah siap di tempat untuk mengiringi dan mengantarkan kedua jenazah ke rumah duka.
Tiga mobil ambulans warna putih terdiri Ford Ranger berkodekan SHE 006 dengan nomor plat B 8004 ZJ, Ford Ranger SHE 008 B 1792 VJ, Kia SHE 007 DA 7838 F.
Lalu, bagaimana dengan Junaidin? Korban kemarin terlihat masih dirawat inap di ruang emergency RS Pertamina dan belum bisa dimintakan keterangan ihwal kejadian. Tampak pihak perusahaan beserta rekan korban dan keluarganya berada di sekitar ketiga korban dan memenuhi sudut-sudut RS Pertamina. (day)